Monday, April 27, 2020

Untaian lara buat Yuni (2)

Yuni sukses dengan gemilang. Karena benarlah dia berhasil melakukan akuisisi. Diapun melakukan rasionalisasi perusahaan. Ada karyawan yang di berhentikan dan ada pula yang yang di geser posisinya. Tapi bagaimanapun Yuni berhaasil melakukan restruktur perusahaan sesuai dengan business model yang dia inginkan tanpa ada gejolak apapun. Selanjutnya dia di sibukan dengan membangun platform business agar sesuai dengan rencana bisnis yang ada. Karena kesibukan itu, dia jarang bertemu dengan Jaka. Komunikasi hanya lewat email. Jaka selalu menjawab emailnya dan memberikan arahan dengan tepat. Sudah 8 kali week end dia tidak bertemu dengan Yuli di Singapore namun dia berusaha telp setiap akhir pekan walau dia sedang di Afrika atau di Amerika latin atau di China. Bagaimanapun dia selalu merindukan putrinya disaat sepinya jauh ribuan mill dari putrinya. Dalam 3 bulan dia berhasil sempurna menempatkan perusahaan sesuai dengan rencana awal. Selanjutnya perusahaan di kelola oleh professional. Dia akan kembali ke Holding di Jakarta. 
Dari Beijing dia terbang ke Singapore untuk bertemu dengan Yuli. Dia harus menanti semalam lagi agar besok sabtu bisa bertemu dengan putrinya. 
“ Mama keliatan gemukan “ Kata Yuli ketika menemui Yuni di apartement.
“ Ih kamu tega ya bilang mama gemuk. Jadi jelek ya sayang”
“ Engga kok. Mama malah keliatan cantik kalau agak gemuk”
“ Kamu sama dengan Papa kamu, selalu senang liat mama agak gemuk”
“ Serius..mama keliatan cantik kalau seperti ini”
“ Ya udah. Gimana sekolah kamu?
“ Doain ya ma. Bulan depan Yuli ujian. Moga berhasil baik”
“ Kamu pasti berhasil. Kamu anak mama. “
“ Ma..boleh usul engga ?
“ Yuni akan lanjutkan ke London, kalau lulus SMU nanti.”
“ Kamu udah bicara dengan papa kamu soal rencana ini”
“ Udah. Papa dukung “
“ Wah mama akan semakin jauh jenguk kamu. Kenapa engga di jakarta aja sayang”
“ Yuli maunya di London, boleh ya ma..”
Yuni hanya diam saja. Dia belum bisa memutuskan. Selama dua malam bersama Yuli membuat kerinduannya selama 3 bulan terbayar lunas. 
Senin pagi dia kembali ke Jakarta. Di dalam pesawat, dia di tegur oleh capt pilot “ apa kabar ?Anda masih mengingat saya?
Yuni segera ingat beberapa bulan lalu Pilot ini pernah menyapanya karena menangis di dalam perjalanan SIngapore jakarta.
“ Kabar baik. “
Mereka bicara sejenak karena Pilot itu sedang melakukan peninjauan standar ke kabin penumpang. Saat itu dengan sopan, Pilot itu meminta kartu nama Yuni. Setelah Yuni menyerahkan kartu namanya, pilot itu juga menyerahkan kartu namanya. Namanya Andi Ng
“ Saya akan stay satu malam di jakata, untuk besok terbang lagi. Apa boleh saya undang anda makan malam”
Yuni sempat terkejut. Terlalu cepat pria ini mengundangnya makan malam. Tapi dari wajahnya yang nampak tulus dan sikapnya yang sopan , tidak ada alasan Yuni menolaknya.Pria itu di perkirakan usianya tidak lebih 50. Nampak gagah dengan setelan Pilot.
Setelah makan malam itu, Yuni merasakan ada sesuatu getaran dalam hatinya. Ah terlalu cepat untuk berprasangka dengan pria itu. Setidaknya dari pembicaraan makan malam itu, Yuni tahu pria itu sedang dalam proses perceraian dengan istrinya. Sama dengan Yuni, punya satu putri berusia sama dengan Yuli. Mereka janjian akan terus berkomunikasi. 
***
Kegiatan operasional di Holding tidak terlalu sibuk. Kerjaannya hanya melakukan koordinasi dan memantau perkembang setiap anak perusahaan. Sehingga waktu Yuni lebih banyak santai. Andaikan dulu dia mengikuti saran Jaka membentuk Holding, mungkin Yuli tidak perlu tinggal di Asrama. Kini dia sadar Jaka memang berniat baik dengan cara yang baik. Tapi dia sendiri yang kadang cepat paranoid dengan sikap Jaka, khususnya yang berhubungan dengan Yuli. Dengan keadaan sekarang, dia berkeyakinan bahwa Yuli sebaiknya kuliah di Jakarta. Tidak perlu di luar negeri. 
Setelah makan malam dengan Andi Ng, selanjutnya Yuni setiap hari di telp oleh Andi. Di setiap ada kesempatan stay di Jakata Andi sempatkan bertemu Yuni. Akhirnya Yuni merasakan ada perasaan mendalam terhadap Andi. Dia menemukan kedamaian dari sosok Andi. Pria yang tahu menghormati wanita. Santun dan intelek. Dari pembicaraan dengan Andi , Yuni tahu bahwa banyak prinsip hidup berbeda dengan Jaka. Andi lebih hanya punya jiwa humanis dan penyayang. Beda dengan Jaka yang sikapnya bisa berubah cepat kalau sudah bicara bisnis. Jaka tidak suka bicara banyak soal pribadi kecuali kalau di pancing bicara soal politik dan visi ekonomi. Selebihnya Jaka bukan teman yang menyenangkan kalau bicara soal pribadi. Dia teringat kata kata Jaka. Apapun sikap kita terhadap orang lain tidak akan pernah benar seratus persen. Karena kita sendiri juga tidak tahu apakah kita selalu tulus. Itulah sisi terlemah manusia sebagai makhluk sosial. Karenanya tidak layak kita mengadili manusia dengan sikapnya dan tidak perlu kecewa bila sikap orang tidak seperti kita mau.
Sejak kedekatan Yuni dengan Andi Ng, dia sudah tidak begitu merindukan Jaka. Kalaupun ada komunikasi via telp hanya sebatas melaporkan perkembangan perusahaan. Jaka sendiripun tidak juga meminta bertemu dengannya. Dengan kehadiran Andi Ng di dalam hidupnya, terasa hari harinya begitu menyenangkan. Dari Andi Ng, Yuni sadar sikap hidupnya mengharapkan kehormatan dari harta adalah sikap yang salah. Banyak cara membuat manusia bahagia, dan itu tidak perlu mahal. Rasa terimakasihnya kepada Jaka terlalu berlebihan. Karena apa yang di lakukan Jaka terhadap Yuni hanyalah pertimbangan bisnis walau sisi humanisnya kadang nampak. Dan dia telah membalas secara pantas dengan mengelola perusahaan berkembang dengan baik. 
Suatu waktu Andi Ng menghubungi Yuni bahwa istrinya tidak menginginkan perceraian dan setuju pindah dari Hong Kong untuk ikut Andi Ng tinggal di Singapore.  Terasa kabar tersebut seperti halilintar di siang bolong. Namun Yuni tidak bisa menyalahkan Andi Ng karena memang selama ini Andi Ng hanya sebagai sahabatanya dan tidak pernah menyatakan jatuh cinta. Yuni hanya sebatas memberikan dukungan kepada Andi Ng agar mengalah demi istrinya dan melupakan semua yang tida menyamankan yang hampir membuat rumah tangga bubar. Namun setelah itu, Andi Ng semakin berusaha dekat dengan Yuni. AlasanAndi Ng bahwa dia merasakan kenyamanan kebersamaan dengan Yuni. Walau perasaan kedekatan sedikit berbeda setelah mengetahui Andi Ng setuju istrinya kembali namun tidak mengurangi rasa rindunya. 
Entah mengapa Yuni berniat untuk membicarakan masalah ini kepada Jaka. Dia yakin Jaka bisa memberikan masukan yang rasional. Walau kadang mungkin nasehat yang menyakitkan. Tapi itu lebih baik  agar dia bisa bersikap rasional juga.
“ Uda. Kalau uda ada waktu aku ingin ketemu. Aku ada masalah. Please.’ Itu pesan singkat yang dia kirim ke Jaka. Namun tidak segera di balas Jaka. Beberapa jam kemudian Jaka membalas pesan singkatnya “ Kita ketemu di Cork and screw , PI. Jam 7 malam.” 
Ketika bertemu dengan Jaka, seperti biasa dia disambut dengan senyuman khas Jaka sambil memeluknya. 
“ Lama ya kita engga ketemu. Ada 5 bulan. “ Kata Jaka.
“ Ya uda. Uda sibuk terus jadi Yuni di lupakan“
" Duh mulai dech melankolis."
" Nyatanya memang begitu."
“ Aku baca laporan holding kamu wah hebat sekali. “
“ Uda senang?
“ Aku kagum cara kamu melakukan restruktur perusahaan yang kamu ambil alih tanpa menimbulkan gejolak. Hebat kamu Yun. Sentuhan seorang ibu menyelesaikan masalah soal kemanusiaan memang tidak bisa di kalahkan dengan sentuhan seorang bapak. “
“ Aku belajar banyak dari Uda.”
“ Sang predator yaa” Kata Jaka tersenyum.
“ Ah uda. Itu anggapan aku dulu. Tapi sekarang setelah pimpin holding sendiri dan ikut proses akuisisi memang tidak mudah bersikap terhadap SDM perusahaan yang telah kita ambil alih. Aku yakin sekarang bahwa tindakan Uda selama ini terhadap SDM adalah benar. Aku ingat uda pernah bilang bahwa perusahaan harus menghasilkan laba agar fungsi sosialnya tercapai. Untuk apa karyawan banyak tapi perusahaan gagal mendelivery fungsi sosialnya kepada karyawan dan negara. Karena keuntungan perusahaan tergerus untuk membiayai SDM yang tidak seratus persen memberikan kontribusi kepada perusahaan. PHK adalah pilihan rasional bukan karena alasan kapitalis tapi untuk mengkokohkan fungsi perusahaan sebagai lembaga profit untuk menjalankan fungsi sosialnya. Maafkan aku atas sikap ku dulu”
“ Engga usah minta maaf. Aku tahu kamu sedang berproses. Belajar dari kenyataan  itu lebih baik daripada hanya tahu dari buku.”
Yuni terdiam sebentar. Matanya memandang WIne yang ada di rak cafe itu.
“ KIta buka botol ya Uda. Hanya sebotol wine ya. Engga lebih. Kita minum bareng. Gimana ? Kata Yuni.
“ OK. Hanya sebotol aja. Engga lebih.”
Yuni segera memanggil waitress untuk pesanan sebotol Wine. Wajahnya nampak cerah. 
“ Ini kencan ya..” Kata Yuni toas gelas wine ke Jaka.
“ Ya kencan sama mama Yuli.”
“ Sama papa Yuli.” Kata Yuni menimpali cepat tanpa surut dari senyum yang menghias wajahnya.
Mereka berdua tertawa bersama.
“ Jadi apa masalah kamu ?
“ Aku jatuh cinta”
“ Dengan siapa ?
“ Yang pasti bukan dengan uda.” Kata Yuni dan Jaka tertawa. “ Beberapa bulan ini ada seorang Pilot yang keliatannya dia suka Yuni.” Sambung Yuni.
“ Dan beberapa bulan itu berapa lama pastinya”
“ 2 bulan setelah kembali dari Beijing”
“ Bagaimana kamu bisa jatuh cinta?
“ Aku merasa nyaman dekat dengan dia Uda.”
“ Oh kalau gitu, itu alasan yang rasional yang di dasarkan oleh kelembutan hati kamu”
“ Masalahnya…”
“ Apa ?
“ Dia suami orang..”
“ Terus…”
“ Gmana pendapat Uda.”
Jaka terdiam sebentar Dia memperhatikan gelas wine di hadapannya. Kemudia melirik ke arah Yuni. “ Mau aku beri nasehat ?
“ Ya uda.”
“ Kalau sampai kamu mengambil keputusan untuk menikah dengan Pilot itu maka satu hal yang kamu harus sadari bahwa kamu adalah istri kedua. Tahu maksud aku? Kamu harus lebih ikhlas dan lebih mamahami siapa itu suami kamu. “
“ Mengapa Uda?
“ Karena bagaimanapun pria itu punya ikatan lebih dulu dengan wanita yang sekarang adalah istrinya.  Apakah dia sudah punya anak?
" Sudah”
“ Apalagi dia sudah punya anak. Ikatan cintanya dengan istrinya tak tergantikan dengan apapun. Kalaupun dia jatuh cinta dengan kamu dan akhirnya menikahi kamu itu tidak seratus persen sama dengan pernikahan pertama. “
“ Oh ….”
Jaka meminum wine yang tersisa di gelasnya.
“ Boleh tanya? 
“ Apa ?
“ Kalau uda sendiri , mungkinkah akan menikah lagi suatu saat?”
“Mungkin, karena semua lelaki mempunyai bakat untuk itu. Tapi secara praktis tak akan menyenangkan. Di dunia ini, satu-satunya standar moral yang aneh dan disepakati di seluruh dunia adalah moral dalam lembaga perkawinan. Bayangkan, semua transaksi sekarang selalu bayar dimuka dan orang akan mendapatkan apa yang dia mau. Dalam perkawinan pembayaran dan ikatan berlangsung selamanya. Kalaulah bukanlah karena Tuhan, lembaga perkawinan adalah kontrak moral yang paling dungu. Itu sebabnya Allah mengatakan silahkan poligami asalkan kamu bisa berlaku adil, sementara Allah mengatakan sendiri bahwa manusia tidak akan pernah bisa berlaku adil. Hanya pria dungu yang tidak paham bahwa izin poligami itu bukanlah free will tapi by tight condition dan mungkin mission impossible. Paham kamu.." 
“Berarti Uda menyesali perkawinan?”
“Satu-satunya yang kusesali dalam hidup ini adalah karena aku tak bisa menyesali apa yang terjadi. Aku bahkan tak mampu menyesali kenapa aku tak dilahirkan di tempat yang paling aku sukai, tempat yang ada sungainya dengan empat musim, lalu aku bisa bermain bola salju ketika salju turun.  Menyesal adalah hasil dari pikiran, dari nalar.  Dan nalar bahkan tak bisa menjelaskan hal yang paling sederhana tentang cinta. Jadi ikhlas melewati hidup adalah cara mudah untuk bahagia."
" Ya,  karena cinta ?
" Ketahuilah oleh kamu, sebesar apapun cinta pria atau wanita kepada selain Tuhan bukanlah cinta yang aman. Mengapa ? Tuhan tidak pernah cemburu. Tuhan tidak pernah meminta. Tuhan selalu memberi. Kedua orang tua kita juga sama, sama  sama cinta dalam arti memberi, tanpa cemburu dan ikhlas berkorban. Cinta aman. Itu sebabnya aku begitu hormat dan sayang kepada ibuku. Karena ibuku adalah cinta amanku, bayang bayang Tuhan..."
“Benarkah semata-mata karena rasa aman yang membedakan cinta sesungguhnya ?” tanya Yuni
“Ya. Sesungguhnya cinta selain kepada Tuhan hanya ada dalam pembesaran di pikiran, di perasaan. Cinta tak akan selesai dirumuskan dengan pemikiran. Cinta aman tidak akan kamu peroleh dari anak, cucu, menantu, suami, harta atau jabatan. Seseorang hanya memiliki satu cinta, yaitu Tuhan , yang bagaikan air sungai, bisa mengalir ke mana-mana, membelok ke selatan atau ke utara, tapi sebenarnya satu arus saja, menuju Tuhan."
" Mengapa akhirnya uda menikahi IBu ? 
“Ketika aku memutuskan untuk melamar istriku maka  itulah keberanian, itulah anugerah Allah. Keberanian, karena banyak cinta diutarakan tanpa keberanian menikah. Anugerah, karena itu hadiah besar dari Tuhan. Semua itulah harga yang kita bayar sepanjang usia berbagi rasa, merawat, memanjakan dan dimanjakan. Kita tak akan merasa aman, merasa tentram, hanya dengan menyewa, membeli atau memandangi. Paham, kan. Aku bisa saja mengagumi keindahan ikan berenang didalam aquarium. Memandangi wanita cantik berbikini melenggok dipinggir kolam renang.  Menyewa escort jelita untuk acara business dinner dengan relasiku. Bisa.! Tapi aku tidak merasakan cinta aman. Aku hanya bisa memandangnya. Tapi… istriku adalah takdirku yang dianugerahkan Allah yang bukan hanya kupandangi tapi memang dia amanah terindah dari pemberi Cinta, Tuhan.”
" Yuni sudah bayangkan kalau uda itu suami yang mengagumkan."
" Kenapa kamu bilang gitu ?
" Sebagai sahabat saja Uda hebat apalagi sebagai suami?
" Kamu engga pernah tahu bagaimana sebetulnya pribadi aku sebagai suami. Kamu hanya kenal aku sehebat yang kamu liat sekarang. Tadinya aku pria yang lemah, peragu dan penuh inferior. Tapi berlalunya waktu, istriku mendidikku jadi seperti sekarang ini. Dan sampai kini mungkin dia adalah mentorku dengan memberikan kepercayaan luar biasa. Ya baru aku sadar dia bukan hanya istri tapi juga adalah sahabatku, yang Tuhan kirim kepada ku agar aku bisa belajar menjadi pribadi yang lebih baik. "
Yuni terdiam dan terhenyak dengan kata kata Jaka. Kembali, akhirnya Yuni sadar bahwa dia  harus bersyukur memiliki sahabat seperti Jaka, sebagai anugerah dari Allah “
“ Kamu tahu Yun, Istri itu walau kadang terkesan seperti ikan yang berenang didalam aquarium , ada kebebasan namun ia terhalang oleh dinding tebal dalam bentuk budaya dan agama yang mengharuskan dia selalu menjaga kehormatan suaminya dalam kondisi apapun. Menghindari fitnah ketika suaminya sedang tidak ada dirumah. Menjaga dan merawat semua yang di amanahkan suaminya dan menanti ketika suaminya pulang , semua karena Tuhan tentunya..
"Bagaimana sikap uda sebetulnya terhadap aku,  ? Katanya dengan nada lucu.
" Kamu memang bukan wanita  sempurna tapi ya limited edition
Yuni tertawa dan  Jaka hanya tersenyum. “ Sekarang Yuni paham bagaimana bersikap kalau sampai Pilot itu menyatkaan cintanya dan ingin menikahi Yuni. “ 
“ Bagus.! “
“ Uda, ini ada tawaran dari keluarga pemilik Hotel yang ada di Jakarta, Bali, Manado, Yogyakarta. Mereka mau jual. Aku sudah suruh team untuk pelajari. Kalau bagus untuk mendukung anak perusahaan  kita yang kelola bisnis pariwisata. Aku mau beli. Boleh Uda ?" Kata Yuni mulai mengalihkan pembicaraan soal bisnis.
“ Terserah kamu aja. Yang penting jangan ganggu cash flow holding. “
“ Baik Uda. Aku mau gandeng Ventture Capital  dari China. Mereka pernah bilang, mereka berminat lebarkan bisnis pariwista di Indonesia karena tingkat kunjungan turis china ke Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat.”
" Dari mana kamu kenal venture capital itu?
" Dari si cantik Wenni."
" Oh dia. Boleh aja."
" Keliatannya Wenni jatuh cinta dengan Uda. Sama sepeti aku ya ?
" Wenni adalah sahabatku.Dia bantu aku ketika awal awal mendirikan Holding di Hong kong."
" Tentu sangat istimewa sekali ya"
" Ya sahabat. Sahabat itu kadang susah bedakan dengan istri. "
" Bedanya ?
" Dengan istri ada kewajiban memberikan nafkah di tempat tidur, sementara kepada sahabat engga ada kewajiban itu. Selebihnya sama"
" Oh itu sebabnya Yuni dan mungkin juga Wenni engga dapat kewajiban itu dari Uda." Kata Yuni tersenyum memerah wajah.
" Bagiku sex hanya soal option, namun sakral. Kita akan selalu bersama sama walau tanpa sex ?
Sebelum  tutup bill, Jaka menerima telp dari luar negeri. Ternyata yang telp Yuli.“ Papa lagi sama mama. Mau bicara dengan mama ? Kata Jaka melirik ke Yuni. Jaka bicara sebentar dengan Yuli dan kemudian menyerahkan telp ke Yuni.
“ Kenapa kamu engga jawab keinginan Yull mau lanjutkan sekolahnya ke London?
“ Aku belum bisa putuskan. Uda, nanti ajalah. Kan baru tahun depan dia tamat SMU.”
“ Kamu keberatan ?”
“ Masih aku pikirkan.”
“ Ya udah. “
“ Uda aku antar pulang ya”
“ Engga perlu.Aku masih harus ketemu dengan tamu yang baru datang dari Hong Kong. Tadi jam 10 malam baru check ini di hotel.”
“ Mau Yuni temanin ?
“ Kamu pulang aja. Ini sudah jam 11 malam.”
“ Emang kenapa jam 11 malam? Emang ada yang nunggu Yuni pulang”
“ Kamu harus istirahat. Besok harus masuk kantor.”
“ Ya uda. “
***
Ketika itu musim dingin. Yuni datang ke Beijing karena di Undang oleh perusahan ventura untuk membicarakan lebih detail rencana pengembangan bisnis pariwisata nya. Dia telah dapat izin dari Jaka untuk melanjutkan rencana pengambil alihan jarigan hotel. Wenni tidak bisa mendampinginya meeting karena Wenni sedang business trip ke Afrika. Sesampai di Bandara dia di jemput orang staff dari modal ventura. Yuni merasa tersanjung karena di jemput dengan perlakuan sangat hormat. Tapi memang beginilah cara pengusaha china memperlakukan mitranya. Mereka sangat ramah. Setidaknya mereka ingin memastikan tamunya merasa nyaman selama kunjungan. Yuni menginap di Hotel Bintang Lima jantung kota Beijing karena kebetulan Holding yang di kelola Jaka mempunyai saham di Hotel ini.
Malamnya Yuni di undang Dinner. Suasana semakin nampak begitu ramah. Untung Yuni fasih bahasa mandarin sehingga walau baru kenal terasa akrab. Barulah Yuni tahu ternyata CEO dari Modal Ventura adalah sahabat Jaka. Mereka pernah satu team dari China Western Development Program. Ini program kemanusiaan untuk membantu rakyat miskin di China bagian barat. Yuni samakin bingung. Kapan Jaka punya waktu bekerja sampingan sebagai volantire. 
Yang lebih membuat Yuni terkejut adalah ketika CEO itu mengatakan Jaka pernah duduk sebagai Direktur Asia Fasifik dari lembaga international di bawah PBB yang mengkhususkan bidang program kemanusiaan di negara miskin. Dan tambah terkejut lagi adalah Jaka juga pernah duduk sebagai salah satu direktur lembaga charity di bawah Vatican. Padahal Jaka seorang muslim yang taat.  
Jaka memang terkesan tertutup dengan kegiatan sosialnya. Bahkan untuk kegiatan bisnis pun Jaka sangat tertutup kepada siapapun. Dia selalu menonjolkan eksekutifnya. Bahkan dia melengkapi para eksekutifnya dengan kontrak kerahasiaan ( NDA ) untuk tidak membocorkan informasi tentang posisinya di perusahaan. Mungkin Jaka termasuk salah satu pengusaha yang sudah menganut officeless mengelola bisnisnya. Itu karena kehebatannya memanfaatkan IT dalam sistem informasi management serta kemampuannya menunjuk orang yang tepat sebagai eksekutif. 
Pertemuan dengan eksekutif kebanyakan diadakan di luar kantor. Bisa dimana saja, sesuka Jaka. LIngkungan pergaulannya yang tahu siapa dia hanya banker, CEO perusahaan MNC. Kalaupun ada pejabat pemerintah atau politisi yang mengenalnya itupun sangat terbatas. Hanya mereka yang sudah di kenalnya jauh sebelum orang itu jadi pejabat atau politisi. Namun ketika orang itu jadi pejabat publik maka Jaka akan menjaga jarak dengan orang itu. 
Yuni sering diajak Jaka bertemu dengan pejabat Publik. Pertemuan itu selalu di tempat yang tidak umum.  Menurut Jaka yang tidak pernah Yuni lupakan bahwa pejabat publik itu usia jabatannya terbatas karena waktu. Biasanya paling lama 10 tahun. Namun pengusaha punya waktu tidak terbatas. Jangan sampai kedekatan dengan pejabat publik membuat business terancam seiring dengan usia jabatan itu. Pengusaha harus bisa bertahan dan beradaptasai dengan siapapun yang jadi penguasa. 
Jaka pernah menasehati Yuni bahwa hormati pejabat karena dia punya kekuasaan. Jangan lawan atau pertanyakan kebijakan pemerintah. Patuhi dan hormati mereka sepantasnya. Karena kalau penguasa mau hancurkan pengusaha gampang sekali. Sebaliknya mereka juga bisa dengan mudah membuat pengusaha berkembang pesat dan sukses. 
Juga hormati pengusaha yang berada diatas. Mereka sukses dan punya akses kepada financial resource, tekhnology, market. Dekati mereka dengan merendahkan hati. Makanya Yuni sering lihat Jaka kalau bertemu dengan pengusaha kalangan atas, dia selalu melayani  mereka dengan santun dan hormat. Dia selalu bayar bill untuk makan malam dengan mereka. Kadang pertemuan itu lebih banyak tidak ada hubungan dengan bisnis tapi Jaka perlakukan mereka dengan penuh hormat. Menurut Jaka , mungkin kita tidak butuh uang dari orang yang sukses tapi bergaul dengan mereka dapat menimbulkan aura positip bagaimana seharusnya mengembangkan bisnis dengan benar.
Seusai makan malam, Yuni kembali ke Hotel. Sesampai di kamar hotel dia  siap siap untuk mandi dan setelah itu tidur. Namun telp cellularnya bergetar. 
“ Yun”
“ Ya Uda.”
“ Tadi gimana makan malamnya ?
“ Luar biasa. Mereka ramah sekali uda.”
“ Baguslah. Gimana rencana bisnis kamu, apakah mereka tanggapi ?
“ Besok akan di bahas detail nya di kantor mereka.”
“Oh OK.”
“ Eh, Uda. Tadi CEO nya cerita soal Uda. Kok engga pernah cerita ke Yuni kalau uda juga pegiat kemanusiaan berkelas dunia?
“ Ah bisa aja kamu. Itu Chong terlalu berlebihan cerita soal aku.”
“ Uda hebat. I love you”
“ Besok siang aku masuk Beijing mau ketemu relasi. Tapi malamnya kembali ke Hong Kong”
“ Kenapa engga nginep semalam aja Uda.”
“ Ada yang mau di tanya?
“ Engga ada uda. Hanya pengen cepat ketemu Uda aja. Terakhir ketemu dua bulan lalu ya”
“ Ya udah ya.. Jangan lupa telp Yuli ya.. Have a nice sleep  “
“ Ya uda.”
***
Sepulang dari Beijing, Yuni melakukan negosiasi intensip dengan pihak keluarga yang akan menjual hotel. Akhirnya harga dan cara pembayaran di sepakati. Namun yang jadi masalah adalah pihak Ventura tidak mau terlibat sebelum ada purchase agreement dengan pihak pemilik Hotel . Sementara pihak pemilik hotel tidak mau melakukan purchase agreement tanpa ada uang muka sedikitnya 5%. Yuni sudah di peringatkan Jaka tidak boleh menganggu cash flow holdingnya. Dari mana mendapakan uang sebesar 5% itu? 
Yuni menghubungi  seorang konglomerat yang istrinya berteman baik dengan Yuni. Ternyata dapat  tanggapan baik. Konglomerat itu menawarkan skema Repo saham perusahaan yang akan di ambil alih itu dengan ketentuan Yuni harus setuju dalam certain time  perusahaan listed di bursa Hong kong. Artinya Konglomerat itu minta agar nilai pinjaman yang di berikan itu dianggap sebagai transaksi pembelian kembali saham oleh Yuni dengan harga di tetapkan didepan. Sebelum tanda tangan perjanjian dengan konglomerat itu , Yuni menghubungi Jaka.
“ Uda.” Panggil Yuni melalui telp international karena Jaka sedang di Hong Kong.
“ Ya “
“ Aku lagi deal dengan  pak Tony soal Hotel itu “
“ Tony ? siapa itu ?
“ Itu Uda, konglomerat yang punya jaringan ratail. Istrinya teman aku”
‘ OK”
“ Aku butuh uang tunai sebesar 5% untuk akuisisi Hotel itu. Karena cash flow holding engga bisa diganggu, aku pinjam ke dia. Proposalnya bagus uda.”
“ Kirim via email ke aku proposalnya”
“ Sekarang aku kirim ya. Jangan matikan telp”
Tak berapa lama setelah Yuni kirim email.
“ Yun kamu keluar dari deal dengan Pak Tony itu.”
“ Kenapa Uda.?
“ Keluar aja sekarang.”
“ Kenapa Uda.?
“ Kamu keluar dulu , baru nanti aku jelaskan.”
“ Tapi aku kepepet waktu uda. Aku butuh uang 5% itu”
“ Dengar engga kamu?. Keluar sekarang.! Suara Jaka agak tinggi terdengar. Yuni  tahu itu artinya Jaka tidak mau didebat.”
“ Ya Uda.”
Yuni menghela nafas panjang. Dia kenal betul sifat Jaka. Ini SOP yang harus dia patuhi. Tak berapa lama dia telp konglomerat itu bahwa dia keluar dari transaksi. Dengan ucapan maaf sebesar besarnya.  Seharian di kantor Yuni dalam keadaan bingung. Dia harus memberi tahu kepastian kepada pihak pemilik hotel. Dia tidak ingin gagal. Karena momentum pertumbuhan wisata Cina harus di manfaatkan, apalagi pemerintah china telah memberikan quota exit permit bagi warga negaranyauntuk kunjungan ke Indonesia sebanyak 10 juta orang setahun.
Telpnya bergetar 
“ Ibu Yuni ?
“ Ya. Anda siapa ?
“ Saya diminta untuk menghubungi anda.”
“ Oleh siapa? Untuk apa ?
“ Pak Jaka meminta saya bantu ibu. Katanya ibu butuh pre financing untuk beli hotel ?
“Ya ya..Bu “ Yuni berusaha sopan karena dia menyebut nama Jaka. Tapi wanita yang menghubunginya itu menggunakan bahasa inggeris. 
“ Bisa saya ketemu ibu ?
“ Dimana ?
“ Kebetulan saya nginap di hotel Pulman Thamrin.”
“ OK segera saya kesana?
“ Terimakasih Bu.”
Ketika bertemu di Hotel , wanita itu menyerahkan kartu namanya. Ternyata dia eksekutif dari perusahaan pembiayaan yang bermarkas di Tokio. Kebetulan sedang kunjungan bisnis ke Jakarta. Wanita itu bertanya beberapa hal tentang proses akuisisi itu. Setelah ada kesepakatan mengenai proses yang di inginkan , wanita itu menyerahkan dokumen untuk di tanda tangani oleh Yuni. Setelah membaca dokumen, tahulah Yuni bahwa dia harus mengembalikan pinjaman itu dalam jangka waktu 1 tahun dengan bunga 2% setahun atau pinjaman itu di convert dengan saham  perusahaan dari unit business yang menjalankan bidang pariwisata. Setelah Yuni tanda tangani, wanita itu berjanji besok pagi uang sudah sampai di rekening notaris yang di tunjuk dimana Purchase agreement akan di tandatangani. 
Pertemuan itu tidak lebih 1 jam. Usai pertemuan itu terasa Yuni berjalan diatas awan. Jaka selalu bertindak cepat dan di saat yang tepat. Jaka mungkin sedang ada masalah atau memang tidak punya cash flow bagus tapi financial network nya cukup kuat untuk selalu memberikan solusi bagi perusahaan di lingkungannya.
“ Uda “ Yuni telp Jaka
“ Ya.”
“ Yuni udah ketemu wanita itu dan udah tanda tangani pinjaman untuk yang 5% uang muka.”
“ Good.”
“ Uda, boleh tanya?
“ Apa ?
“ Kenapa engga boleh deal dengan Pak Tony?
“ Dia itu pemain shadow banking. Kamu deal dengan sindikat yang punya hoby hostile take over perusahaan orang. “
“ Oh tapi dia orangnya agmais sekali dan philanthropy.”
“ Ya engga usah di bahas pribadi orang. Cukup itu aja asal kamu tahu.”
" Uda engga marah kan sama Yuni."?
" Marah ? Kenapa harus marah?
" Soal pak Tony."
" You are my lady , how come i could be mad you
“ Thanks my dear 
“***
Usai pembelian jaringan hotel itu, Yuni menggandeng international chain Hotel yang punya akses ke pasar wisata di China. Bagaimanapun dengan pengambil alihan ini unit business tourism di bawah holding nya semakin punya potensi untuk unggul dalam persaingan menuju ASEANTA. Yang membuat Yuni terharu adalah lembaga pembiayaan yang memberikan dukungan 5% uang muka pembelian hotel itu ternyata adalah private investor yang juga pemegang saham dari Jal Airline dan pemegang saham beberapa international airport. Dengan demikian , akan lebih mudah bagi Yuni membujuk mereka tahun depan untuk jadi strategy partners. Value perusahaan akan semakin besar karena bermitra dengan investor yang punya bisnis infrastruktur pariwisata berkelas dunia.
Mengapa selalu mudah bagi Jaka memberikan solusi? ya karena semua perusahaan di lingkungannya berdiri karena visi nya. Para eksekutifnya adalah sang kapten yang berada di garis depan memimpin permainan sesuai dengan strateginya. Mereka adalah orang orang yang mencintainya dengan tulus. Mereka bekerja keras karena vision Jaka. Mereka bekerja karena passion Jaka sebagai wirausaha. Itulah yang di pahami oleh Yuni. Makanya dia tidak begitu terkejut bila Jaka selalu punya solusi. 
Tapi secara pribadi Jaka adalah anak ibunya. Dia bukanlah petarung predator. Baginya kehidupan ini tidak di sikapi berlebihan. Dia hanya focus ketika sedang menghadapi masalah. Setelah itu dia akan melupakan , untuk menghadapi masalah baru. Hidupnya seperti air mengalir di sungai yang bisa saja terhalang batu besar  tapi selalu ada jalan untuk terus mengalir. Apakah sekuat itu Jaka. Tidak juga. Yuni acap di bangunkan tengah malam karena Jaka minta di temani dalam kesendirian di cafe,  di tempat yang tak banyak orang tahu. Di sana Jaka hanya duduk berdiam tanpa bicara apapun. Dia lelah dan Yuni tidak tahu apa sebenarnya terjadi. Tapi setidaknya Jaka punya cara tersendiri bagaimana mengalihkan stress nya tanpa harus merugikan dirinya dan orang lain. Dia tidak ingin nampak lemah di hadapan orang lain termasuk di hadapan keluarganya. Yuni merasa tersanjung , dalam hal ini Jaka mau membuka dirinya tanpa topeng di hadapan Yuni.
Mungkin persahabatan dengan Jaka adalah pilihan tepat di  bandingkan harus menjadi istrinya. Demikian pikiran Yuni menyikapi hubungannya dengan Jaka. Dan bagaimana dengan Andi Ng. ? Semakin hari Yuni merasakan hubungannya dengan Andi Ng semakin tidak jelas kemana arahnya.  Andi hanya senang bersama dengannya menghabis waktu di cafe tapi ya hanya itu.  Yuni tidak menemukan lain kecuali pria yang depresi karena punya istri tidak sesuai yang di mau. Pria macam apakah ini? Apakah pantas di jadikan sandaran? Mengapa harus terus mengeluh dan tersakiti dengan sikap orang yang di cintai. Apalagi itu adalah istri? Tidak kah ada ruang untuk bicara dan berdamai dengan kenyataan? Mungkin Andi Ng hidup dalam imajinasi tentan cinta yang dia maknai. Namun lupa kehidupan bukanlah imajinasi tapi kenyataan , yang semua orang harus paham bahwa tidak ada yang sempuna. Pahamkah Andi soal ini?. Kalau dia tidak paham , maka sebetulnya dia tidak akan pernah bisa mencintai orang lain. Dia lebih mencintai dirinya sendiri.
Yang membuat Yuni mulai menjaga jarak dengan Andi adalah ketika dengan begitu saja Andi menyentuhnya. Yuni terkejut, Dimanakah kehormatan pria ini? Dia tidak pernah menyatakan cintanya tapi tanpa merasa sungkan menyentuh wanita? Apakah ini sudah menjadi habit baginya bahwa pria bebas melaksanakan nafsu hewaninya kepada setiap wanita. Walau terkesan tidak serius sentuhan itu namun perasaan kewanitaan Yuni terasa terhina. Yuni merasa memang dia berada dalam posisi yang salah dan kebetulan bertemu dengan pria yang salah. Sehingga kedekatannya di tanggapi lain seolah dia butuh di sentuh. Padahal dia butuh cinta.
Sejak itu Andi tidak lagi menghubungi Yuni. Dan Yuni bisa memaklumi bila Andi merasa tersinggung ketika dia menolak di sentuh. Setelah pulang dari kantor dia lebih banyak di rumah untuk membaca. Di akhir minggu dia selalu menghabiskan waktunya bersama Yuli di Apartemen nya di Singapore. Telah lebih 3 bulan tidak bertemu dengan Jaka. Komunikasi dengan Jaka selalu terjalin melalui telp. Ada keinginan Yuni untuk bertemu dengan Jaka namun dia tidak punya alasan kuat untuk bertemu. 
***
Ketika di Bandara, Yuni menanti Jaka akan mengantarnya sampai Beijing tapi setelah mendekati waktu boarding, telpnya bergetar. Nampak di layar nama My dear Brother
“ Ya Uda. “
“ Yun, maaf aku engga bisa antar kamu sampai Beijing. Karena jadwal meeting di Beijing di tunda. Aku harus terbang ke Kunming terus ke Puer dan kemudian ke Laos. Ada masalah dengan izin perluasan lokasi kebun pisang. Pemerintah Laos keberatan keluarkan izin perluasan. Aku harus bujuk mereka. Engga apa apa kan ?
“ Engga apa apa Uda.”
“ Oh Ya. Kamu sudah pelajari semua kan apa tugas kamu ?
“ Sudah uda.”
“ Ada masalah?
“ Sekarang belum ada. Nanti kalau ada masalah Yuni akan hubungi Uda.”
“ Ok. Nanti di Bandara kamu akan di jemput oleh Henry. Dia akan siapkan apartement untuk kamu”
“ Uda, boleh usul engga ?
“ Apa ?
“ Boleh Yuni beli Apartement di London.”Ini kebiasaan Yuni apapun yang akan di beli, dia selalu minta izin dari Jaka walau itu dari uangnya sendiri dari bonus dan deviden. 
“ Boleh. Kan kamu ada uang. Beli aja. Tapi untuk sementara kamu tinggal di apartement yang di siapkan Henry.
“ Terimakasih Uda. Siapa itu Henry?
“ Dia orang Holding di Hong Kong yang ditempatkan di Geneva.”
“ Apa tugasnya ?
“ Dia bantu kamu. Apapun kebutuhan kamu dia akan siapkan.”
“ Berapa usianya ?
“ 45 tahun. Seusia kamu.”
“ Pasti ganteng”
“ ya Tentulah. Dia Asia Amerika. “
“ Lajang ?
“ Kenapa ?
“ Tanya aja.”
“ Ok. Engga tahu aku lajang atau bukan. Apakah itu penting untuk kamu tahu?
“ Engga penting. Hanya ingin tahu aja.”
“ Oh Ya. Bulan depan aku akan ke Moskow, aku akan usahakan mampir ke London. “
“ Benar ya uda. “
“ Ya.”
“ Janji”
“ Engga bisa janji. Kamu kan tahu jadwal aku yang atur Lena. Dia bisa rubah jadwal aku mendadak.” 
“ Ya Uda.”
“ Udahan ya. Bye”
“ Bye.”

Dalam perjalanan, Yuni berusaha membaca ulang Business plan. Semua nampak biasa saja. Tapi ketika dia baca paper mengenai global strategy investment, tahulah Yuni akan visi di balik proyek ini. Jaka ingin memanfaatkan pasar ASEAN menjelang ASEANTA. Di tambah lagi pemerintah Indonesia sudah membuat aturan lokal konten untuk produk Elekronik. Memang Indonesia terlalu lama tidur soal industrialisasi. Bahkan selama 10 tahun belakangan terjadi deindustrialisasi. Penguasaan tekhnologi bukan hal sulit karena insinyur Indonesia banyak yang hebat dan mampu untuk bersaing. Tapi yang sulit adalah bagaimana produk itu di percaya pasar. Memanfaatkan merek berkelas dunia sebagai dasar mengembangkan bisnis tekhnologi adalah mutlak. Itulah sebabnya Jaka ingin menggandeng pemilik merek terkenal di Amerika untuk bermitra. Apakah mungkin?

Yuni membaca SWOT analisis dari business plan yang ada. Nampak sekali ini sudah di pikirkan dengan matang. Semua aspek telah di pikirkan dengan baik. Team di belakang Jaka memang hebat hebat. Mereka well educated dan paham kemana visi Jaka dan menterjemahkan secara detail dalam rencana terukur. Profile dari target yang akan di jadikan mitra sudah ada. Tapi tidak ada data mengenai siapa yang harus di hubungi. Artinya, Yuni harus mencari tahu sendiri agar punya akses kepada target. Itulah sebabnya Jaka inginkan Yuni melakukan tugas ini. Karena Jaka tahu benar akan sifat Yuni yang mudah bergaul. Walau Yuni wanita namun cara dia bergaul di kalangan atas atau bawah tetap menjaga kehormatannya sebagai wanita. Tak terasa perjalanan panjang terasa singkat karena waktu Yuni dihabiskan dengan membaca semua dokumen yang dia dapat dari Lena. 

Benarlah, Henry yang menjemput Yuni adalah pria yang sangat mempesona. Rambut model kekinian dan bibir merah. Artinya pria ini tidak merokok dan tubuh atletis itu karena dia pandai menjaga kesehatannya. Henry sangat menaruh hormat kepada Yuni. Ketika masuk kendaraan, Henri membuka pintu belakang kendaraan untuk Yuni dan Henry yang drive kendaraan. Yuni merasa aneh. Henry menganggap dia sebagai Boss sehingga tidak pantas duduk di depan dengannya. Selama kendaraan menuju apartement, Yuni menelphone Yuli. Mengabarkan dia sudah ada di London. Yuli senang sekali. Janji akan pindah ke apartemen Yuni. Setelah telp Yuli, Yuni bertanya hal sepele kepada Henry. Ternyata Henry lulusan Harvard bidang financial and banking. Dia sekarang memimpin Asset management dibawah Holding di Hong Kong. Menurutnya perusahaan yang di pimpinnya itu baru dua tahun berdiri di Geneva namun perkembangannya bagus sekali. Private investor dari Arab cukup banyak jadi clients nya. Juga dari Indonesia, terutama kalangan pejabat dan politisi. Yuni hanya menyimak. T

Tapi dari pembicaraan itu tahulah Yuni bahwa tidak mudah hidup sebagai Jaka, yang harus terus berpikir mengembangkan bisnisnya dengan melebarkan telinga serta manajamkan penciuman untuk mendapat peluang secara global. Entah apa yang sebetulnya yang di tuju oleh Jaka. Kalau harta dan kesenangan hidup yang di tuju, itu tidak nampak dari kehidupan pribadinya yang humble.Yang pasti  Yuni tahu bahwa Jaka memang berada diatas piramida bisnis global dan termasuk elite. Kehidupan sosial seperti ini pasti tidak nyaman dan pasti kesepian.

Yuni tahu bahwa  Jaka pernah mencoba masuk ke lingkungan sosial baru. Tak lebih setahun dia merasa bingung sendiri. Dia merasa tidak di terima.  Sifatnya sebagai businessman tak bisa sinkron dengan sifat dasar humanisnya. Karena di lingkungan baru itu orang tak beda dengan hidup di lingkungannya yang kapitalis. Orang di hormati karena harta dan jabatan. Padahal dia inginkan lingkungan di mana dia dapat menemukan ketulusan persahabatan. Ternyata dia memang tidak bisa keluar dari lingkungan sosial yang sudah bertahun tahun menjadi pilihannya.

Apartment itu berada di kawasan docklands. Lingkungan yang bagus. Setiba Yuni di apartement, sudah ada Yuli menanti. Yuli berlari merentangkan tangannya. “ Yuli kangen mama” Katanya sambil memeluk erat Yuni.
“ Mama juga kangen.”

***
Yuni menyukai Docklands. Apartement sangat dekat dengan Canary Wharf sebagai district financial center di London. Hal ini cukup nyaman, karena ada tranfortasi kelas satu yang membuat perjalanan terasa singkat ke pusat London. Di sekitar apartemennya memiliki banyak fasilitas - gym terbaik, Mall yang besar, banyak bar dan restoran. Hari harinya lebih banyak di apartemen menyusun rencana kerjannya. Akhirnya Yuni menyimpulkan bahwa dia harus mendirikan perusahaan di Amerika Serikat agar dia punya akses dengan kalangan pebisnis di Amerika. Sehingga memudahkannya mendekati target yang di incar Jaka. Rencana itu dia susun dan di kirim via email ke Jaka, lengkap dengan anggarannya. Tak lebih tiga hari, Henry menghubunginya untuk menyiapkan pendirian perusahaan di Amerika. Setelah perusahaan berdiri, anggaran akan di kirim ke rekening perusahan itu. 

Yuni tidak punya pilihan bila dia harus kembali berpisah dengan Yuli. Tapi setidaknya setiap bulan sekali dia akan tinggal di London selama akhir pekan bersama Yuli. Tak lebih sebulan setibanya di London, Yuni sudah terbang ke New York, AS. Henry mendampinginya dalam penerbangan itu. Penerbangan itu membutuhkan waktu rata rata 7 jam 30 menit. Sesampai di New York, di Bandara mereka di jemput oleh perewakilan Holding. Wanita Negro yang ramah dan cantik. Yuni di sediakan fasilitas apartement di Manhattan. Tak lebih seminggu semua proses pendirian perusahaan tuntas. Selanjutnya Yuni akan berkantor di kawasan financial center. Inilah langkah awalnya melaksanakan misi dari Jaka.Dia bertekad untuk sukses walau kondisi yang ditetapkan Jaka dalam tugas ini tidak boleh melibatkan nama Holding di Hong kong.

***
Yuni membeli perusahaan yang nilainya hampir nol karena bangkrut akibat kalah bersaing dengan China. Namun perusahaan ini terdaftar di Amerika dan telah punya merek terkenal sebelumnya di pasar Amerika dan Asia. Dengan merek itu, dia menggandeng Pabrikan di China untuk memproduksi. Target marketnya adalah pasar Amerika khususnya kalangan menengah bawah. Hal ini sudah biasa di lakukan oleh pemilk merek di Amerika yang lebih memilih menjadikan pabrik di China sebagai outsourcing memproduksi merek mereka. Pertimbanganya jauh lebih efisien di buat di China daripada di Amerika. Makanya tak aneh banyak pabrikan di Amerika yang gulung tikar. Inilah hukum kapitalis. Walau omzet tidak begitu besar namun Yuni sudah bisa mengkukuhkan perusahaannya sebagai produsen produk elektronik. Diapun masuk dalam lingkungan sosial pengusaha elektronik. Semua aktifitas nya sesuai dengan rencana yang dia susun dan di setujui oleh Jaka.

Seperti biasa setiap hari rabu sore, Yuni pergi ke Gym. Di tempat ini dia berkenalan dengan seorang pria yang bekerja di pusat riset IT. Pria ini kelahiran Turki namun ber kwarga-negaraan Francis dan mengembangkan karir nya di AS sebagai phd di bidang IT.  Namanya Mahmud. Yuni merasa suka berteman dengan pria ini  karena taat beragama dan sangat sopan. Dari Mahmud, dia mengenal lebih jauh tentang dunia elektronik khususnya IT. Namun kadang dia melihat Mahmud murung di sela sela pembicaraan. Ketika di tanya, tahulah Yuni bahwa perusahaan tempat Mahmud bekerja sedang di landa krisis. Rencananya program riset akan di hentikan. Penyebabnya di samping karena persaingan bisnis, juga pihak perbankan di AS mempersulit penyaluran kredit. Walau suku bunga sangat rendah namun tidak mudah mendapatkan kredit , terutama paska kejatuhan wall street tahun 2008. 

Dari Mahmud Yuni mendapakan wawasan bahwa hampir tidak mungkin pemegang merek yang menjadi target Jaka bersedia menjalin mitra. Mereka punya pabrik sendiri di China dan Taiwan. Ada rencana membuat pabrik di Indonesia dan Malaysia. Pemengang merek tersebut punya strategi menjadi monopoli pasar atas dasar penguasaan tekhnologi yang ada. Mereka ,sebagaimana ruh pengusaha Amerika yang punya tendesi menjadi diktator tekhnologi dan pasar. Namun Mahmud beredia mengatur pertemuan Yuni dengan rekannya yang juga bekerja di perusahaan yang menjadi target Jaka. Dengan senang hati , Yuni mengundang mereka makan malam di restoran. Tempat dan waktu , dia menyesuaikan. Semua bill , Yuni yang bayar.  

Dari pertemuan awal dengan para professional di Perusahaan yang akan jadi target , memudahkan Yuni berhubungan dengan mereka dan tentu semakin banyak bergaul dengan mereka. Pergaulan lebih secara pribadi. Dalam beberapa acara kantor mereka, Yuni di undang.  Sehingga wawasan Yuni semakin luas dan keakraban terasa sekali. Atas dasar itulah dia berencana melakukan langkah strategis untuk mulai beraksi.  Rencana konkrit telah disusunnya dengan baik dan ini akan dia bicarakan dengan Jaka. Dari email , Yuni tahu Jaka ada di Moscow dua hari lalu. Rencana akhir minggu akan mampir ke London. Yuni memastikan akan bertemu dengan Jaka di London.

Penerbangan dari New York ada 225 kali dalam seminggu. jadi hampir setiap jam ada penerbangan ke London. Sehingga memundahkan Yuni mengatur jadwal jam terbang setelah menyelesaikan pekerjaannya. Ketika pintu Apartement terkuak, Jaka sudah ada di ruang tamu bersama Yuli, hanya melirik Yuni sekilas. Yuli segera menghambur kedalam pelukan mamanya.

“ Uda kapan datang ? Kata Yuni menyalami Jaka sambil mencium tangan Jaka dan duduk di sofa menghadap Jaka. “ 
“ Papa datang tadi malam ma. Tapi engga nginep di apartement. Papa tidur di hotel.” Kata Yuli duduk di sebelah Jaka. 
“ Kamu cantik , Yun” Kata Jaka memperhatikan Yuni telah menggunakan Jilbab.
“ Cantik ya Uda. Thanks ya. Ini kali pertama Uda bilang cantik dengan wajah serius.” Kata Yuni
“ Siapa yang merubah pikiranmu ?
“ Mama, punya teman pria Turki yang soleh.” Kata Yuli sambil tersenyum kearah Yuni.
“ Wah bagus Yun.” Kata Jaka “ Makanya, kamu juga harus pandai cari teman. Carilah teman yang membuat kamu lebih baik secara spiritual ya sayang”  Sambung Jaka kepada Yuli.
“ Ya Papa. Di kampus bisa di hitung dengan jari perempuan yang pakai jilbab seperti Yuli. Tapi Yuli di terima untuk bergaul dengan siapapun. Tetap istiqamah dalam ke imanan ya pa. Hanya berteman dengan orang yang akhlak nya baik”
Jaka membelai kepala Yuli“ Anak pintar.” Kata Jaka.
Yuni masuk kamar untuk ganti pakaian. Keluar dari kamar dengan pakaian santai. Tshirt longgar dan celana panjang denim namun tetap menggunakan jilbab “ Uda kenapa engga nginep di apartement aja. “
“ Aku ada business meeting dengan beberapa relasi. Jadi agak repot kalau tinggal di apartemen. Besok sore sudah kembali”
“ Ke Hong kong”
“ Langsung ke Jakarta.”

Yuli minta izin ke luar karena ada janji dengan temannya di Islamic center.   TInggalah Jaka dan Yuni di apartement.
“ Gimana kerjaan kamu di NY “
“ Bagus Uda.”
“ Udah 5 bulan ya kamu di sana”
“ Ya. Uda, Yuni mau bicara soal tugas yang uda berikan ke Yuni.”
“ Ok. Silahkan.”
“ Keliatannya missi ini impossible. “
“ Mengapa ?
“ Aku udah tanya ke mereka yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan target itu. Tidak mungkin mereka mau bermitra dengan siapapun. Apalagi memberikan authoritas memproduksi merek mereka. Mereka punya standar yang ketat atas kualitas produknya. Alasannhya , produk mereka adalah supply chain utama untuk mendukung kartel industri di bidang alat kesehatan dan semua yang berkaitan dengan pengendalian system menggunakan tekhnology IT. Jadi lebih karena di sebabkan melindungi kartel Industri yang menjadikan mereka sebagai supply chain  utama” Kata Yuni dengan hati hati.
“Aku udah tahu dari awal. Makanya aku tugaskan kamu”
‘ Jadi gimana Uda.?”
“ Kalau bisnis semua dapat di selesaikan dengan permohonan, tentu semua orang bisa sukses. Tidak ada yang gratis dan tidak ada yang mudah. di dunia ini. Kalau ingin unggul dalam bisnis maka kamu harus rubah cara berpikir mu bahwa bukan siapa melakukan pembelian tapi siapa dibalik yang membuat keputusan membeli. Paham kamu.?”
“ Jelaskan kepada Yuni secara konkrit.”
‘ Nanti kamu akan tahu setelah semua di lewati. Yang penting ikuti saja arahan aku.”
“ Baik uda.”
“ Dalam laporan kamu, aku tahu kamu punya akses dengan teman kamu yang murung karena terancam PHK karena perusahaannya kesulitan likuiditas. Perusahaannya bagus karena khusus di bidang riset tekhnologi tinggi.”
“ Terus “
“ Mengapa kamu tidak tawarkan untuk ambil alih perusahaan itu? 
“ Untuk apa ?  Riset nya saja belum selesai. Isinya hanya ada orang orang yang bergaji mahal.Apa engga konyol kalau kita beli?
“ Beli aja perusahaan itu dan selamatkan program bisnis nya”
“ Tentu tidak murah biaya pengambil alihan itu. Apalagi kita harus deal dengan pangeran Arab Saudi yang jadi pemegang saham utama. Dia orang kaya, Uda. Eggga gampang dia di tekan.”
“ Jangan deal dengan pemegang saham. Tapi deal dengan serikat pekerja.” Kata Jaka sambil menatap layar TV.
“ Kalau terjadi deal. Dari mana kita dapatkan uang untuk ambil alih?
“ Itu urusan Henry. Tugas kamu pastikan mereka mau jual perusahaannya. Paham?
“ Ya paham Uda. “

Jaka pergi ke kamar mandi “ Aku mau sholat dulu. “
“ Yuni ikut jadi makmun ya”
Jaka melirik sambil tersenyum melihat Yuni masuk kekamar untuk ambil sajadah dan mukena. 
Setelah selesai sholat, Yuni berkata kepada Jaka “ Uda, mengapa kalau udah sholat kening Uda seperti berkeringat? 
“ Sholat kan sama dengan meditasi. Kita berusaha konsentrasi mengosongkan pikiran kita, menguatkan persepsi bahwa kita sedang berhadapa dengan Tuhan. Tidak ada yang lain selain kita dengan Tuhan. Kita seakan berada di dunia lain. Tentu saja otak kita panas karena mengeluarkan energi besar. Keringat keluar ya wajar. Tapi sebetulnya itu bukan keringat seperti kita olah raga tapi embun dari energi cahaya di dalam otak kita.”
“ Oh. Tapi orang lain sholat biasa aja tuh. Yuni engga begitu”
“ Karena kalau kamu sholat belum sepenuhnya khusyu.”
‘ Gimana bisa khusyu ?
“ Butuh waktu engga sebentar dan itu seiring dengan tingkat keimanan kita.”
“ Terus gimana dengan yang solat seperti biasa ?
“ Ya engga apa apa. Semua orang berproses mencapai tingkat keimanan. Yang penting terus lakukan sholat dalam kondisi dan situasi apapun. Jangan pernah di tinggalkan barang sekalipun. Lambat namun pasti , keimanan akan meningkat dan tingkat khusu juga akan meningkat. Paham ya sayang”
“Apa bedanya orang beriman biasa saja dengan mereka yang sudah tinggi levelnya?
“ Orang biasa masih terisolasi dengan cara bagaimana beribadah. Tapi orang yang sudah levelnya tinggi, cara itu sudah tidak lagi menjadi standar. Mereka beriman itu karena hakikat. Standar nya ya hakikat.
“ Apa hakikat itu?
“ Cinta hanya kepada Allah. “
‘ Contohnya ? 
“Kalau dia menghindari perbuatan yang di larang Tuhan, itu karena kecintaanya kepada Tuhan. Bukan karena takut neraka dan berharap sorga. Bukan. Itu dia lakukan karena patuh atas dasar cinta kepada Tuhan. Apapun godaan datang, dia sikapi biasa saja. Tidak di sikapi dengan serius apalagi takut. Godaan itu harus di hadapi dengan iman , bukan di hindari.  Kalau di hindari bagaimana kita bisa merubah keadaan. Kaya miskin, sehat sakit, senang susah , bagi dia itu hanya senda gurau saja. Hakikatnya semua itu cara Tuhan berdialiogh dengannya untuk sabar dan ikhlas, tetap di dalam keimanan. Makanya dia menebarkan cinta dan kasih sayang, selalu berprasangka baik,  pemaaf dan pandai berterimakasih kepada siapapun.”
“ Oh hebat sekali. Sekarang Yuni semakin tahu siapa Uda sebenarnya”
“ Loh emang selama ini kamu engga kenal aku ?
“ Bukan begitu Uda. Aku punya teman orang Turki , yang juga muslim yang taat. Tapi cara berpikirnya dalam beragama beda dengan Uda. Sehabis sholat, zikirnya lama sekali. Tapi sedikit masalah datang dia cepat kawatir dan kalau doa seakan semua masalah di laporkan ke Tuhan , berharap Tuhan berikan lampu aladin. Kalau engga suka sama orang yang berbeda, dia cepat sekali mengadili orang. Salah lah, kafir lah. Sementara Uda, Yuni jarang liat Uda zikir. Sudah sholat langsung berdiri dan mulai berpikir soal lain. Ngaji juga jarang Yuni liat. Tapi bacaan sholat uda bagus sekali. Kadang menbuat Yuni nangis. Uda bisa berteman dengan siapapun yang berbeda tanpa terdengar mengadili mereka yang berbeda. Bahkan dengan Yuni saja, Uda engga pernah gunakan kekuasaan untuk Yuni pakai jilbab. “
“ Gimana dengan Bang Andi kamu?
“ Itu mantan suamiku agak lucu. Dia kalau sholat harus lama sujud biar jidatnya hitam. Zikir lama dan kencang lagi bacaannya. Tapi liat wanita sedikit cantik, langsung mau di nikahi. Sementara Uda, banyak wanita cantik sekitar Uda, yang mungkin semua mau Uda sentuh atau nikahi tapi Uda bisa bertahan dengan sikap jelas tanpa sedikitpun terpengaruh.”

Jaka hanya tersenyum tanpa mau mengomentari penilaian Yuni terhadap dirinya. Setelah Sholat, Jaka pamit untuk kembali ke Hotel. Yuni janji akan ajak Yuli makan malam di Hotel bersama Jaka. 

***
Desember yang dingin. Sore yang membosankan. Yuni mengambil sweater yang tergantung di belakang pintu dan di kenakannya untuk untuk keluar dari aparteman di kawasan Manhattan. Di langkahkannya kaki menelusuri Broadway. Udara New York sore itu begitu menusuk sungsum tulang. Jalanan sepi. Salju sisa semalam masih menutupi jalan. Dia terus mengayunkan  kakinya. Matanya mengembara memperhatikan burung-burung yang terbang berkejaran. Hidung kembang kempis, memerah menghirup udara yang dingin.
Sesampai di First Avenue langkahnya terhenti. Sesuai janji dengan Mahmud, dia masuk ke Caracas Arepa Bar. Sebuah bar dengan gaya latin , tepatnya Venezuela. Yuni duduk di meja deretan belakang. Matanya langsung tertuju ke atas panggung. Seorang lelaki negro tua sedang duduk menyanyikan “Song for George”-nya Eric Johnson, sebuah lagu berirama blues sambil memainkan piano di hadapannya.
Seorang pelayan wanita datang menghampirinya
Good afternoon, Madam. Mau pesan apa?” Dengan logat Latin yang masih kentara sembari dia sodorkan daftar menu ke hadapan Yuni
Di bacanya urutan menu satu per satu.
“Cappuccino,” kata Yuni sambil menyerahkan  daftar menu kepada pelayan itu
“Makanannya?”
“Kentang goreng saja.”
“Baik, tunggu sebentar, pesanan segera datang, permisi nyonya." Pelayan itu segera pergi meninggalkannya. Tak lama berselang, wanita Latin itu kembali menghampirinya dengan membawa nampan di tangan kirinya.
“Selamat menikmati,nyonya" ucapnya sambil tersenyum.
Thank you,” sahut Yuni. Lalu pelayan itu  kembali ke tempatnya semula.
Sambil mendengarkan alunan musik, segera dia menikmati minuman yang tersaji di depannya. Sedikit demi sedikit. Cappucino yang hangat masuk ke dalam perutnya. Musik yang merdu. Namun dari merdunya musik itu dapat Yuni rasakan  jika lelaki tua itu sedang dilanda kesedihan yang luar biasa. Ya, dia sedang menyanyikan lagu sedih. Sebuah lagu yang menyayat. Seolah membuka kembali luka lama yang terpendam di dasar samudera. Yuni ikut hanyut dalam nada-nada lagu itu. Sementara tangannya yang satunya memasukkan kentang goreng yang masih hangat ke dalam mulutnya satu per satu.
Kafe tampak sepi sore itu. Hanya beberapa orang tamu yang datang. Meja yang lain masih kosong tak berpenghuni. Seorang wanita duduk di meja paling depan. Dia masih muda dan cantik. Rambutnya yang keemasan tergerai jatuh hingga sebatas bahu. Diperhatikannya dengan penuh konsentrasi lelaki tua yang sedang bermain piano di hadapannya. Dia tampak menikmati alunan nada-nada yang keluar dari piano itu. Segelas Red Wine yang tergeletak di mejanya diraihnya lalu diseruput sedikit demi sedikit, lalu diletakkannya kembali ke tempat semula. Dan dia masih menikmati permainan orang tua itu.
Di meja tengah, tampak sepasang orang tua duduk berhadapan. Mereka sedang dilanda perasaan yang luar biasa bahagia. Mungkin mereka sedang merayakan hari jadinya yang ketiga puluh atau mungkin yang ketiga puluh lima. Ya, mengenang masa bercintanya dulu. Lagu pertama telah habis. Tepuk tangan pengunjung kafe pun menyambutnya. Ya, meski hanya beberapa tepuk tangan. Lelaki tua itu terdiam sebentar, lalu mengambil sebotol Martini di atas meja piano dan menuangkannya ke dalam gelas kaca lalu menenggaknya tanpa sisa. Diletakkannya kembali gelas itu ke tempat semula. Tak lama kemudian dia asyik kembali berkutat dengan tuts-tuts pianonya memainkan lagu kedua.
Mata Yuni masih tertuju memperhatikan gerak-gerik pemain piano itu. Hingga dia tidak sadar ada pria datang menghampiri mejanya. 
" Yuni" panggilan yang mengejutkan nya. Dia menoleh kesamping " Mahmud. Assalamu'alaikum"
" Waalaikum salam "Kata Mahmud dengan senyum cerah " Sudah lama"
" Ya sekitar 30 menit" kata Yuni sambil melirik jam tangannya. 
" Maaf terlambat karena sholat maghrib dulu. Maaf juga mengundang mu ketempat ini"
" aku lagi engga sholat makanya datang lebih awal. Engga apa apa. Aku suka kok tempat ini. Karena mengingatkan aku akan suatu Cafe di jakarta. Tentang seseorang yang sangat berarti dalam hidup ku"
" Kekasih? 
" Bukan. Tapi lebih dari itu. Kami mencintai karena Tuhan walau takdir tidak menjadikan kami suami istri"
" Oh Ya. Tentu pria yang istimewa" 
Yuni hanya tersenyum. 
Setelah memesan menu, Mahfud nampak berwajah serius. Yuni menangkap ada sesuatu yang harus di sampaikan dan ini tentu mengharapkan Yuni bisa menjadi pendengar yang baik.
" Kamu tahu Yun. Negeri ini benar benar di kuasai oleh oligarki. Para elite baik itu politisi maupun pengusaha besar mengatur segala galang agar resource hanya mereka yang menguasai. Setelah skandal demi skandal terkuak di hadapan publik , keadaan tidak mengarah menjadi lebih baik. Sepertinya mereka itu tidak peduli dengan rakyat Amerika yang masih banyak buta huruf dan masih ada yang seumur hidupnya tidak pernah lihat uang pecahan 100 dolar. Sementara elite membuang ratusan miliaran dolar untuk menyelamatkan perbankan yang oleng karena skandal Lehman. " Mahmud nampak geram di wajahnya.
Yuni hanya diam menyimak.
" Dulu kejayaan Amerika di topang oleh kuatnya lembaga riset sehingga Amerika di kenal sebagai penghela lokomotif new world order dengan demokratisasi sebagai jargon untuk menciptakan dunia lebih baik. Tapi itu dulu. Sekarang banyak lembaga riset tutup karena anggaran tidak tersedia. Perusahaan menghentikan program riset dan lebih memilih menjadikan China sebagai outsourcing untuk program risetnya. Itu karena alasan ekonomis semata. Negeri ini sekarang di warisi oleh kaum pragmatis. Sangat menyedihkan. " Kata mahmud. 
" Bagaimana dengan Perusahaan tempat kamu kerja ? " tanya Yuni.
" Mungkin paling lambat sebulan lagi akan berlindung di balik undang undang pailit bila bank tidak mau menambah kucuran kredit"
" Apakah pemegang saham tidak mau injeck lagi?
" Keliatannya mereka juga lagi panik karena harga minyak terus melorot. Bisa saja tidak ada lagi uang tunai"
" Kalau pemegang saham tidak lagi peduli, mengapa tidak upayakan para karyawan mengambil alih perusahaan itu. Ya konsep gotong royong. Itu lebih baik dari pada meradang kehilangan kerjaan karena perusahaan bangkrut"
" Maksud kamu?
" Ya. Serikat kerja ambil insiatif untuk terus melanjutkan perusahaan yang dalam keadaan pailit "
" Dari mana karyawan punya uang untuk melanjutkan operasional Perusahaan? 
" Ya bisa menggunakan cadangan dana pensiun yang ada. Atau menarik strategik partner yang bisa menyediakan modal dan juga pasar." 
" Keliatannya menyediakan dana cadangan pensiun engga mungkin. Karena tidak setiap orang punya mental wirausaha. Kalau memang ada startegi Partner, itu pasti di dukung Serikat pekerja. "
" Bagaimana kalau Perusahan ku menawarkan diri untuk jadi strategi Partner ? 
" Serius ?
" Serius ! Jawab Yuni tegas sambil menyeruput capucino.
" Mengapa? Apa alasan kamu? mahmud nampak antusias ingin tahu.
" Aku percaya kamu. Percaya dengan obsesi perusahaan atas apa yang sedang kamu dan Team lakukan dalam riset produk "
" Baiklah. Aku percaya kamu karena kamu saudari muslim ku. Aku akan bicarakan dengan teman teman. Ini akan kami jadikan proposal kepada Pemerintah agar kami tidak kehilangan pekerjaan."
" Bagus. Kabarin aku terus ya perkembangannya."
" Insha Allah. "

***

Mahmud menghubungi Yuni bahwa dia akan datang bersama team inti dari perusahaannya ke kantor. Mereka ingin membahas lebih detail mengenai niat Yuni untuk memberikan dukungan mereka mengambil alih perusahaan. Menurut kabar, Direksi sudah mengadakan pertemuan dengan seluruh perwakilan karyawan bahwa perusahaan akan  di nyatakan pailit.  Jam 10 pagi, Mahmud dan Team nya sudah datang ke kantor. Yuni sambut mereka dengan menggunakan pakaian muslimah yang modis. 

“ Bu, kami sudah mengadakan musyawarah dengan pemegang saham. Mereka tidak bisa menyerahkan perusahaan kepada kami. Karena seluruh asset perusahaan harus di jual oleh lembaga kurator untuk membayar hutang kepada beberapa kreditur. “

“ Boleh saya tahu data neraca perusahaan terkini? Kata Yuni

Mahmud menyerahkan data neraca perusahaan. Yuni membaca Neraca perusahaan dengan cepat, sambil melirik kepada yang hadir dalam rapat. 
“ Baiklah. Coba usulkan bahwa apakah hutang bank dapat di reschedule. Hutang kepada pihak ketiga lainnya saya akan bail out. Tapi tentu saya butuh kompensasi berupa saham.”
“ Maksud Ibu ?
“ Saya akan ambil alih perusahaan ini. Saya akan bagikan saham sebesar 40% kepada karyawan.  Ini share loan, yang akan dibayar dari deviden. Bagaimana? Kata Yuni santai tanpa ada tekanan apapun nadanya bicara.

Mereka saling pandang. “ Ibu. Benarkah ini? 

“ Saya tidak sedang becanda , Mahmud.” 

“ Mengapa ibu baik sekali?

“ Kami orang Asia. Kami percaya asset itu sebenarnya adalah sumber daya manusia.Dengan anda semua sebagai pemegang saham maka kita akan bangun perusahaan dengan konsep gotong royong. Ini kekuatan yang luar biasa untuk menghadapi zaman yang berubah cepat.”

“ Paham, bu. Baiklah kami akan sampaikan usul ini kepada Pemegang saham. Kalau mereka minta jaminan akan ada penyelesaian seperti yang ibu mau. Apa yang harus kami lakukan? Bolehkah kami libatkan ibu untuk bicara dengan pemegang saham? 

“ Tidak boleh. Saya tidak deal dengan pemegang saham anda. Saya deal denga anda sebagai wakil serikat pekerja. Yang harus anda lakukan adalah buat perjanjian kepada pemegan saham yang intinya  bahwa apabila dalam sebulan anda tidak bisa memenuhi komitmen itu maka perjanjian batal. Pemegang saham berhak melepas asset nya untuk membayar hutang. Saya yakin pemegang saham akan nurut. Karena tidak ada ruginya bagi mereka. Semakin mereka tidak percaya semakin lemah perjanjian yang akan mereka buat untuk anda.”

Mereka yang hadir kembali berpandangan “ Baik Bu, kami rasa itu fair. Kami segera laksanakan. Terimakasih atas kebaikan hati ibu”

“ Terimakasih kembali. Kita akan bersama sama menyelesaikan ini”

Usai pertemuan itu , Yuni menghubungi Henry di Geneva, Swiss. 
“ Henry, berapa lama di butuhkan waktu untuk mengumpulkan dana sebesar USD 150 juta?
“ Oh Ya, Soal akuisisi perusahaan tekhnologi itu?
“ Ya.”
“ 2 bulan”
“ Usahakan 1 bulan. Atau transaksi ini gagal.”
“ Baik bu. Saya kan usahakan 1 bulan”
“ Saya butuh ketegasan anda, Henry”
“ Ok 1 bulan.”
‘“Thanks.”

Setelah telp itu, Yuni menatap kearah jendela kaca lebar yang terdapat di kamar kerjanya di lantai 45. Dia melihat pemandangan kota New York yang di penuhi gedung jangkung.  DIa tersenyum. Tidak pernah membayangkan bahwa dia bisa ada di jantung kota paling kapitalis dan kini di datangi oleh orang berpendidikan hebat untuk sebuah solusi. Kalau ingat dia dulu terlahir dari keluarga miskin di Pangkalan Brandan. Yatim di usia kanak kanak dan menjadi yatim piatu di usia remaja. Rasanya tidak mungkin ini semua terjadi. Semua karena kasih sayang Tuhan yang harus di syukurinya sepanjang usia. 

Malam harinya Yuni mengundang Mahmud makan malam bersama teamnya. Dalam acara makan malam itu , Yuni tetap menjadi pendengar yang baik atas berbagai keluhan mereka tentang hidup yang tidak adil. Semua biangnya karena kapitalisme sistem. Yuni tidak mau menanggapi keluhan mereka itu. Karena bagaimanapun keluhan mereka adalah repleksi dari kekalahan mereka. Hidup memang bersaing. Kalah menang itu biasa. Tapi orang hebat bukan karena dia menang tapi dia mengakui kekalahannya tanpa berkeluh kesah.Dia sadar dia kalah dan dia bangkit untuk belajar dari kekalahan, dan akhirnya menjadi pemenang. Ya menang bukan karena hebat menjatuhkan orang lain tapi bisa mengalahkan diri sendiri , yang tetap rendah hati ketika menang dan bersabar ketika kalah. Apapun itu hanyalah proses menjadi orang sebaik baik dirinya di hadapan Tuhan. Tapi pemahaman ini tidak begitu di mengeri oleh Mahmud.

****

Bertempat di sebuah cafe , Yuni dan team Mahmud bertemu lagi. Saat ini mereka sudah membawa perjanjian dengan pemegang saham. Benarlah waktu yang di sediakan sebulan untuk menyelesaikan pembayaran hutang kepada pihak ketiga. Sementara dari pihak  bank sudah ada konfirmasi akan memberikan reschedule payment selama 10 tahun. Yuni membaca dengan cermat perjanjian itu sambil tersenyum. Dia berharap  ke esokannya bisa di buat Agreement antara perusahannya dengan mereka sebagia wakil serikat pekerja. Usai pertemuan itu , Yuni menghubungi Jaka. Karena ini saat menentukan soal langkah berikutnya.

“ Uda” Yuni telp Jaka.
“ Ya Yun”
“ Mereka setuju dengan kondisi yang kita tetapkan. Apa langkah selanjutnya?
“ Bagus. ! Besok Henry dan teamnya di Geneva akan terbang ke New York. Jangan ambil tindakan apapun sebelum team Henry datang ya.”
“ Baik, Uda.”
“ Kamu sehat ?
“ Sehat. Uda gimana?
“ Sulit bilang. Tapi…
“ Uda….uda sakit? sakit apa? “ Terdengar setengah teriak.
“ Hasil test lab , terjadi penuruan fungsi lever. Tapi keadaan kesehatan ku baik baik saja.”
“ Ah Uda…Jangan sakit. .” Terdengar suara Yuni seperti menahan tangis.
“ Engga ada yang tahu aku sakit, kecuali kamu.”
“ Uni di rumah juga tidak tahu?
“ Ya tidak tahu. Kalau tau , kawatir pikirannya terganggu.”
“  Apa perlu Yuni pulang ke jakarta”
“ Engga perlu. Kamu focus aja dengan kerjaan kamu. “
“ Janji engga akan ada kejutan ya uda. Yuni akan telp setiap hari tanyakan kesehatan Uda.”
“ OK.
“ Yuni akan sholat tahajud setiap malam untuk doakan Uda. “
“ Terimakasih Yun. Jangan bilang ke Yuli kalau aku sakit ya?
“ Ya Uda. Uda harus kuat ya sayang.”
“ Insya Allah, ku akan baik baik saja. “


Sejak team Henry datang, proses pengambil alihan perusahaan Mahmud berlangsung cepat sekali. Semua paper work yang di kerjakan oleh lawyer telah di tandangani oleh Serikat kerja yang di pimpin Mahmud. Selanjutnya Team Henry akan berjuang mendapatkan dana sebsar USD 150 juta. Ini tidak mudah.  Yuni masih belum tahu bagaimana detail proses fundraising ini. Henry janji akan membicarakannya setelah mereka sampai di Geneva. Hari itu juga , malam hari mereka terbang ke swiss.

***
Sejak mengetahui Jaka sakit, setiap malam Yuni sholat tahajud. Kadang dia menangis dalam rintihan doanya. Mengharapkan agar Tuhan menyembuhkan pria yang telah menuntunnya ke mata air dan membawanya ke cahaya hidayah. Pertama mengenal Jaka, Yuni beragama Budha. Karena Ayah ibunya yang etnis China. Agama Budha adalah kali pertama dia mengenal Tuhan. Namun setelah bertahun tahun dengan Jaka, akhirnya dia sendiri memutuskan masuk Islam. Padahal Jaka tidak pernah provokasinya untuk memeluk Islam. Tapi pribadi Jaka telah menginspirasinya untuk mengenal islam lebih jauh. Akhirnya dia memutuskan jadi muslimah. Beberapa bulan kemudian, barulah dia beri tahu kepada Jaka bahwa dia mualaf. Jaka nampak haru ketika mengetahui , dan tak pernah lupa akan kata kata  Jaka “ Yun, sekarang kamu adalah saudari muslimku. Aku akan menjaga kamu dalam keimananmu. Apalagi kamu adalah sahabatku. Kamu tahu, dalam islam semua kita bersaudara. Di haramkan darah bagi sesama muslim. Tahu maksudnya ? Kita tidak boleh menzolimi sesama muslim. Apapun itu alasannya. "

Kita tidak bisa menghindari penyakit karena itu adalah sunatullah. Walau Allah mendesign tubuh kita dengan sempurna namun tubuh kita pada hakikatnya akan berproses melemah dari waktu kewaktu dan sangat renta dengan lingkungan dan kondisi hidup kita. Sebagai manusia yang hidup di era modern, ada dua jalan untuk aman dari akibat penyakit, yaitu asuransi kesehatan dimana premi dibayar kepada perusahaan penyelenggara asuransi.Perusahaan asuransi hanya menjamin biaya namun tidak menjamin kesembuhan. Tapi ada juga asuransi kesehatan yang diselenggarankan oleh Allah yang menjamin biaya kesehatan dan juga kesembuhan. Jaka percaya itu. Bila Alllah berkehendak maka semua sangat mudah, termasuk menyembuhkan penyakit. 

Nabi saw telah bersabda : “Obatilah orang yang sakit di antara kalian dengan sedekah.” Sadaqah adalah polis asuransi terbaik di bumi ini.  Bahkan sedekah itu bukan hanya asuransi kesehatan tapi juga asuransi keselamatan. Inilah sabda Rasul ”Ujian yang menimpa seseorang pada keluarga, harta, jiwa, anak, dan tetangganya bisa  dihapus dengan puasa, shalat, sedekah, dan amar ma’ruf nahi munkar.”. Apakah ada asuransi terbaik dibandingkan dengan Allah ? Walau Jaka hidup dilingkungan modern namun dia dan keluarganya tidak punya polisi asuransi. Jaka hanya membiasakan diri bersedekah sebagai premi asuransi. Hanya itu. Apakah benar aman?

Disuatu klinik di Singapore di kawasan Robinson, Jaka sedang menanti panggilan untuk diperiksa. Dokternya seorang profesor. Diruang tunggu itu Jaka duduk bersebelahan dengan pria tua. Dia menanyakan penyakit Jaka. Setelah Jaka jelaskan penyakitnya, pria tua itu dengan serta merta mengatakan agar Jaka mengkonsumsi obat yang disarankannya. Jaka  tidak begitu menanggapi dengan serius saran itu. Karena penyakit Jaka berdasarkan hasil analisa Rumah Sakit di Hong Kong memang mengharuskan dia melakukan transplantasi  lever. Jaka perlu menanti jadwal untuk operasi. Maklum ada banyak sekali pasien yang ingin melakukan transplantasi lever. Selama menanti itulah Jaka rutin setiap minggu ke dokter di Singapore untuk mendapatkan suntikan daya tahan tubuh. Memang sangat menderita penyakit itu, namun Jaka bisa menyembunyikan sakit itu dengan wajah penuh optimis.Sehingga istri dan teman temannya tidak mengetahui bahwa dia sedang sekarat. 

Pria tua yang duduk disamping Jaka kembali menguatkannya agar mengkosumsi obat yang disarankannya dan Jaka menanggapinya dengan senyum. Seusai diperiksa dokter dan ketika hendak pulang, pria tua itu mengikuti Jaka. Dia menarik tangan Jaka ke apotik dan membeli obat itu untuk Jaka. Dia membayar dengan uangnya. Jaka terharu. Tentu tidak ada alasan Jaka meragukan sarannya dan lagi obat ini semacam suplement yang tidak ada efek sampingannya.

Ketika mengkonsumsi obat yang disarankan orang tua itu, selama seminggu Jaka merasakan setiap hari ada perubahan terhadap kesehatannya. Ketika check up di Singapore, dokter juga melihat keanehan terhadap kesehatan Jaka. Menurutnya kesehatan Jaka semakin membaik. Setelah satu bulan mengkonsumsi obat itu, Jaka benar benar merasa sehat. Hasil test lab Rumah Sakit di Hong Kong menyatakan Jaka bebas dari penyakit. Levernya kembali seperti semula. Bahkan jauh lebih baik dibandingkan usianya. Kepada Allah Jaka bersyukur. 

“ Yun “ Jaka segera menghubungi Yuni ketika hasil lab menyatakan dia bebas dari penyakit levernya.
“ Ya, uda. Gimana kesehatan uda?
“ Mau tahu?
“ Iyalah Uda.”
“ Hasil lab, aku sudah bebas dari penyakit lever. Jadi engga perlu operasi transplasi lever.”
“ Alhamdulillah.”
“ Sekarang aku sehat. Lebih baik dari sebelumnya. Kamu juga jaga kesehatan ya. Santai aja. Hadapi masalah dengan tenang. Gimana perkembangan kerja Henry?
“ Henry sedang ke Beijing dan terus ke Dubai. Katanya dia akam mampir ke Hong Kong ketemu dengan Project Committee group di Holding. Kita punya waktu 3 minggu lagi harus penuhi komitment kepada serikat pekerja.”
“ OK. Besok aku ke Hong Kong. “
“ Uda, istirahat aja. “
“ Aku udah sehat kok”

Jaka  pernah juga kena penyakit jantung koroner. Juga sudah dijadwalkan untuk operasi jantung di KL tapi karena saran teman untuk mengkonsumsi jamu dapur,  Jaka pun bisa bebas dari jantung koroner. Jaka juga pernah kena penyakit penurunan fungsi telinga.Penyebabnya karena ada radang diotak tengahnya. Jalan keluarnya adalah operasi tapi Jaka tidak mau dioperasi karena kemungkinan gagal 50%. Jaka memilih pasrah kepada Allah. Tapi seseorang dalam mimpi memintanya untuk mengkonsumsi makanan. Dia sebutkan jenis makanan itu. Jaka mengalami mimpi yang sama berkali kali sampai akhirnya dia  tidak punya alasan untuk tidak mengikuti saran dari dunia mimpi itu. Benarlah, setelah  di konsumsi makanan itu , telinga Jaka normal kembali dan radang otak tengah sebagai penyakit juga sembuh.Berkali kali Jaka terkena penyakit yang mengkawatirkan namun selalu ada penyembuhan dengan cara sederhana. 

Sedekah berasal dari bahasa Arab, yaitu ash-shadaqah. Kata ini diambil dari huruf sha-da-qa yang asal kata ash-shidiq yang berarti “benar”. Jadi sedekah adalah pemberian yang diberikan untuk mengharap ridha Allah. Bedanya dengan zakat adalah sedekah untuk kategori sunnah, dan zakat untuk yang wajib dimana peruntukannya sudah diatur oleh Allah.  Jaka teringat nasehat Ayahnya , “Nak jangan pernah kau tolak orang pinjam uang untuk modal dia menyambung hidup  atau bayar sekolah anak atau menikahkan anak/adik atau bayar sewa rumah. Mereka tidak mengemis, Nak. Mereka sedang dalam moment kesusahan , kesempitan dan karena itu mereka meminjam kepadamu. Dan kelak bila mereka datang kepadamu meminta maaf belum bisa membayar hutangnya maka maafkan mereka. Lepaskan mereka dari kewajiban membayar hutang. " 

Mengapa? Bagi Jaka itulah salah satu cara Allah menagih Premi asuransi kepadanya. Karenanya cukuplah berharap Allah yang membayar hutang itu. Tentu banyak sekali cara kita bisa bersedekah. Tapi intinya adalah menanamkan empathi kepada siapapun yang membutuhkan pertolongan dan meninggikan kalimah Allah. Terbukti sepanjang usia setengah abad , Jaka bisa merasakan sendiri, very secure ! Jaka yakin bila kebiasaan bersedeqah ini menjadi standar kelas menengah dan atas di Indonesia maka tidak ada lagi orang miskin yang kehilangan harapan dan tentu tidak ada lagi penyakit yang menyengsarakan dan menguras harta.

***
Bertempat di Roof Terrace restaurant,The Excelsior, Hong Kong, Jaka mengundang Lili Huy CEO salah satu Venture Capital besar di China, juga hadir anak muda dengan pakaian sederhana namun dari matanya nampak dia orang cerdas. Dia mengenalkan diri namanya Mr. Hu sebagai CEO dari perusahaan yang sedang membangun indusri alat kesehatan. Jaka di dampingi oleh Lena dan Tong, dan Henry. Pembicaraan terkesan santai.

“ Mr. Han “ Seru Lili sambil mengarahkan pandangan ke anak muda yang duduk di sebelahnya“  Anak muda ini menyerahkan Feasibility Study untuk membangun Industri MRI (Magnetic Resonance Imaging ). Awalnya saya meliat anak muda ini hanya punya impian yang hampir tidak mungkin bisa dilakukan di China. Mengapa? MRI merupakan suatu teknik yang digunakan untuk menghasilkan gambar organ dalam pada organisme hidup dan juga untuk menemukan jumlah kandungan air dalam struktur geologi. Biasa digunakan untuk menggambarkan secara patologi atau perubahan fisiologi otot hidup dan juga memperkirakan ketelusan batu kepada hidrokarbon. Alat ini merupakan tekhnologi paling maju dan paling mahal karena merupakan keajaiban tekhnologi. Proses membuat MRI memerlukan keahlian terbaik dari beberapa bidang yang sangat bersifat tekhnis. Industri ini akan melibatkan ahli fisika yang memiliki pengetahuan mutakhir tentang resonansi nuklir dan kemampuan superkonduksi. Hal ini akan membutuhkan ahli programmer dan tekhnisi yang dapat menangani design bidang magnetic tiga dimenasi dengan processor super high speed. China tidak punya kemampuan untuk itu.

Ada kendala serius yang bisa menghambat impian anak muda ini yaitu adanya kartel tekhnology dari Industri alat kesehatan yang sudah ada seperti Philips, General electric , Siemens , dll. Mereka akan memboikot tekhnoloy dengan melarang industri supply chain untuk mendukung impian anak muda ini. Bukan rahasia lagi bahwa bisnis alat kesehatan adalah bisnis triliunan dengan tingkat laba yang luar baisa tingginya. Kapitalis!. Namun anak muda ini terus meyakinkan saya dengan penuh semangat bahwa dia bersama teamnya akan menghadapi semua kendala tersebut. Impossible is nothing. Anak muda ini sangat mengetahui kelebihan dari bisnisnya yang dapat menghasilkan MRI yang harganya 50% lebih murah dari produk yang sudah ada di pasar. ““ Lanjut Lili.

“ Kendala sebenarnya apa “ Tanya Jaka.

“ China belum bisa menemukan chip computer untuk menggerakan system MRI itu, yang membutuhkan prosesor sehebat produk yang ada di pasar. Sementara produsen prosesor menolak menjadi Supply chain untuk proyek ini.” Kata Hui.

“ Bukankah China punya Academic Science yang hebat dengan ratusan insinyur terbaik. Mengapa tidak bisa menemukan prosesor itu ? Tanya Jaka.

“ Mereka hampir menemukan prosesor namun belum bisa sebaik yang ada di pasar. “

“ Oh Hampir..Kendala mereka apa ?

“ Lebih kepada campuran material dari prosesor itu. “ Kata Hui dengan wajah putus asa.

“ Apakah ada kemungkinan saya bersama team bertemu dengan pihak China academic science ? Tanya Jaka.

“ Tentu.Kami jadwalkan besok anda bisa bertemu mereka. “ 

“ Thanks.” Kata Jaka. 

“ Kami tawarkan anda ikut dalam rencana bisnis anak muda ini” Kata Lili.

“ Apakah ada komitmen dari pemerintah china untuk memberikan peluang pasar bagi produk buatan anak muda ini? 

“ Tentu. Belanja pemerintah untuk alat kesehatan MRI ini akan semuanya menggunakan produk dari anak muda ini. Pasarnya mengalahkan pasar yang ada di Eropa di tambah Amerika. Ini pasar raksasa dengan nilai miliaran dollar. “

Jaka hanya menganguk. Kemudian dengan ramah Jaka mempersilahkan mereka menikmati makan malam. Selanjutnya pembicaraan lebih hal sepele soal kebijakan ekonomi china paska krisis global dan ketidak senangan china terhadap kebijakan Amerika terhadap suku bunga. Usai makan malam, Jaka mengantar mereka sampai ke lobi Hotel. Lili masih sempat bicara sebentar dengan Jaka secara pribadi.

“ Saya akan kirim FS ke kantor anda. “kata Lili
‘ Thanks”
“ Kami agak panik karena biaya riset sudah sangat mahal kami danai namun sampai kini belum ada titik terang. Tekhnologi itu di kuasai Amerika. Sementara Program revitalisasi Rumah Sakit seluruh CHina mulai di laksanakan setahun lagi. Sayang kalau peluang ini hilang. “
“ Saya akan pertimbangkan untuk ambil resiko biaya riset selanjutnya. “
“ Saya yakin anda selalu ada alasan yang kuat untuk zero risk. Saya kenal betul sifat anda. “ Kata Lili dengan senyum indah. Wanita yang di kenal Jaka cukup lama. 
Jaka hanya tersenyum.
“ Janji kalau ke Beijing telp saya ya. Saya akan atur dinner di tempat terbaik untuk anda. Ingat tempat kita dinner terakhir 3 tahun lalu.” 
“ Ya saya janji. Oh ya bagaimana dengan Richard si bule jangkung itu?
“ AH dia sudah masa lalu”
“ Oh ya. Kenapa ?
“ Terlalu lemah sebagai pria. Membosankan mendengar dia bicara teori dengan rasa kawatir berlebihan. “
“ Kamu memang wanita besi dan hanya pria baja yang bisa menjadi pendamping kamu”
Lili tersenyum, sambil menyubit lengan Jaka yang melangkah ke arah lobi. Jaka berjanji akan memproses FS itu dengan cepat.

Sesampai di Apartement, Jaka menghubungi  Henry via screen chat closing circuit
“ Henry “
“ Ya Pak.”
“ Gimana perundingan dengan mitra kita di Dubai?
“ Keliatannya mereka menolak untuk terlibat dalam pembiayaan untuk proyek ibu Yuni di Amerika.”
“ Masih berapa lama waktu tersedia untuk fundraising
“ Dua minggu lagi.”
‘ Ok. Sekarang kamu hubungi Tom di NY. Sampaikan bahwa kita ambil keputusan take over sky building di Boston.”
“ Pak, boleh kasih saran?
“ Silahkan”
“ Transaksi nya besar sekali dan dari offtaker harga sewa rendah sekali selama 15 tahun. IRR bisa di katakan tidak layak secara ekonomi.”
“ Saya catat. Sekarang kamu telp Tom di NY, kita setuju dengan skema financing yang dia offers. “
“ Baik pak. Segara saya laksanakan.”
“ Pastikan kita closing malam ini juga atau sebelum jam 4 sore waktu NY.”
‘ Saya lakukan.”

Jam menunjukan pukul 2.30 pagi. Jaka , menghubungi George di Frankfurt 
“ George “ Jaka menghubungi  via chat private baking room
“ Ya Han”
“ Apakah bank anda masih mendukung untuk synthetic  bond ?
“ Untuk apa ? 
“ Pengambil alihan building di Boston”
“ Siapa payment undertaking nya ?
“ Bank di NY “
“ Funding nya ?
“ Member 144 A SEC.”
“ OK. Kirim offersheet ke saya sekarang. Dalam 10 menit saya delivery synthetic bond ke server anda.”
“ Thanks”

Benarlah dalam 10 menit setelah Jaka kirim offersheet, transfer file datang dari server George di Frankfurt, masuk ke file private 144 A SEC di terminal Jaka. Segera Jaka menghubungi Henry 
“ Henry, gimana sudah closing “
“ Sudah namun saya masih tunggu confirmation termsheet”
“ Berapa lama ?
Henry terdiam sebentar “ Nah sudah masuk ke terminal saya. Segera saya kirm ke screen anda , pak “
“ Lakukan sekarang”
“ Sudah pak “
“ OK. Nah sekarang,  kamu pastikan terbang ke NY besok pagi. Setelah kamu sampai, dampingi Yuni urus global trasfer ke rekening perusahaannya. Ingat setelah uang efektif posted, atur penempatan di escrow agent. Atas dasar agreement escrow agent itu kamu pastikan proses pengambil alihan selesai dalam 2 minggu”
“ Tapi pak, apakah keburu waktunya ? Ingat kita belum adakan due diligent tekhology yang mereka punya. Kita butuh independent consultant untuk itu”
“ Berapa lama due diligent itu “
“ Sebulan.”
“ Apakah bisa diatur extend waktunya ?
“ Saya sudah usulkan ke Bu Yuni tapi dia tolak”
“ Ok Kalau begitu, team dari Lili Hui akan membantu proses due diligent . Saya pastikan mereka bisa selesai 3 hari“
“ Apa mungkin ?
“ Tidak ada yang tidak mungkin bagi China. Lakukan saja ya”
“ Baik  pak . Segera di laksanakan”

Dengan menggunakan fasilitas private banking, Jaka melakukan structure asset  dan membuka posisi offer sale dengan code special offers. Tak lebih 5 menit, dari salah satu members melakukan takedown file. Jaka mengarahkan rekening penerimaan penjualan synthetic bond ke perusahaan Yuni di NY dengan special drawdown payment. Paling lambat 3 hari uang sebesar USD 150 juta sudah sampai di rekening Perusahaan Yuni.

Usai bicara dengan Henry , Jaka sholat tahajud dan tafakur di sajadahnya sampai waktu subuh masuk. Setelah sholat subuh dia telp istrinya di Jakarta. Kemudian tidur sampai jam 7 pagi. Rutinitas seperti ini di lakukan Jaka bertahun tahun. Dia tidak punya pilihan banyak karena ini soal pilihan hidup. Yang penting dia terima dengan ikhlas dan lakukan dengan passion tinggi sebagai bagian dari ibadah. Bukankan mencari rezeki adalah ibadah dan apalagi itu menyangkut hidup banyak orang yang bekerja.

***
Kedatangan Henry bersama team dari Geneva ke kantor di sambut Yuni dengan perasaan kawatir “ Apakah semua beres “
“ Kami gagal mendapatkan dana dari Dubai”
“ Oh. Pak Jaka sudah tahu ?
‘ Sudah. “
“ Lantas “
“ Kami kemari untuk membantu anda menerima kiriman uang dari global account. Nilainya USD 150 juta net settlement.”
“ Oh. Dari mana uangnya?
“ Dari private investment di Frankfurt.”
“ Underlying nya apa ?
“ Venture business. Jadi tidak ada resiko debt terhadap perusahaan anda. Dan lagi secara akuntasi perusahaan anda tidak layak menarik loan sebesar USD 150 juta.”
“ Saya paham”

Siang hari, Yuni dapat kabar dari banker nya bahwa ada kiriman uang ke rekeningnya dengan fasilitas special drawdown payment. Artinya perusahaannya sebagai penerima namun uang itu tidak posting di rekeningnya tapi di rekening yang di tunjuk oleh pihak pengirim dana. George memperlihatkan kuasa CEO dari Private Investment company di Frankfurt. Di situ tertera namanya David Chang. Atas dasar kuasa itu, George sebagai pengendali uang tersebut. Yuni tidak mau protes. Bagaimanapun ini yang bekerja adalah team Jaka. 

Proses pencairan dana dan penempatan dana di escrow agent berlangsung cepat. Sehari selesai. 
“ Bu, ini bukti dana yang ada di escrow. Ibu bisa gunakan bukti ini untuk negosiasi dengan pihak perusahaan yang akan diambil alih. Protokol pengambil alihan sudah ibu ketahui semua sesuai agrement dengan mereka. Saya akan dampingi Ibu dalam negosiasi itu.”
“ Baik akan saya lakukan.” Kata Yuni segera meminta sekretaris untuk menghubungi serikat kerja dari perusahaan yang akan di ambil alih. Tak berapa lama sekretaris meminta Yuni menerima telp dari Mahmud “ Assalamualikum” Kata Yuni. “ Kami siap masuk dalam tahap penutupan proses pengambil alihan, yaitu due dillgent tekhnology “ 
“ Baik, Bu. Kami akan buka komunikasi dengan Pemegang saham. Saya dapat yakinkan ibu, lusa proses selanjutnya segera dapat dilaksanakan.”
“ Kami akan gunakan tenaga konsultant dari China. Mereka akan datang besok”
“ Kami tunggu.” 

Para pemegang saham Perusaan tempat Mahmud kerja menyetujui untuk proses due dilligent karena adanya bukti dana dari Yuni. Team dari China datang tempat waktu. Setelah menyelesaikan penanda tanganan NDA, proses due dilligent tekhnologi di laksanakan. Yuni memberikan fasiltas terbaik untuk akomodasi team dari china selama ada di Amerika, terutama di tempat pusat riset di silicon valley. 

Setelah tiga hari, team bisa menyelesaikan due diligent namun mereka tidak mau melaporkan hasilnya kepada Yuni. Mereka akan menyampaikan langsung kepada Jaka di Beijing. Yuni kurang mengerti. Bagaimana mungkin laporan yang maha penting itu dia tidak punya akses? karena itu dia menghubungi Jaka.

“ Uda” Seru Yuni via telp international.
“ Kenapa Yun”
“ Team dari China tidak mau serahkan laporan due diligent kepada  aku. Padahal aku yang signed agrement dengan perusahaan yang jadi target.”
“ Oh itu. Jadi maunya gimana Yun”
“ Aku harus lihat laporan itu Uda.”
“ Ya udah. Kalau gitu kamu ikut mereka ke Beijing ke temu dengan aku. Nanti kamu akan tahu juga”
“ Oh gitu ya Uda. Ya udah Yuni ikut mereka.”
“ Yun, agar proses negosiasi tidak terhenti, selama kamu pergi serahkan mandate perusahaan ke Henry ya.”
“ Ya Uda.”
***
Di bawah tempratur 7 derajat celcius, Beijing nampak berkabut. Yuni melangkah keluar dari bandara. Ketika sampai di Hotel, Jaka sudah menanti di Loby. Rasanya Yuni ingin menghambur dalam pelukan Jaka. Mengingat pikirannya sejak Jaka sakit selalu kepada  Jaka. Apalagi melihat Jaka sehat. Namun niat itu di urungkannya karena Jaka segera mengulurkan tangan untuk berjabat tangan. Yuni cepat mencium punggung tangan Jaka “ Lihat uda sehat. duh senang hati Yuni.”
“ Kamu cepat ke kamar. Mandi dan pakai baju terbaik. Karena kita jam 8 kita akan makan malam dengan tean mereka “
“ Baik Uda. Ayo temanin Yuni ke kamar. “
“ Aku tunggu di sini aja Yun”
“ Kenapa uda.Biasanya Uda engga begini.”
“ Sejak kamu pakaian jilbab, aku jadi salah tingkah”
“ Hallo, Boss. Aku masih Yuni yang dulu , yang sering ngeselin Boss”Kata Yuni denga raut manjanya. 
“ Benar nih”
“ Yuni percaya dengan Uda dari dulu. Uda engga pernah sentuh Yuni, walau Yuni ingin sekali.”
Jaka tersenyum sambil melangkah ke arah lift “ Ayo cepat ke kamar. Aku mau pastikan kamu engga lama lama riasnya”
“ Siap boss.”
Jaka menyediakan kamar president sweet room untuk Yuni. Kamar dan ruang tamu terpisah. Sehingga Jaka bisa menanti di ruang tamu kamar ketika Yuni ganti pakaian di kamar.

Jam 8 malam, Jaka datang ke restoran di dampingi oleh Tong, Lena dan Wu. Dari team China hadir Lili Hui dan tiga orang anak muda. 

“ Ini laporan hasil due diligent “ kata salah satu anak muda kepada Jaka sambil menyerahkan paper dengan binding cover warna merah.
“ Apa kesimpulannya ?
“ Proyek itu tidak punya apa apa kecuali asset keras yang tidak ada nilai apapun.”
“ Bukankah mereka sudah melakukan riset lebih dari 5 tahun? Kata Yuni.
“ Masih sangat prematur hasil riset mereka. Useless “ Kata Lili.
“ Oh my god.” Seru Yuni.
“ Ya engga apa apa. Kita mundur dari transaksi itu.” Kata Tong.
Yuni menatap Jaka, seakan mengharapkan Jaka bersikap.
“ OK. Kita keluar dari transaksi “ kata Wu. 
Jaka hanya diam namun tetap tersenyum. “ Mari di nikmati makan malamnya.” Kata Jaka ketika hidang tersedia diatas meja. Kemudian pembicaraan lebih banyak soal yang tidak penting. Keliatan sekali keakraban LIli dengan Jaka. Yuni merasa sedikit cemburu namun dia sadar bahwa Jaka harus bersikap ramah kepada tamunya.

Usai makan malam , Jaka dan Yuni kembali ke Hotel. Namun karena kamar mereka berbeda, Jaka mengajak Yuni minum teh di cafe yang ada di hotel. 
“ Uda, maafkan Yuni karena mengecewakan uda”
“ Engga apa apa. Dari Beijing kamu ikut aku ke Jakarta. Engga usah balik lagi ke NY.”
“ Pulang uda ?”
“ Ya. Kan udah setahun kamu cuti dari kantor di Jakarta.”
“ Tapi perusahaan Yuni di NY gimana ?
“ Kan kamu sudah kasih mandate kepada Henry “
“ Ya”
“ Ya udah. Selanjutnya sub holding di NY yang akan kelola perusahaan itu” Kata Jaka dengan santai. Tak nampak sedikitpun Jaka sedang meradang rugi karena biaya yang telah di keluarkan selama setahun untuk Yuni.
“ Uda…”
“ Ada apa ?
‘ Boleh tanya “
“ Ya”
“ Uda engga rugi kan?
“ Apa aku bicara rugi dari tadi ?
“ Ya engga”
“ Lantas kenapa kamu tanya?
“ Jadi uda dapat untung dari kerjaan Yuni di NY ?
Jaka hanya tersenyum.
“ Udaaa” Teriak Yuni. “ Hayooo.ngaku. Uda untung ya? gimana bisa untung? Yuni kenal betul bahasa tubuh Jaka, karena dia pernah tiga tahun bersama Jaka di Hongkong.

Buhan tetap diam dan tersenyum penuh arti.” Ayo dong Udaaa.kasih tahu Yuni gimana caranya uda dapat untung?
Jaka mengambil sesuatu dari saku jas nya “ Ini bonus untuk kamu. Maaf kalau kurang” 
“ 2 juta dollar “ Kata Yuni setengah teriak membaca bank draft di tangannya. Yuni segera menyambar tangan Jaka dan mencium punggung tangan Jaka dengan air mata berlinang. “ Dengan uang ini Yuni mau beli apartemen di London untuk Yuli”
“ Oh OK.”
“ Thanks my dear brother.

Tak berapa lama nampak Yuni murung.
“ Ada apa Yun”
“ Mahmud, kasihan dia uda. Padahal dia sangat berharap deal ini terjadi. Yang pasti kegagalan transaksi ini akan membuat dia pengangguran, menambah daftar pengangguran nasional Amerika. Kasihan uda.. Yuni merasa bersalah uda”
“ Kamu tidak salah. Itu salah aku.”
“ Kenapa uda yang salah, Kan Yuni yang berbuat. Uda sudah tunjukan uang di bank. Sudah penuhi semua proses pengambil alihan. Tapi mereka yang tidak performed.”
“ Ok Tawarkan Mahmud untuk pindah ke Hangzhou, Zhejiang”
“ Perusahaan apa itu?
“ Produsen prosesor terbaik yang pernah ada.”
“ Punya holding”
“ Ya , tepatnya malam ini holding punya 51 % saham. di produsen prosesor itu”
“ Malam ini?
“ Ya. “ 

Yuni terdiam cukup lama seakan berpikir keras. Akhirnya matanya memandang asing ke arah Jaka “ Uda..” Seru Yuni dengan air mata berlinang “ Uda manfaatkan Yuni Ya. Kenapa uda? Ini transaksi beresiko. Uda jadikan Yuni sebagai pretender, uang yang ada di escrow itu juga bukan milik uda. Semua nampak sempurna. Semua hanya untuk dapatkan informasi di perusahaan Mahmud kerja. Dengan due diligent , uda dapat semua informasi.  Yuni tahu , perusahaan mahmud sedang melakukan riset material processor. Namun mereka kehabisan uang. Kenapa uda ? Kenapa uda? 
Jaka hanya diam. “ Uda..” Teriak Yuni sambi memukul dada Jaka. Kemudian dia merobek robek bank draft itu. “ Yuni engga butuh uang dengan cara begini Uda. Bukankan selama ini Uda ajarkan Yuni untuk hidup jujur, menjaga kehormatan. Ya kan..”

Jaka hanya diam. Yuni terus menangis. Dada berguncang hebat. Tak tahan menahan gejolak emosinhya. Jaka memberinya air di gelas. “ Minumlah, tenangkan dirimu. Setelah itu aku jelaskan alasan aku berbuat seperti yang kamu tuduhkan” Kata Jaka.

Setelah Yuni menenangkan dirinya, Jaka berkata.
“ Yun, kamu tahu di era sekarang tidak ada peralatan canggih yang tidak butuh komputer. Tidak ada komputer yang bisa beroperasi tanpa prosessor. Sementara prosessor di monopoli oleh satu merek dari satu perusahaan dan itu di miliki Amerika. Perusahaan tempat Mahmud kerja itu, adalah pesaing yang tak pernah berhasil mengalahkan sang monopoli. Bank bank di Amerika dibawah tekanan untuk menolak kredit mereka. Siapa yang menenekan? Kita tidak tahu pasti siapa. Tapi faktanya setiap ada pesaing , maka akan di matikan secara keji. Sementara negara kita butuh kemajuan industri elektronik. Tanpa prosessor kita hanya jadi tukang jahit. Semakin banyak kita produksi, semakin besar mereka dapat laba, sementara laba kita di atur mereka. Ini tidak adil.

Indonesia engga mungkin bisa melampaui kemajuan riset mereka. Tidak mungkin mereka mau kerjasama dengan kita untuk transfer tekhnology. Satu satunya cara adalah dengan menggunakan tangan China. China telah melakukan riset lebih dari 5 tahun tapi mereka belum berhasil menemukak prosessor seperti merek yang telah ada. Namun dengan di gabungkan hasil riset mereka dengan hasil riset dari perusahaan tempat Mahmud kerja maka China bisa dengan mudah menghasilkan prosessor terbaik di dunia. “

“ Lantas apa hubungannya dengan Indonesia , dengan uda?

“ Perusahaan yang akan memproduksi prosessor di China itu 51 % sahamnya punya holding. Dan aku salah satu pemegang saham mayoritas di Holding. Nah,  aku adalah putra ibuku, orang Indonesia. Tentu tidak sulit bagiku untuk mengembangkannya kelak di Indonesia. Indutri elektronik untuk berbagai keperluan seperti alat kesehatan, dirgantara, transfortasi, dan lain lain dapat kita hasilkan mandiri tanpa tergantung lagi dari Amrik.“
“ Jadi uda merampok tekhnologi orang demi idealisme uda?
“ Ya aku udah minta baik baik , orang Amrik itu engga mau, ya terpaksa aku rampok. Tapi rampok secara legal dan smart.”
“ Dan Uda manfaatkan aku yang lugu ini untuk melakukannya.”
“ Benar. Itu salah ku” Kata Jaka dengan raut wajah menyesal. 

Yuni terdiam lama. Jaka masih dengan wajah sesal. Tak berapa lama Yuni menyentuh pipi Jaka. “ Itu bukan salah Uda. Yuni salah karena tidak pernah bisa cepat memahami setiap tindakan Uda. Dan cepat paranoia terhadap sikap uda. Padahal niat uda sangat mulia. Menjadi petarung sendirian menghadapi raksasa yang arogan dan culas. maafkan Yuni.”

***
Dengan pesawat Korean Airline, Jaka dan Yuni terbang dari Beijing ke Hongkong. Karena Jaka ada janji meeting di AirPort dengan sahabatnya sebelum terbang ke Jakarta. Di dalam penerbangan Business Class, Yuni duduk di sebelah Jaka yang asyik membaca buku sejarah Islam. Yuni ingin bertanya sesuatu namun niat itu di urungkannya karena melihat Jaka asyik dengan buku bacaannya. Namun ketika hidangan makan malam datang , Jaka menutup bukunya , melirik kearah Yuni seraya memegang lengan Yuni. 
" Apa ada yang tersisa cerita tentang Mahmud? Kata Jaka dengan tersenyum.
" Maksud Uda?
" Kamu merindukannya?
" Uda tanya apa aku ada hubungan istimewa dengan dia?
" Bisa juga begitu "
" Aku udah engga mikir laki laki Uda. Yuni hanya focus untuk Yuli dan membayar kebaikan Uda ke Yuni"
" Kamu udah bayar lebih dari cukup. Malah aku merasa berhutang"
" Persahabatan yang tulus yang di uji dengan waktu, itu mahal dan tak bisa di bayar dengan apapun kecuali dengan ketulusan juga."
" Bisa aja kamu. Tapi aku merasa bersalah karena melibatkan kamu dengan transaksi berisiko besar. Itu yang terjadi di Amerika."
" Engga apa-apa Uda. Yuni merasa tersanjung Uda begitu percaya dengan Yuni untuk urusan yang sangat mulia demi negara yang kita cintai" 
" Ya tapi tidak seharusnya kamu terlibat. " kata Jaka dengan wajah sesal.
Yuni menggenggam jemari Jaka untuk menguatkan dan meyakinkan bahwa dia tidak mempersoalkan masalah itu. Hening.
" Uda, boleh tanya ?
" Apa ? 
" Semua dari awal sudah diatur ya agar Yuni akhirnya kenalan dengan Mahmud. Termasuk sewa kantor satu building dengan kantornya Mahmud"
" Kenapa tanya itu?
" Mau tahu aja Uda. Boleh kan.?
" Baiklah aku jawab. Ya. Semua sudah diatur oleh Henry"
" Termasuk mengirim Team consultant dari Beijing, yang hanya tiga hari bisa selesaikan Due diligent. Siapa mereka itu sebenarnya ?
" Mereka Tanaga ahli China yang telah melakukan riset semikonduktor dan prosesor lebih dari 5 tahun.N amun belum berhasil menemukan prosesor terbaik. Karena terkendala soal material."
" Itu sebabnya mereka hanya butuh 3 hari Due diligent sudah bisa dapat semua informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan riset mereka yang tertunda. Dan tentu tindakan mereka tidak akan di curigai karena di lakukan dengan singkat. Disamping itu mereka lakukan atas perintah calon pembeli yang telah tunjukkan bukti uang sebesar USD 150 juta."
" Kamu cerdas sekali Yun"
" Dan secara hukum tidak bisa di tuntut karena memang Perusahaan Mahmud tidak bisa performed atas Purchase agreement. "
" Ya. "
" OK, sekarang gimana dengan uang USD 150 juta itu ?
" Uang itu memang dari awal di gunakan untuk  take over sky building di Boston. Setelah di beli kita akan jual SUKUK di Dubai untuk dapatkan cash Advance sebesar 1,5 kali dari harga beli. "
" OK. Jadi bukti dana itu hanya bukti yang memang tidak ditujukan untuk ambil alih perusahaan Mahmud. Kegagalan sudah di design dari awal. Sekarang Yuni mau tanya , dari  mana dana untuk bangun pabrik prosesor dan industri MRI itu?
" Dari venture capital. Lili Hui.  Ini proyek aman karena di jamin pasarnya oleh Pemerintah China.
" Uda dapat saham 51 % karena Uda berhasil dapatkan Tekhnlogi prosesor  untuk MRI itu dari hasil mencuri melalui transaksi pretender dengan Mahmud
" Ya. "
" Dan itulah prestasi Yuni."
" Ya"
" Mana cek USD 2 juta itu? 
" Kan udah kamu robek. Ya udah "
" Udaaaaa ... Mana? Kata Yuni setengah berteriak seraya merogoh jas Jaka.
" Udah engga ada."Kata Jaka menepis tangan Yuni dari saku jas nya.
" Uda gitu ya caranya  "Kata Yuni setengah merajuk.
" Makanya jangan cepat bawa perasaan. Uang 2 juta dolar di robek"
" Bodo amat. Pendeknya Yuni akan bilang ke Yuli , cari apartemen di London dan uangnya minta sama papa"
Jaka hanya tersenyum. 
" Uda janji ya, mau pekerjakan Mahmud di Pabrik MRI itu."
" Ya."
" Clear "

Hening. Yuni berusaha tidur setelah itu. Namun Jaka sibuk dengan komputer nya. Ketika roda pesawat lepas dan persiapan lending , Yuni terbangun. Jaka masih dengan komputernya 
" Uda., sepertinya Yuni masuk pra mono. "
" Kenapa kamu simpulkan begitu ?
" Karena udah jarang men"
" Coba periksa ke dokter"
" Ya, nanti sampai jakarta Yuni akan periksa kedokter. "
'  Kasih aku hasilnya."
" Ya, uda"

***
Di Bandara Hong Kong, Jaka menerima telp “ Where should i meet you ? terdengar suara Hendra dari seberang. 
“ Aku tunggu kamu di HKIA 2.”
“ Ok. Aku kesana. Di restoran tempat biasa ya? 
" OK."

Jaka tahu, Hendra dalam keadaan tertekan. Demikian email yang dia terima minggu lalu. Transaksi yang dilakukan Hendra penuh ambisi akhirnya hancur berkeping keping. Beberapa asset yang dikuasainya di Eropa ,harganya fall down. Padahal sebagian besar asset tersebut ditempatkan sebagai collateral untuk program pembiayaan pengambil-alihan project di berbagai Negara. Sudah bisa dipastikan hanya soal waktu project yang telah dikuasainya akan diambil alih bank karena value collateral tidak lagi sufficient untuk meng cover outstanding loan nya.

Yang menyedihkan adalah seluruh harta yang Hendra dapat dari kerja keras siang malam dan berpuluh tahun itu, akhirnya menguap ditelan angin badai moneter global. Mungkin bila saatnya tiba, tak ada lagi harta tersisa yang patut dia banggakan kecuali harta pribadinya yang tentu lambat laun akan habis karena dimakan ongkos yang mahal, seperti jet pribadi, kapal pesiar, apartement mewah dll. Ketika Jaka bertemu dengan Hendra dalam makan malam di Hong Kong financial club. Yang pertama kata keluar dari mulut Hendra adalah dia mengutuk dan menyesali kebodohan pemerintahan di Eropa yang mengakibatkan keadaan financial market tak lagi menjadi tempat nyaman untuk mengembangkan hartanya.

Lima tahu lalu , Hendra sulit ditemui karena dia sibuk melakukan investasi dimana mana. Ketika negeri nya begitu sulitnya mendapatkan dana membangun pembangkit listrik , Hendra malah sibuk mengambil alih perusahaan pembangkit listrik di Dubai. China, Brazil dan lain lain. Ketika orang begitu sulitnya membangun infrastruktur ekonomi, malah dia sibuk mengambil alih beberapa business infrastruktur dibeberapa Negara. Ada perusahaan Pertro Chemical raksasa yang terhadang kesulitan likuiditas dan di ambang kebangkrutan, dia tampil sebagai penyelamat dengan melakukan restruktur permodalan berskala gigatik.

Kini Jaka kehilangan kekuatan. Masa depan terasa gelap dihadapannya. Dia mengkawatirkan nasip anak anaknya, istrinya dan tentu sederet benda kesenangannya, juga pride.. Jaka hanya tersenyum mendengar keluhannya. Hendra mungkin agak kesal dengan sikap Jaka yang tak nampak prihatin. Sebagai sahabat, Jaka katakan kepada Hendra bahwa dia tak pantas berkeluh kesah karena kemana dia pergi masih menggunakan private jet. Disetiap Negara dia tinggal dirumah yang dibelinya sendiri. Itu tidak disadarinya. Dia hanya kawatir masa depan business nya akan hancur.

" Ada sesuatu yang salah dari awal. Kata Jaka. Hendra terkejut karena menyebut tentang kesalahan. " Betapa tidak ? sedari awal kamu hanya berpikir tentang uang. Segala daya kamu lakukan untuk mendapatkan uang. Ini bagaikan narkoba yang selalu menuntut untuk lebih dan lebih. Sehingga bila awalnya uang adalah suatu kenikmatan namun pada akhirnya uang sudah menjadi racun dalam jiwanya. Sedikit saja ada masalah maka derita nestap menyelimuti dirinya. Kamu kawatir hartamu akan menyusut. Kawatir tak ada lagi ruang untuk terus tumbuh dan berkembang. Pada saat itu kamu tak henti menyalahkan siapapun termasuk menyalahkan pemerintah. Padahal selama ini kamu menikmati kemewahan berkat regulasi pemerintah. Itupun kamu tidak sadari."

" Bagaimana dengan kamu ? tanya Hendra. Jaka tersenyum karena Hendra seakan ingin mengetahui tentang sikap Jaka ditengah krisis global saat ini. Mungkin Hendra mencibirkan Jaka yang tentu lebih sulit darinya. 
“ Ya secara materi , saya bukanlah apa apa dibandingkan kamu. Namun secara kejiwaan saya lebih siap menerima kenyataan. Bukankah nasip buruk itu ada ketika kita tidak mengakui ada nasip buruk. Dan nasip baik itu ada ketika kita sadar ada nasip buruk.”  Begitu kata Jaka. 

Hendra nampak bingung. “ Kamu berfilsafat !. Itu tandanya kamu sudah tidak ada lagi kata kata untuk mengungkapkan realitas. Padahal kita hidup dalam realitas. Bangunlah, sahabat.” Katanya.

“ Bagi saya bukan soal realitas tapi memang begitulah sikap hidup saya. Bahwa saya tidak pernah menganggap kesenangan dunia sebagai tujuan. Bila kita mengejar kesenangan , harta, kepuasan , kita pasti akan kehilangan semua itu. Yakinlah. Saya bekerja keras dan terus bergerak tanpa kenal lelah. Bukan karena ingin seperti kamu. “ Kata Jaka tegas. “ Dalam banyak hal kita mungkin punya nature sama tapi dalam hal prinsip kita jauh berbeda. “ Sambung Jaka.

“ Apa itu.. Tanya Hendra. 

“ Yaitu kita memang butuh uang tapi itu bukan segala galanya.

“ Memang uang bukan segala galanya tapi segalanya tak bisa dilakukan tanpa uang. Ingat ini era uang yang bicara. Berhentilah berfilsafat, sahabat”. Kata Hendra dengan nada mengejek. 

“ Kalau begitu , inilah letak persoalan yang sedang melanda kamu, juga sebagian besar kaum seperti kita.”  kata Jaka. “ Kamu terjebak dalam paranoia akibat keadaan yang tidak bersahabat. Karena kamu hanya yakin bahwa uang adalah segala galanya. Orang termiskin yang saya ketahui adalah orang yang tidak mempunyai apa-apa kecuali uang. Kamu lebih lemah dibandingkan simiskin yang tinggal dirumah reot dan berbaju selembar. Berhentilah barang sejenak berpikir soal uang. Lupakan soal masa depan. Lihatlah hari ini dan syukuri sebagai berkah tak terhingga dimana kamu masih bisa bernafas dan menikmati mentari dengan gratis dari Tuhan.”

“ Apa yang harus saya lakukan? Tanya Hendra. Kini dia mulai tercerahkan. Jaka senang karena sahabatnya mulai berpikir rasional. 

“ Apa yang harus dilakukan adalah berbuatlah untuk membahagiakan orang lain dengan apa yang kini kamu punyai. Pernahkah kamu berpikir bahwa minuman dan makanan yang terhidang didepan kita harganya sama dengan penghasilan satu bulan buruh di Indonesia ? Pernahkah kamu menyadari ongkos sekali jalan kamu melintasi benua sama dengan penghasilan petani dua kali musim. Pernah kamu menyadari ongkos memanjakan wanita wanitamu sama dengan biaya mahasiswa miskin sebanyak ratusan orang . Pernahkah itu semua terpikirkan. ?

Sementara apa yang kamu belanjakan dari kerja keras itu tak lain hanyalah kesia siaan. Kesenangan yang menyesatkan. Tak ada nilai. Nyatanya ketika uang mulai menyusut, yang pertama kamu pikirkan orang orang terdekat kamu akan meninggalkan kamu. Padahal masih ada yang bisa kamu perbuat dengan sisa harta itu, yang tentu sangat bernilai bagi mereka yang duapa harta. Sedikit bagi kamu namun sangat berarti bagi mereka yang lapar dan tersisihkan oleh kerakurasan orang seperti kamu. Sadarlah…”

Keduanya Hening. Dari tadi Yuni hanya menjadi pendengar yang baik. Namun dari pembicaraan ini, Yuni dapat pelajaran mahal tentang orang orang seperti Hendra. Bahwa tidak semua mereka bahagia dengan hidupnya. Kalaupun Jaka bisa bersikap seperti yang dia katakannya, namun Yuni tahu Jaka kadang merasakan  tekanan dalam bentuk lain. Hanya bedanya Jaka punya kekuatan spiritual. Sholat dan Sabar adalah senjata utama nhya dalam menghadapi setiap persoalan. Hingga dia nampak tegar dan selalu percaya diri. 

“ Han, saya paham. Apakah ada kemungkinan saya dapat solusi dari kamu? Please. Saya butuh pinjaman jangka pendek. Bantulah. Karena engga ada lagi yang bisa saya gadaikan untuk dapat pinjaman. “ 

“ Tidak ada solusi dari saya. Solusi ada pada sikap dirimu sendiri. Karena tidak ada masalah yang lebih rumit kecuali dirimu sendiri. Lihatlah kenyataan dan belajarlah dari kenyataan. Kamu akan baik baik saja. “ Kata Jaka dengan tersenyum seakan memberikan keyakinan kepada Hendra untuk tidak perlu takut. “ Apapun yang terjadi , kamu tetap sahabat saya. Kaya atau miksin , kamu tetap sahabat saya. Hadapi masalah dengan tenang. Saya yakin kamu bisa “

“ Baiklah Han. Terimakasih” Kata Hendra sambil memandang ketempat lain. Seakan hilang harapan. Tidak tahu apa yang harus di katakan. Jaka berdiri “ Saya harus check in lagi untuk penerbangan ke Jakarta. “ Kata Jaka sambil menepuk bahu Hendra. Yuni juga lansung berdiri mengikuti langkah Jaka yang terkesan cepat. Yuni tahu, betapa pedulinya Jaka kepada sahabatnya. Dia korbankan terbang langsung ke Beijing- Jakarta, hanya karena untuk pembicaraan tak lebih 10 menit dengan Hendra.

Ketika menanti Boarding , Yuni bertanya kepada Jaka
“ Yuni jadi ingat kejatuhan Amerikan, mungkin seperti yang Uda ceritakan ya. “

“ Kamu tahu Yun, Aku ingat ketika terjadi crisis kredit di Amerika tahun 2008,kolumnis terkenal dar The Washington Post mengatakan bahwa We are now facing more than just a financial mess; almost every other major institution is under threat. The political system is adrift; public schools are failing; the borders are porous; the intelligence agencies are dysfunctional; the inner cities are infested with drugs and gangs; the family is broken; and millions are fleeing their churches. In most of our institutions there is poor leadership. A survey by Harvard's Center for Public Leadership revealed 77 percent of Americans believe the country faces a leadership crisis; this is prevalent across 12 different institutions and leadership groupings. In the survey, Congress, the executive branch, the business community and the media ranked in the lower echelons. Democratic capitalism is based on widespread social trust - especially, trust in leaders. Without this confidence, the whole system threatens to unravel. The solution is not more government regulation; it is moral and spiritual renewal. “

Ungkapan tersebut ingin menyadarkan public AS bahwa krisis terjadi harus disikapi secara fundamental terhadap akar masalah. Dana talangan tidak akan menjamin perbaikan ekonomi AS. Ini hanya mengobati rasa sakit tapi tidak menghilangkan sumber penyakit. Biang penyakit sebenarnya adalah ada pada kemorosotan moral para pemimpin AS. The solution is not more government regulation; it is moral and spiritual renewal. “

Yuni terhenyak mendengar kata kata Jaka. “  Padahal sebelumnya para pemimpin AS begitu bangganya mengeksport paham kapitalisme dan demokrasi kepada seluruh dunia. Mereka memaksakan agenda demokrasi dan kapitalisme , neo liberal disemua sector tapi mereka lupa satu hal bahwa apapun ideology haruslah didukung oleh kepercayaan public terhadap pemimpinnya. Dan itu hanya mungkin bila pemimpinnya mempunyai moral spiritual yang tinggi.” Kata Yuni.

“ Di AS para politisi berusaha menghilangkan ruang agama dalam setiap pembahasan regulasi. Kampanye hidup bebas dan individualisme telah membuat banyak gereja kosong dan bahkan ada yang dilelang.” Kata Jaka

“ Namun , Islam tumbuh dan berkembang secara significant di AS. Kedatangan Islam di AS menjawab semua kebutuhan spiritual masyarakat AS yang mulai gamang dengan masa depannya. Lambat tapi pasti, Islam mulai menjadi agama yang diperhitungkan. Keagungan peradaban Islam tempo dulu ,kini mulai diulas oleh berbagai seminar. Spiritual Islam dan kehebatan sejarah peradaban islam , banyak digunakan oleh perusahaan Raksasa AS sebagai cara memotivasi karyawan untuk tumbuh dan berkembang ditengah arus globalisasi. Mereka sadar globalisasi bukan seperti yang kuat memakan yang lemah tapi globalisasi seperti ketika Islam menguasai dunia, dimana kemakmuran dan keadilan , perdamaian mewarnai seluruh pelosok bumi.” Kata Yuni.

“ Ya, sementara itu, kalangan politisi AS terus meniupkan kebencian terhadap pengaruh Islam diseluruh dunia. Bahkan negara yang mendukung kekuatan gerakan islam akan menuai kesulitan untuk memperoleh dukungan pendanaan dari lembaga multilateral. Ulah AS terhadap Afghanistan, Pakistan, Irak , Sudan adalah bukti betapa rendahnya moral politikus AS dan selama ini hanya ditonton saja oleh public AS. Namun , dengan kejatuhan wallstreet dan mega scandal dibidang keuangan, maka public AS baru sadar bahwa musuh mereka sebenarnya bukanlah Islam tapi diri mereka sendiri. Dan islam seperti agama lainnya, selama ini berjuang tidak lebih hanya untuk mengingatkan umat manusia agar kembali kepada hakikat diciptakan oleh Tuhan bahwa manusia itu harus menegakan kebajikan dengan menjujung tinggi the truth, goodness dan justice. Dan itulah moral sebenarnya yang membuat semua fondasi social kokoh sepanjang masa.”

“ Tapi akankah ini dapat dipahami oleh para politikus AS ? 

“ Keliatannya masih jauh sebagaimana ungkapan dari Jeffrey T. Kuhner “Don't expect to hear any of this from Sen. Barack Obama or Sen. John McCain. They are our leaders, after all.”

“Sangat menyedihkan dan keliatannya krisis ini tidak disikapi sebagai peringatan Tuhan. Mereka masih meremehkan situasi. Mungkin itu sebabnya pak Jokowi punya program revolusi mental ya Uda.”

Jaka hanya tersenyum “ Kamu sejak kenal si Turki itu semakin pintar yang  bicara politik.”
“ Ah Uda. Kan uda yang nasehati aku, bertemanlah dengan orang yang karenanya membuat kita berkembang lebih baik secara spiritual. Dan Hormati orang kaya agar mereka dapat menuntun kita ke mata air dan sayangi orang miskin agar empati kita tetap hidup untuk mendekat kepada Tuhan. Ya kan.”

Jaka hanya tersenyum.

“ Eh Uda…Yuni keliatan udah tua ya ? Kata Yuni dengan wajah memerah ketika Jaka memperhatikan sekilas wajahnya.
“ Engga lah. Usia kamu memang 45. Tapi penampilan kamu seperti usia 35 tahun. Gimana engga awet muda. Seminggu dua kali ke Gym dan spa. Sejak kamu pakai jilbab kamu nampak lebih cantik. Ada aura di wajah kamu yang membuat pria segan pada pandangan pertama."

“ Thanks. Yuni percaya Uda bilang Yuni cantik itu jujur. " Kata Yuni memerah wajah. " Teman teman Yuni bahkan ada yang pakai suntik segala agar nampak awet muda. Dan lagi penampilan Uda juga lebih muda dari usia Uda.”

“ Emang aku udah tua? KIta hanya beda 6 tahun kok. Catat itu “ Kata Jaka tersenyum sambil berdiri dari tempat duduk karena terdengar panggilan untuk masuk pesawat.

***
Setelah hampir setahun di New York, Yuni kembali masuk kantor di Holdingnya di Jakarta. Walau dia baru masuk namun perkembangan perusahaan setiap hari dia monitor dari Amerika. Itu sebabnya dia bisa langsung bekerja tanpa harus bertanya tanya. Hanya dia perlu keliling ke unit business yang tersebar di beberapa kota di Indonesia dan juga di luar negeri. Hari harinya tetap sibuk. Dia sudah memikirkan untuk membuat kantor sendiri tanpa harus menyewa di office tower. Sehingga semua unit business yang tersebar di beberapa tempat di jakarta, dapat di satukan dalam satu building. Rencana ini dia sampaikan kepada Jaka via email. Jaka tidak menjawab. Yuni tahu apabila Email tidak di balas Jaka , itu artinya kebijakan sudah benar tanpa perlu di bahas. Yuni menugaskan Direktur Keuangan Holding untuk melaksanakan rencana pembangun gedung kantor.

Selepas kantor Yuni tidak lagi menghabiskan waktunya di cafe bersama teman teman sosialita nya. Waktunya lebih banyak bergaul dengan pebisnis. Diapun aktif dalam asosiasi bisnis. Jaka tidak pernah mempertanyakan kesibukannya. Sejak kembali dari Amerika, Yuni sudah jarang bertemu dengan Jaka. Terakhir Yuni tahu bahwa Jaka lebih banyak di rumah bersama istrinya. Alasanya Jaka ingin lebih punya waktu dengan istrinya. Maklum tahun ini kedua anaknya sudah keluar dari rumah. Istrinya tentu merasa kesepian. Untuk itulah Jaka mendampingi istrinya selama tahun tahun awal dalam kesendirian di rumah. Sambil berharap agar istrinya dapat mendampinginya kemanapun dia pergi. Yuni sadar bahwa bagi Jaka keluarga adalah nomor satu. 

Yuni ingin sekali bertamu tatap muka dengan Jaka khususnya membicarakan rencananya membantu sahabatnya yang sedang di rudung masalah keuangan perusahaannya. Betapa girang hatinya ketika pesan singkat masuk ke gadget nya “ Temanin aku ke spa hari ini “. Benarlah , tepat jam yang di janjikan Jaka sudah ada di cafe favorit nya. Mereka berdua berangkat dengan berjalan kaki ke hotel dimana tempat spa berada. Setelah selesai spa, mereka duduk di ruang santai. 

“ Uda, boleh diskusi “
“ Soal apa ?
“ Aku punya teman. Perusahaannya sangat bagus pengelolaanya. Penjualannya terus meningkat. SDM hebat, produk berkualitas.Laba yang dihasilkan terus meningkat dari tahun ketahun. Relasi Yuni di bank memberikan informasi kepada Yuni perusahaan tersebut bagus dan tumbuh dengan cepat. Namun punya masalah terhadap Cash flow .” 

“ Kenapa bisa begitu? Kata Jaka sambil rebahan di korsi santai.
“ Peningkatan penjuaan begitu cepat namun tidak diimbangi arus kas masuk yang cepat.”
“ Miss management “
“ Ya Perusahaan terjebak dengan peningkatan penjualan secara kredit sementara bank tidak lagi mendukung pembiayaan cash flow tersebut karena Debt to equity ratio  sudah diatas ambang batas. Hanya dua cara yang bisa dilakukan oleh perusahaan yaitu merubah syarat penjualan atau pemegang saham menyetor modal agar kondisi DER membaik. Yang pertama tidak mungkin dilakukan karena kawatir memperlemah momentum pasar.Yang kedua para pemegang saham tidak punya dana untuk menbambah modal karena pertumbuhan laba habis untuk ekspansi.”

“ Oh gitu. Lantas rencana kamu apa ?
“ Yuni tertarik terhadap perusahaan ini.”

Jaka hanya diam sambil memejamkan mata. Dia membalikan tubuhnya menghadap kearah Yuni. “ Jadi apa yang harus aku lakukan?
“ Ubah dech kebijakan holding. Jadi Yuni bisa gunakan cadangan laba untuk ambil perusahaan ini. “
“ Engga boleh.”
“ Uda, bantu Yuni. Ini suami sahabat Yuni sejak kecil di Medan.”
“ Engga bisa.”
“ Uda. Kalau kita injeck uang cash, perusahaan akan membaik. Kasih Yuni kesempatan. “
Jaka berdiri dari korsi santainya menuju ke arah meja minuman. Dia minum air putih. Yuni mendekat “ Uda mau Yuni buatkan teh atau kopi.”
“ Engga usah. Air putih aja. Uni di rumah larang aku minum kopi keseringan.” Jaka langsung melangkah ke locker untuk ganti pakatain dan ikuti oleh Yuni. Mereka keluar dari tempat Spa. Yuni tidak ingin bicara lagi soal rencananya itu. Karena dia kenal betul sifat Jaka yang engga bisa di tekan.
“ Gimana hasil pemeriksaan dokter soal penyakit kamu?
“ Engga apa apa. Hanya stress aja penyebabnya. Sekarang udah normal”
“ Kapan periksanya?
“ Tiga bulan lalu setelah pulang dari Amerika.”
“ Kenapa kamu baru bilang setelah aku tanya.”
“ Aku pikir engga penting banget uda.”
“ Kamu pikir itu engga penting. Tapi aku mengkawatirkan kamu, Yun.. Cobalah mengerti perasaan orang. Kalau engga , ya engga usah ngeluh.”
“ Ya maaf Uda.”

Karena Jaka ada janji dengan teman temannya di Pondok Indah Mall, mereka berpisah. Sebelum berpisah dari tempat spa itu, Jaka berkata kepada Yuni “ Undang Direksi itu makan malam besok.”
“ Terimakasih Uda.” Kata Yuni dengan tersenyum cerah. Itu artinya Jaka akan mendukungnya.

***
Jamuan makan malam diadakan di restoran jepang di salah satu hotel bintang lima. Dengan ramah Jaka memuji management perusahaan itu. Jaka mempertimbangkan untuk membantu ketika direksi perusahaan itu meminta agar Jaka mengatasi cash flow nya. 
“ Pak Han, Kami sebenarnya tidak butuh investor dalam jangka panjang. Kami hanya butuh cash flow untuk mendukung penjualan yang terus meningkat. Kami menawarkan kerjasama berdasarkan bagi hasil atas dasar persentase penjualan.”
Dengan wajah tetap ramah, Jaka berkata “ Kami bukan lembaga keuangan untuk memberikan solusi seperti yang anda inginkan. Kalau itu kami lakukan tentu akan melanggar hukum.”
“ Jadi bagaimana caranya anda bisa terlbat membantu kami?
“ Kita kerjasama aja. Kami akan setor modal atas saham yang boleh kami kuasai. Soal harga saham, kita bisa rundingkan.”
“ Maaf, kami perusahaan keluarga. Kami engga bisa tawarkan kepemilikan saham. “
“ Saya maklum.” Kata Jaka dengan tetap ramah.

Usai makan malam itu, Yuni menemani Jaka pergi ke cafe di tempat biasa Jaka menyendiri. “ terimakasih Uda.”
“ Untuk apa ?
“ Udah penuhi permintaan Yuni.  Niat Yuni untuk membantu sudah sampaikan tapi mereka menolak.”

Setelah sebulan sejak pertemuan itu, Yuni kembali di hubungi sahabatnya. Bahwa suaminya ingin bertemu kembali dengan Jaka. Tapi Jaka tidak bisa ketemu karena sedang sibuk dengan keluarganya. “Kamu temui aja. kasih tahu aku perkembanganya. Jangan ambil komitmen ya” Demikian pesan Jaka kepada Yuni. Ditengah  pertemuan itu, Yuni menelphone Jaka.
“ Uda , mereka ajukan proposal. “
“ Apa proposal nya”
“ Mereka mau jual piutangnya kekita untuk mengatasi cash flow nya”
“ Berapa diskon yang mereka tawarkan?
“ 30%.”
“ Ambil.”
“ Boleh ya Uda.”
“ Boleh.Ambil peluang itu. Uangnya jangan ambil dari holding tapi ambil dari Wenni di Hong kong.”
“ Thanks Uda.

Dengan wajah sumringah Yuni mengatakan bahwa dia setuju atas proposal mereka. Para direksi senang. Rencana besok perjanjian mengenai transaksi ini akan di tanda tangani. Setelah 3 bulan kemudian, Direksi kembali menghubungi Yuni. Mereka nampaknya panik. Mereka setengah memaksa untuk bertemu dengan Jaka.Tapi kembali Jaka tidak ada waktu karena kesibukannya dengan keluarga. 
“ Uda mereka panik.”
“ Kenapa ?
“ Mereka terjebak dengan hutang jangka pendek.DER mereka sudah diatas 50%.Wenni engga bisa lagi tambah platform factoring mereka. Kalau di paksa akan terkena aturan dari OJK di Hong Kong. Kalau tidak di bantu, factoring yang kita pegang terancam default. Karena debitur punya alasan tidak membayar hutang apabila suplai di hentikan.”
“ OK. Mulai sekarang kamu keluar dari deal dengan mereka. Selanjutnya urusan di handle oleh team dari Hong kong.”
“ Holding ?
“ Ya.”
“ Baik Uda. Saya kan sampaikan kebijakan ini kepada mereka”

Benarlah tidak lebih seminggu Team dari Holding di Hongkong menemui direksi perusahaan yang bermasalah itu. Mereka adalah team akuisisi  yang Yuni sebut sebagai team srigala. Dingin dan cepat gerakannya namun akurat. Mereka di latih langsung oleh Jaka. Yuni mendampingi team beberapa kali rapat selama proses penyelesaian financial tersebut. Memang pada posisi ini perusahaan tidak punya pilihan banyak karena kondisi perusahaan terjebak hutang jangka pendek dan biaya jangka pendek. Karenanya tawaran Team meng akuisi sebesar diatas 80% saham tanpa bisa ditolak. Harga bagus walau tidak sebagus yang di harapkan awalnya. Namun bagaimanapun pemegang saham lama merasa happy karena disamping dapat uang dari hasil penjualan saham juga nilai sahamnya yang ada ditangannya akan meningkat seiring masuknya investor baru.

Bagaimana Jaka membayar perusahaan itu ? apakah dari kas Holding ? tidak! Yuni mengikuti semua tahapan proses sampai uang mengalir ke perusahaan yang sahamnya di ambil alih. Caranya, team membentuk Special Propose Company untuk bertindak sebagai vehicle pengamibi alihan. SPC ini menjual bond dengan underlying akuisis. Mengapa bond bisa laku dijual? karena Team punya exit akan masuk bursa dan refinancing melalui bank. Team hanya menjual bond senilai cukup mendongkrak DER menjadi dibawah 30%. Mengapa? dengan DER dibawah 30% team bisa menarik pinjaman baru dari bank untuk mendukung penjualan dan menjaga cash flow tetap sehat. Bagaimana dengan pembayaran bond yang dikeluarkan SPC? Rencananya dengan kondisi keuangan sudah sehat Team akan menawarkan kepada limited investor berupa convertible bonds. Artinya hutang itu akan di konversi dengan saham kelak ketika perusahan masuk bursa. Dengan demikian Team bisa ambil perusahaan tanpa keluar uang. 

Setelah proses pengambil alhan itu selesai, Jaka menelphone Yuni 
“ Yun, Perusahaan di bawah kendali Holding kamu”
“ Jadi anak perusahaan Yuni?
“ Ya.”
“ Terimakasih Uda.Uda baik banget.”
“ Tugas kamu ganti direksi sesuai dengan grand strategy masuk bursa. Pastikan TOP eksekutif adalah mereka yang punya reputasi dikalangan perbankan agar beauty  ketika masuk bursa kelak.”
“ Ya uda.”
“ Pastikan jadwal masuk bursa dengan performance strong market sesuai business plan yang ada , bahwa kita akan dapat sedikitnya  capital gain sebesar 4 kali lipat. “
“ Ya uda. 
“ Kalau kamu bisa laksanakan semua rencana dengan baik maka Limited investor bersenang hati karena mendapatkan yield tinggi dari capital gain dan holding kamu tetap sebagai pemegang kendali utama perusahaan karena kamu tetap mayoritas.”
“ Kok bisa begitu ? 
“ Ya karena kamu tidak menjual semua saham yang kamu miliki di perusahaan itu tapi hanya sebagian kecil sebagai fresh money untuk memberikan konstribusi kepada Holding. Yang penting kamu tidak punya hutang lagi kepada limited investor. Setelah itu kondisi neraca perusahaan semakin sehat karena masuknya investor bursa. Dengan begitu perusahaan bisa kembali menarik pinjaman dari bank untuk meningkatkan program penjualan agar perusahaan semakin bersinar dan kelak kalau right issue PER akan naik berlipat. Paham kamu ?
“ Paham Uda.”

***

Ketika tahun baru Yuni bertemu dengan sahabatnya yang suaminya dulu menguasai saham mayoritas di perusahaan yang kini dibawah kendali Yuni. Tapi anehnya setelah itu sahabatnya itu tidak nampak akrab lagi. Kesannya berusaha menjauhi Yuni.
“ Sis, kenapa susah sekali di telp “ kata Yuni kepada sahabatnya itu.
“ Untuk apa berteman dengan perampok” kata sahabatnya itu dengan sinis.
“ Maksud kamu apa ? Kata Yuni heran.
“ Asal kamu tahu aja. Sejak pengambil alihan itu, suami saya sakit sakitan. Udah dua kali kena stroke. Kamu kejam”
“ Kejam?
“ Ya kejam. Gimana engga kejam. Sejak pertama kali pertemuan dengan kamu, suami saya bilang, semua bank menutup pintu memberikan solusi. Belakangan di ketahui , ada pihak yang menekan bank agar tidak menambah fasilitas pinjaman. Sehingga memaksa suami saya untuk deal dengan kamu. Akhirnya semua habis. Habis. Kamu bukan sahabat tapi Ular piton. Melilit orang dengan utang berbunga tinggi dan kemudain memangsanya. “ Kata temannya dengan air mata berlinang. Yuni yakin bahwa Jaka menggunakan aksesnya menekan bank agar menghentikan kucuran kredit kepada perusahan suami temannya agar terjebak hutang jangka pendek dengannya sehingga jadi mangsa empuk untuk di lumat.

Yuni terasa terhempas dari langit ketujuh, Dia merasa kotor dan hina di hadapan sahabatnya. Yuni baru menyadari apa yang selama ini dia lakukan bukanlah pekerjaan seorang wanita , seorang ibu. Kesalahan ada padanya karena dia sendiri yang ingin memperbesar unit bisnisnya di bawah Holding. Jaka? tidak pernah Jaka memaksanya atau memintanya untuk berkembang seperti sekarang ini. Itu datang dari dirinya sendiri. 

‘ Uda, please beri aku waktu. Aku harus ketemu Uda.”kata Yuni via telp dengan nada menahan tangis
“ Ada apa Yun?
“ Penting Uda.”
“ Aku lagi di KL.”
“ Boleh ke sana ?
“ Datanglah”

Ketika bertemu dengan Jaka, Yuni berusaha tenang. Dia sudah siap dengan tekadnya. 
“ Uda, ini surat pengunduran diri Yuni.”Kata Yuni tanpa berani menatap wajah Jaka
“ Kamu mengundurkan diri sebagai direksi atau pemegang saham atau keduanya ? Kata Jaka dingin.
“ Keduanya. “kata Yuni dengan tenang
“ Baiklah tapi mengapa ?  “ Kata Jaka sambil menghela nafas panjang. 
" Yuni udah tahu semua dari teman Yuni soal bagaimana cara Uda mengambil alih perusahaan suaminya. "
" Maafkan Aku Yun." Kata Jaka sambil meraih jemari Yuni dengan air mata berlinang. Aku tahu kamu kecewa dan marah atas sikap Team dalam proses pengambil alihan perusahanaan suami sahabat kamu. Aku tahu , lambat atau cepat , saat ini akan datang. Karena kamu cukup cerdas untuk mengetahui yang sebenarnya terjadi dan menentukan sikap sesuai keyakinan kamu.  Ini salah ku. ” 
" Tapi mengapa Uda?". Dia sahabat Yuni. Bukankah Uda yang ajarkan Yuni untuk setia dengan sahabat. Ya, kan ?
" Mau tahu alasan aku ?
" Ya, Please"
" Dari awal aku engga ada niat untuk hostile take over. Tapi karena mereka terus menggali hutang lewat factoring itu dan sulit di hentikan karena kamu juga terus berperan tekan aku. Kamu kan tahu factoring itu tidak ada collateral apapun kecuali binding law. Setelah kita kurangi platform mereka, mereka mencoba menghubungi Bank untuk dapatkan solusi. Ini berbahaya. Asset nya akan di kuasai bank. Kita dapat apa kalau mereka default? . Makanya aku minta Bank untuk mempertimbangkan tidak memberikan solusi. Karena itu proses hostile terjadi dan memang mereka engga punya pilihan. Bisnis itu kejam, Yun. Suami teman kamu  gunakan emosi kamu agar aku jadi loser. Itu tidak mungkin terjadi. Aku tahu kelemahan kamu. Makanya aksi hostile itu tidak aku beritahu ke kamu. "
" Uda tahu gara gara hostile ini suami teman aku kena stroke. "
" Sebetulnya keluarga berperan besar membuat sang suami jadi kehilangan bisnis yang di bangun berpuluh tahun . Gaya hidup keluarga yang mewah membuat sang suami tidak punya peluang untuk memupuk laba sehingga ketika ada masalah cash flow, dia oleng. Ini hukum bisnis. Ketika kamu lemah, dan berpikir mengakali orang, kamu akan dapat serangan balik. Apalagi orang yang membantu kamu dalam kondisi sangat siap dengan segala resiko. "

 “ Entahlah Uda. Aku tidak menyesali kemitraan kita. Tapi yang aku sesali adalah aku tidak pernah bisa setabah Uda. Tidak pernah punya kemampuan seperti Uda yang selalu punya alasan kuat dalam setiap keputusan bisnis yang Uda ambil.”

Jaka hanya diam memandang wajah Yuni dengan raut tidak percaya akan keputusan Yuni untuk keluar dari kemitraan.

" Terimakasih Yun. Terimakasih udah mengerti sisi lain kehidupanku. Bagiku persahabatan kita adalah segala galanya. Aku kawatir kamu akan tinggalkan aku.  Gimana masih mau bantu aku engga ?
“ Apa ?
“ Mendirikan pabrik di Vietnam.”
“ Siap boss.”

***
Setelah mengadakan rapat singkat di kantor dan menunjuk salah satu stafnya di kantor sebagai wakil dirut, Yuni langsung ke Bandara. Ada niat untuk menelphon Jaka namun akhirnya niat itu dihentikannya. Yuni merasa bukan hal yang penting bagi Jaka kepergiannya. Ini hanya masalah rutinitas kerja. Yuni harus terbang ke Hanoi terlebih dahulu untuk bertemu dengan Staf  Jaka yang di tugaskan untuk membantu persiapan membuka pabrik di Ho CHin Min. Rencana paling lambat seminggu dia harus sudah menempati rumah yang disediakan oleh team Jaka di Ho Chi Min. Tentu berikutnya adalah proses kerja yang tidak mudah. 
Yuni harus mendapatkan mitra lokal untuk mendukung pendirian pabrik, mengurus izin, mempelajari semua aspek legal berbisnis di Vietnam. Rekrut SDM dan mendapatkan suplly chain dan jasa pendukung dari pengusaha lokal. Masih panjang lagi proses yang harus di laluinya. Waktu yang disediakan Jaka hanya 4 bulan. 
***
Malam merangkak begitu lamban di antara deru terbang burung layang-layang. Langit merah jambu menyelubung Hanoi. Hening mengepung dirinya yang terkurung di sebuah kamar hotel berbintang. Hampir sepekan dia berada di negeri yang kini berbenah. Yuni jadi teringat akan Jaka. Terakhir bersama dengan Jaka di Singapore membekas rindu dan malu. Apakah Jaka bisa memahami betapa dia selalu merindukan kebersamaan dengannya?. Entahlah. Yuni sadar, itu lebih baik daripada dia bersenggama dengan orang yang tidak dia cintai.  Tapi kini entah mengapa dia juga merindukan pria lain. Robert , pria yang belum seminggu kukenal. 
Pria berkwarga-negaraan Canada yang ramah dan tahu menghormatinya sebagai orang kepercayaan Jaka. Setiap Robert bicara dia terpesona. Kelembutan pancaran matanya mengesankan ketulusan. Tidak ada amarah dan curiga di mata itu. Entah kanapa ini kesekian kali  Yuni jatuh cinta, setelah dengan Jaka yang tak berbalas, dengan Doni tercampakan. Tapi kali ini dia tak akan bertempuk sebelah tangan. Dia yakin Robert menyimpan perasaan yang sama. Hanya saja belum berani menyampaikannya. Maklum terlalu cepat untuk menyimpulkan cinta bagi seorang pria. Yuni maklum dan menanti. 
Yuni tahu, Robert sudah beristri dan punya anak satu dari perkawinannya yang kandas.  Dia janda dan Robert duda. Dua sosok bertemu dalam situasi yang tepat. Tidak ada yang salah bila takdir bersua untuk mereka. Kebersamaan selama ini hanya terkesan formal dengan posisi Robert sebagai penghubung Holding Company Jaka dan Yuni sebagai orang yang mendapat tugas mempersiapkan pendirian pabrik di Ho Ci Minh. Itu sebabnya, setiap sore, Robert langsung pulang dan Yuni sendiri di kamar dalam sepi. 
Terdengar getar dari telp selular Yuni.Tertera disitu nama Robert. Yuni segera menerima.
 " Yes Robert "
“ Hei..Yuni, gimana kalau kita nongkrong di cafe. Bukankah besok kamu akan terbang ke Ho Chi Minh.” 
“ Senang sekali. Kamu dimana ?
“ Aku ada di loby hotel.”
“ Segera aku turun  “
“ OK”
Hati Yuni terasa melambung. Kesepian di kamar akhirnya di ceriakan dengan kehadiran Robert di hotel. Apalagi ini hari terakhir di Hanoi.
“ Vietnam sekarang sedang berbenah. Ekonomi menggeliat dan pertumbuhan ekonomi pesat. Arus investasi asing semakin kencang masuk ke Vietnam. Ini karena stabilitas politik dan keamanan yang terjamin. Sehingga hampir tidak pernah ada demo buruh atau apalah. Pemerintah vietnam sangat kuat mengontrol segala galanya.” Kata Robert mengawali pembicaraan. Tetap terkesan formal namun santai.
“ Apakah di sini ada juga Organisasi Buruh ?
“ Saat ini satu satunya serikat yang diakui adalah Vietnam General Confederation of Labour. Setiap perusahaan dengan modal asing wajib mengakui organisasi yang mewakili pegawai mereka.
“ Bagaimana dengan upah buruh ?
“ Upah di Vietnam diatur sesuai distrik. Namun secara keseluruhan jauh lebih murah di bandingkan upah di Indonesia. Sebagai pembanding, upah tertinggi di Vietnam adalah Rp. 1,4 juta per bulan’
“ Wah rendah sekali. “
“ Ya bukan hanya rendah dari segi uang tapi dari segi nilai juga sangat rendah karena output nya lebih tinggi dari buruh yang ada di Indonesia. Soal output, hanya china yang bisa mengalahkan Vietnam.”
“ Sekarang saya paham, mengapa Jaka pindahkan pabriknya di China ke Vietnam, bukan ke Indonesia. “
" Ya, bahkan banyak pabrik sepatu yang hengkang dari Indonesia ke Vietnam. " Kata Robert.
" Ya saya tahu itu. Makanya kalau buruh Indonesia tidak meningkatkan etos kerjanya maka akan di gilas oleh persaingan ASEAN. Apalagi sekarang sudah ada ME"
Yuni terdiam sambil sekilas memperhatikan wajah Robert. Ah, pria ini begitu santunnya  terhadapku. Pikirnya. Mungkin karena Jaka memerintahkan dia agar menjaga dan membantunya dan memperlakukannya dengan hormat. 
“ Ceritakan kepadaku tentang vietnam. Bagaimana negara ini bisa bangkit dari puing puing perang saudara. ? Kata Yuni sekedar menghilangkan kebisuan. 
“ Hmm…” Robert nampak bingung dari mana harus mulai bicara. “ Baiklah, lanjut Robert. “ Kamu tahu, Pada 30 April 1975, tank-tank Vietnam Utara mendobrak gerbang istana kepresidenan di Saigon, menumbangkan rezim bagian selatan yang didukung oleh Amerika Serikat. Kemenangan itu mengakhiri sebuah perang yang telah menewaskan jutaan warga Vietnam, sekitar 58.000 tentara AS dikirim untuk menghentikan serangan komunis tersebut. Empat puluh tahun kemudian, masyarakat menyaksikan pawai militer dan mendeklarasi kembali  kemenangan komunis di bekas istana kepresidenan. Para tentara melambaikan bendera palu dan sabit dan kaum perempuan menari bertema Star Wars dengan tulisan, “Hidup Partai Komunis Vietnam”. Dalam sebuah pidato yang disiarkan secara nasional, Nguyen Quoc Khanh, seorang letnan jenderal tentara, menjelaskan kemenangan pada 30 April tersebut sebagai “titik balik bagi rakyat Vietnam”. Tapi beberapa blok dari acara tersebut, sentimen serupa diungkapkan Vo Xuan Son, seorang wanita berusia 60 tahun yang menjual kue ala Vietnam dengan keranjang. “Ini adalah hari negara kita,” katanya, sambil menaburkan pate pada roti yang dipanggang. “Hari ini sangat penting bagi semua orang karena tidak ada perang, tidak ada orang tewas. Anak-anak kita tidak perlu ikut berjuang bersama tentara.”
Yuni terpesona menyimak setiap kata dan cara Robert bercerita, Sangat menarik dan terasa hidup.
“ Saigon telah berkembang jauh dalam 40 tahun. Lanjut Robert’ Tahun 1986, setelah bertahun-tahun sosialis gagal, Partai Komunis mengumumkan doi moi, serangkaian reformasi yang melonggarkan cengkeraman negara terhadap perekonomian dan menciptakan sistem “sosialisme yang berorientasi pasar.” Ketika Vietnam dibuka kembali kepada dunia, masuklah investasi asing, kehidupan ekonomi meningkat dan banyak orang terangkat dari kemiskinan. Saat ini kota ini dengan delapan juta orang telah berubah selama beberapa dekade terakhir. Ada gedung-gedung tinggi, jalan-jalan diperlebar, dan banyak hal yang berubah dalam cara yang positif.” 
“ Jadi sejak reformasi sosialis , ekonomi vietnam tumbuh pesat. Sama dengan China?  Kata Yuni
“ Tepat sekali. Tapi itu hanya nampak di bagian selatan atau yang sekarang di kenal namanya Ho Chi Minh , yang dulu di sebut kota Saigon. Sementara Hanoi tetap dengan sosialisnya.”
“ Bagaimana dengan politiknya ?
“ Para pendukung pemerintah berpendapat bahwa reformasi ekonomi telah mengangkat rakyat dari kubangan kemiskinan, tetapi para silent oposisi lebih skeptis. Dalam praktek, reformasi telah menjadi peluang bisnis bagi orang-orang memiliki koneksi dengan elite politik.”
“Ya, perekonomian telah terbuka tentu kompetisi terbuka juga. Orang akan melakukan segala cara untuk unggul. Wajar saja. “ kata Yuni
“ Benar. kata Robert “tapi mereka berusaha membuka diri terhadap mekanisme pasar dan tidak  setimpal dengan  keterbukaan politik.”
“ Maksudnya ? Tanya Yuni berkerut kening.
“ Partai Komunis sudah lama mengabaikan cita-cita sosialis Ho Chi Minh. Korupsi luar biasa di Vietnam akibat dari hanya satu partai. Jika vietnam ingin mengubah ini maka elite nya harus mau juga mereformasi politik nya. Sudah saatnya multi-partai, demokrasi, dan hak asasi manusia,” katanya Robert dengan sikap humanisnya.
“ jadi korupsi adalah topik sensitif akibat satu partai Vietnam, dimana media tetap di bawah kontrol negara yang ketat.Benar ?
“ Benar sekali.” 
“ Lantas apakah ada gerakan dari rakyat yang berani secara langsung menentang ini ?
“ Tidak ada. Namun perlawanan datang dari pemuka agama. Dia Pastor Anthony Le Ngoc Thanh, seorang imam Katolik yang mengelola situs Redemptoris News, salah satu media independen di Vietnam, telah ditahan tiga kali akibat menerbitkan berita tentang HAM dan penganiayaan agama oleh negara. Dia berusaha membuka mata publik tentang apa yang telah di lakukan pemerintah, termasuk soal kebohongan. Tapi, meskipun banyak keluhan dari rakyat , rakyat tidak menentang kapitalisme. Rakyat tidak suka KKN. Itu saja. “
“ Jadi orang vietnam tidak anti investasi asing” Tanya Yuni untuk menegaskan pemahaman tentang penerimaan publik terhadap asing. 
“Bahkan, hasil survei terbaru , 95 persen dari warga Vietnam mendukung kebijakan kapitalis. Itu index tertinggi dari  45 negara yang disurvei” 
“ Jadi sama juga dengan rakyat CHina yang tidak menial kapitalisme tapi tidak suka dengan budaya KKN. “
“ Tepat sekali. Tapi sekarang sudah mulai ada kemauan politik dari pemerintah untuk berubah. Banyak putra elite partai yang duduk di BUMN di berhentikan dan di gantikan dengan professional. Ini suatu tanda bagus. Yang pasti rakyat vietnam tidak suka keributan. Budaya malu masih ada di kalangan elite dan walaupun rakyat tidak protes secara terbuka namun cara rakyat bersikap sudah cukup membuat mereka malu dan harus berubah.”
“ Paham sekali, Robert. “ 
“ Besok pagi kamu harus terbang ke Ho Chin Minh. Sebaiknya kamu istirahat ya. “Kata Robert dengan santun. 
Yuni terdiam barang sejenak, Karena sebetulnya dia masih ingin terus bersama Robert. Namun akhirnya dia segera berdiri juga “ Baiklah, Selamat malam” Kata Yuni melangkah. 
“ Besok saya jemput di hotel untuk ke bandara”
“ Terimakasih..” 
***
Sebelum berangkat tidur, Yuni tertegun karena telp bergetar. Dia berharap telp itu dari Robert tapi tidak ada nama tertera. Itu dia  yakin dari Jaka. Hanya Jaka yang tahu telpnya di Vietnam. Ini jam 1 dini hari. 
" Yun " terdengar suara telp di seberang dengan suara serak serak basah.
" Ya Uda "
" Gimana pelayanan Robert ? Dia bantu kamu dengan baik ?
" Baik sekali dia Uda. Saya senang dia bantu saya."
" OK. Keliatanya kamu ceria banget ?
" Ini barusan selesai makan malam dengan Robert"
" Dating ?
" Enggalah..hanya ngobrol aja. Mau tahu banyak soal Vietnam."
" OK. Dia tadinya dosen di universitas di Hanoi dan bergabung dengan saya sejak tiga tahun lalu. "
" Oh i see."
" Besok kamu ke Ho Chi Minh ?
" Ya Uda.."
" Kamu ingin Robert dampingi kamu di Ho Chi MInh?
" hmmm " 
" Jawab aja ?
" eh ya ya Uda..boleh"
" Ok. Besok saya minta Robert dampingi kamu ke Ho Chi Minh. "
" Uda..."
" Ya..
" Boleh request engga ?
" Apa?
" Apa bisa Robert jadi staff saya selama saya bertugas di Ho Chi Minh?
" Engga tahulah. Nanti saya tanya dengan HRD holding di Hong kong. "
" Baik saya paham."
" udah ya.."
" Uda dimana sekarang ?.
" Di Jakarta. Ini lagi jalan pulang ke rumah."
" Engga minum kan "?
" Enggalah.." Terdengar Jaka menahan tawa.
" Minum kan.?"
" Engga "
" Bohong.."
" Engga sayang... "
" jaga kesehatan kamu ya sayang.."
" Kamu juga..Udah  ya.."
" OK. Bye now.
***
Sesampai di Bandara Udara Internasional Tan Son Nhat, Yuni langsung menuju Sherwood residence Hotel dimana dia akan tinggal selama berada di Ho Chin MInh. Semua sudah diatur oleh Robert. Perjalanan dari Bandara ke apartement hanya 20 menit.  Jadi pilihan yang tepat untuk tempat tinggal. Disamping tenang, Sherwood berada setengah kilometer dari pusat kota. Sesampai di Hotel, hanya istirahat 1 jam, dia minta diantar Robert ke pusat kota, distrik 1. Ketika itu hari menunjukan jam 9 malam.
Di distrik 1 , Yuni  mendapat kesan bahwa Ho Chi Minh City, dikenal sebagian orang sebagai Saigon, berdenyut dengan energi yang berbeda dari kota lain di Vietnam. Kota ini digerakkan oleh bisnis dan berkembang pesat. Namun sesibuk apa pun kota ini, penduduknya tahu persis cara bersantai, biasanya sambil menikmati es kopi atau koktail. Di District 1, pencakar langit menjulang bersedekat dengan museum-museum Prancis tua. Di jalanan rombongan motor berderu menyusuri ruas jalan. Tak ubahnya dengan Jakarta.
“  Begitu matahari terbenam dan lampu neon menyala, Ho Chi Minh City menjawab seluruh kebutuhan kita untuk menikmati malam, mulai dari tempat minum bir sederhana hingga bar koktail mewah dan kelab malam yang mengentak. Begitu banyaknya pilihan, mungkin kita baru akan tertidur saat matahari terbit. Ini tidak terjadi di tempat lain di Vietnam. Dari restoran mewah hingga outlet siap saji tersedia di sini. “ Kata Robert menjelaskan kepadaku sambil berjalan di Ben Thanh Market. Kawasan kaki lima untuk kuliner.
Robert mengajak Yuni makan malam di L’usine restoran. Yuni menyukai restoran ini. Harga makanannya hanya setengah dari harga restoran serupa Jakarta. Sementara, hidangan yang disajikan, tidak jauh berbeda dengan cafe eksklusif di hotel bintang lima. Robert memastikan menu tanpa babi.
“ Boleh tahu ? Apa agama mu ?
“ Islam “
“ Oh i see. “
“ Sejak kapan masuk islam ?
“ Waktu kuliah dulu di Toronto.”
“ Mengapa kamu masuk Islam ? Tanya Yuni penasaran.
“ Islam itu agama yang mudah. Tidak sesulit agama lain. Di Islam tidak ada pemujaan terhadap tokoh, Tidak ada pemimpin sprituall seperti agama Khatolik atau agama lainnya. Islam hanya ada satu yang ditinggikan yaitu Allah. Selain Allah adalah fana dan pasti tidak sempurna. Semua umat islam memimpin dirinya sendiri dan bertanggung jawab sendiri sendiri di hadapan Tuhan atas perbuatannya “
“ Pemahaman yang sederhana namun jelas.”
“ Agamamu apa ? Tanya Robert halus.
“ Islam”
“ Jadi kita bersaudara. Bukankah sesama muslim bersaudara.”
“ Ya tapi pemahaman agama saya tidak sehebat kamu. Agama saya masih cetek. Makanya saya sendiri tidak yakin apakah amalan saya sudah benar di hadapan Tuhan. “ Kata Yuni dengan wajah mendung.
“ Ilmu agama saya juga tidak luas. Bahkan saya tidak bisa membaca AL Quran. Namun literatur terjemahan Al Quran banyak dijual dari buku sampai CD , bahkan ada digiital system melalui perangkat lunak pintar yang bisa menjawab semua pertanyaan kita sekitar hukum dan syariat. Islam itu agama yang sederhana, moderat dan adil. Jadi bukan hal yang sulit di pahami oleh siapapun."
“  Mengapa ? 
“ Karena hanya ada lima rukun islam, Ingat ! hanya lima. yaitu bersahadat, sholat, saum, zakat dan haji.Tidak banyak kan namun tentu didasarkan oleh keyakinan sesuai rukun Iman. Sedari kecil kita sudah diajarkan oleh orang tua kita tentang rukun islam itu. Bahkan di ajarkan sambil bersenandung indah mengantar kita tidur. Tidak sulitkan menghafalnya. Itulah islam.
“ Lantas apa yang sulit ? 
“ Menghayati makna dibalik rukun islam itu. Itulah yang sulit. Karena bila kamu sertakan nafsumu maka kamu tidak akan pernah bisa memahami makna di balik rukun islam itu. Bersahadat bukan hanya melafalkannya tapi memahami bahwa Tidak ada satupun yang kita sembah kecuali Allah. Engga ada tuhan harta, tuhan jabatan, tuhan pangkat, tuhan cinta dunia, tidak ada tuhan manusia. Semua hanya senda gurau, fana. Yang ada dan kekal hanyalah Tuhan. "
“ Bagaimana kita sebagai umat islam memahamii itu ? 
“ Belajarlah dari pribadi Rasul yang di tugaskan menyampaikan wahyu dari Allah. Rasul adalah teladan terbaik dan terlengkap untuk semua aspek kehidupan. Beliau adalah manusia biasa dan melaksanakan misi kerasulannya dengan prinsip sunatullah. Pernah menang ,pernah kalah. Pernah untung , penah juga rugi. Dicerca dan di asingkan, dan kemudian di puja dan di hormati. Akhlak beliaulah yang menjadi teladan kita. Bahwa islam itu rahmat bagi alam semesta, yang tentu menentramkan bagi semua.”
“ I see. Bagaimana dengan kewaiiban sholat ?
“ Sholat adalah cara kita memahami tentang dimensi gaip khususnya tentang eksistensi Tuhan. Sholat adalah koneksi keruang tanpa batas dalam makna tak terdefinisikan, kecuali meninggikan Tuhan dan merendahkan diri kita bahwa kita bukanlah siapa siapa tanpa pertolongan Tuhan. Bahwa semua berawal dari Tuhan dan berakhir kepada Tuhan. Apapun itu. Selagi kita terus terkoneksi dengan Tuhan sepanjang usia lewat sholat maka secara sunatullah karakter kita akan terus berkembang menjadi lebih baik.”
“ Mengapa sampai begitu ?
“ Karena kita merasa selalu menyatu dengan Tuhan yang maha pengasih lagi penyayang. Hidup kita penuh cinta. Tanpa “ada prasangka buruk, tanpa berpikir negatif dan selalu ikhlas.”
“ Bagaimana dengan puasa ?
“ Apabila sholat dalam dimensi tanpa batas, maka puasa adalah dimensi yang terbatas. Puasa sebagai latihan jiwa untuk sabar dan rendah hati dengan menahan hawa nafsu dalam kurun waktu tertentu. Tidak ada yang tahu kita puasa kecuali Allah. Di sinilah di uji keimanan kita. Apakah kita benar berpuasa karena Allah ataukah karena rasa hormat dari manusia. Bila ikhas karena Allah, maka puasa itu menyehatkan raga dan jiwa. Badan kita sehat, dan jiwa terlatih stablil menghadapi segala kemungkinan dimasa depan. Bukankah kita tidak sabar dan tidak ikhlas karena nafsu, dan nafsu itu ada diperut dan alat kelamin. Kendalikan itu maka kita kendalikan nafsu kita.
“ Sederhana ya. “ Kata Yuni tersenyum.
“ Benar”
“ Bagaimana dengan Zakat. “
“ Zakat adalah nutrisi jiwa.  Kamu memberi tanpa berharap apapun dari manusia kecuali mengharapkan ridho Tuhan. Apabila kamu lakukan ini maka rasa bahagia akan membuncah dalam jiwamu. Empati terbangun dan cinta menghiasi hatimu untuk senang memberi , dan bukan meminta. Dengan memberi jiwamu akan kokoh, tentu ragamu akan jauh dari penyakit. Perasaan bahagia yang dari sikap memberi itu mampu meningkatkan kekebalan tubuh kita dari serangan penyakit. “
“ Wow luar biasa. ?
“ Dan bila rukun islam dari satu sampai empat dapat kamu lakukan dengan istiqamah maka puncak agama tauhid adalah ibadah Haji. Itu melodrama perjalanan spirtiual untuk tiada tuhan selain Allah ,Itulah puncak agama Tauhid. “
“ Hanya lima rukun islam itu tapi maknanya luas dan menyeluruh untuk kesehatan jiwa dan raga kita. Benarlah , apapun yang kita lakukan dalam beragama kembali kepada diri kita sendiri. Allah tidak mendapatkan manfaat apapun namun Allah bangga bila kita bisa memenuhi ketentuanNYA.”
“ Ya benar. Hanya lima. Namun kita tidak bisa mengatakan yang penting sahadat tapi sholat tidak di lakukan, Itu salah, Atau yang penting sholat dan zikir tapi etos kerja lemah sehingga rezeki tidak cukup untuk membayar zakat. Itu juga salah. Tidak juga yang penting memberi tapi puasa tidak, sholat tidak. Itu sikap yang salah. Lima rukun itu harus di lakukan secara penuh tanpa bisa kurang satupun. Engga sulit kan?
“ ya engga sulit kalau mau konsisten.”
 Pesanan makan datang terhidang di meja. Kuperhatikan Robert membaca doa sebelum makan.  
“ Besok kita akan menunjuk agent untuk mengurus segala izin untuk pendirian perusahaan. Setelah izin di dapat , kita akan sewa kantor di kawasan distrik 1. Setelah itu tugas saya selesai dan kembali ke Hanoi. Kamu bisa lanjutkan untuk proses pendirian pabrik. “ kata Robert.
Yuni berharap Jaka bisa membantu menempatkan Robert sebagai stafku di Ho Chi Minh. Walau hanya sebentar berteman dengan Robert, dia merasakan ada sesuatu yang berubah dalam dirinya. Yuni juga merasakan sikap Jaka selama ini tidak ada yang salah terhadap dirinya. Hanya saja karena dia terlalu menempatkan cinta manusia sebagai tuhan sehingga membuat dia terpasung dalam kekalahan dan derita yang tidak perlu. 
***
Ketika sampai di hotel jam sudah menunjukan pukul 2 pagi. Yuni baru sadar ada 4 missecall dari luar negeri. Nomor tidak di kenal. Yuni yakin itu yang telp pasti Jaka.  Benarlah, hanya berselang beberapa menit sebelum dia tidur telp bergetar 
" Yun" terdengar suara Jaka di seberang.
" Ya Uda."
" Sudah di hotel kan."
" Ya sudah."
" Pastikan dalam seminggu urusan pendirian perusahaan selesai dan kamu harus sewa kantor agar management bisa bekerja. Setelah itu kamu harus terbang ke Dongwan China untuk persiapan relokasi pabrik."
" Ya uda. Yuni paham"
" Ya udah. "
" Uda dimana sekarang ?
" Di Medan. Besok ke KL. Mungkin weekend kita bisa ketemu di Ho Chi Minh."
" Benar ya.”
“ Kamu kangen aku ya ?" Terdengar Jaka tertawa. 
" GR kamu ah. “Kata Yuni cepat
“ Ya udah. Saya mau bicara dengan teman di sana yang mau jual property”
" Hotel ?
" ya resort hotel. Tapi itu ekspansi bisnis di Hong kong. "
" Oh i see. Oh ya Robert bisa bekerja untuk kamu. Udahan ya. Nanti sambung lagi."
" Terimakasih Jaka, Kamu baik sekali. OK bye."
Yuni merasa bahagia karena mendengar kabar dari Jaka bahwa Robert akan tetap di Ho Chi Minh ntk membantunya. Itu artinya kebersamaan dengan Robert akan terus berlangsung.
***
Yuni tidak merasa kecewa ketika Yuni tahu Jaka datang ke Ho Chi Minh selama weekend tapi tidak menghubunginya. Dia sadar tidak ada istilah kangen kepada wanita  bagi Jaka. Hidup bagi Jaka adalah bukan hanya bagaimana bertahan dari kesulitan tapi juga dari rasa bahagia. Apapun disikapi dengan biasa biasa saja. Tak pernah nampak rasa kawatir berlebihan dan juga senang berlebihan. Yuni tak ingin menelphone untuk mengingatkan Jaka bahwa aku akan menanti sepanjang malam. Karena dia tahu pasti Jaka bukan pria yang suka di ingatkan soal urusan yang tidak ada kaitannya dengan bisnis. Tapi dia  sadar bahwa Jaka tidak melupakannya dan Yuni akan selalu memahami sikapnya.
Senin , hari kerja pertama Yuni di Ho Chi Minh, ditetapnya dari jendela hotel sambil berkata “ Aku harus melupakan emosiku kepada Jaka. Aku harus berusaha professional saja. Dia dengan sikapnya dan aku dengan sikapku”
Yuni tersenyum ketika dapat pesan singkat dari Robert bahwa sudah stand by di loby untuk mengatur bertemu dengan agent yang akan mengurus segala sesuatunya pendirian perusahaan di Ho Chi Minh.
“ Selamat pagi Bu? Kata Robert menyapaku ketika keluar dari Lift
“ Pagi Robert. Kita langsung ke tempat agent itu kan?’
“ Ya bu. Ibu tunggu aja di depan loby, Saya akan ambil kendaraan“ Robert melangkah cepat kearah parker kendaraan 
Dalam perjalanan Robert mengatakan bahwa tidak mudah mendapatkan kepercayaan dari Jaka. Dia sudah bekerja lebih dari 2 tahun namun belum pernah dapat kesempatan duduk satu meja dengan Jaka. Tapi dia senang karena posisinya mendapatkan penghargaan luar biasa untuk mendampingi Yunni selama proses pengurusan pemindahan pabrik di Cina ke Vietnam. 
“Apa cita cita kamu sebenarnya ? tanya Yuni
“ Aku ingin mendirikan sendiri perusahaan. Berharap suatu saat bisa jadi mitra venture Pak Jaka”
“ Kamu yakin dengan harapan kamu itu ?
“ Yakin, Bu. “
“ Mengapa ?
“ Saya di terima bekerja di Hong Kong karena rekomendasi teman saya yang sudah sukses sebagai mitra venture Pak Jaka. Dan saya senang sekali di tunjuk sebagai kepala perwakilan Perusahaan di Hanoi. “
“ Berapa orang staf kamu di Hanoi ?
“ Hanya tiga orang “
“ Selama 2 tahun lebih apa yang sudah di lakukan di Hanoi?
“ Hanya kumpulkan informasi apa saja yang bagus untuk dijadikan peluang. Membangun network dengan pengusaha dan pejabat Vietnam. Mencari mitra sebagai agent dan distributor yang qualified. Masih banyak lagi. “
“ Tentu ada SOP nya ya”
“ Ya. Holding di Hong kong mengawasi dengan ketat setiap pekerjaan yang ditugaskan.”
“ Ya paham saya.  “ Kata Yuni mengangguk.
Kendaraan berhenti di Iwa Square di kawasan Distrik 1. Agent yang ditemui ternyata seorang wanita Vietnam yang nampak cerdas. Proses administrasi berlangsung cepat. Aku menyerahkan document yang berkaitan dengan statusku sebagai authorize penuh dari perusahaan Jaka di China yang berencana melakukan relokasi pabrik ke Ho Chi Minh. 
“ Setelah akta pendirian perusahaan dan pembukaan rekening bank settle,  Holding di Hong Kong akan mengirim uang sebagai setoran modal.” Kata Robert.
“ Ya. Kamu pastikan  proses itu selesai dengan cepat.”
“ Ya bu.”
“ Bagaimana dengan kantor ?
“ Hari ini kita ke Saigon Center tower untuk lihat kantor  yang akan disewa. Engga jauh dari sini. “ Kata Robert sambil melangkah kearah tempat parker. 
****
Yuni sudah memutuskan untuk menyewa kantor di Saigon Center Tower dengan luas 100 meter persegi. Jam makan siang, semua urusan sudah selesai. Robert mengajakku makan di Quan An Ngon Restaurant.
“ Robert, boleh saya minta pendapat soal pribadi ? kata Yuni
“ Kalau kamu percaya saya..”
“ Tentu saya percaya kamu “
“ Silahkan” 
“ Usia saya sudah 43 tahun. Punya seorang putri. Saya merasa sudah mati sebelum waktunya. “
“ Maksud kamu ?
“ Entahlah. Semoga kamu bisa paham apa maksud saya “ Yuni murung. Bayangannya kepada Jaka. Kebersamaan dengan Jaka bagaikan dilangit tak bergantung dibumi tak berbijak. Tertawa hanya menumpang tawa. Tapi selalu menangis di tempat sepi. 
“ Dari awal ketika kita bertemu, saya merasakan ada sesuatu pada dirimu. Tapi kamu terlalu hebat bisa menyembunyikannya. Namun kadang tanpa kamu sadari, mendung itu datang tiba tiba di wajahmu. Aku perhatikan itu.”
“ Oh gitu. “
“ Tapi baiklah aku ingin sampaikan pandangan yang mungkin kamu bisa pahami.  Ketahuilah bahwa setiap waktu, peristiwa begitu saja terjadi, lantas tidak meninggalkan apa pun selain kesan kehilangan; sebuah perayaan kekalahan yang terus tertunda. Kita  selalu berpikir bahwa kegagalan adalah cara baik untuk kuat. Dan, kegagalan dapat terjadi pada siapa saja. Hidup penuh resiko dan resiko tertinggi adalah kematian. Kematian bisa kapan saja bekunjung, maka kita tidak dapat menyiapkan segala hiporia kepiluan tersebut. Begitu juga dengan sebuah liang kesedihan tempat mengubur segala duka. Dunia hanya sebuah stasiun kecil tempat bersinggahnya ribuan kendaraan yang mengarak kemurungan. “ Kata Robert.
“ Kesedihan sudah menjadi teman baik di dalam hidupku. Kesedihan bukanlah barang asing lagi. Akan tetapi, telah menjelma menjadi seorang kawan lama yang bisa kapan saja datang; mengetuk pintu rumahku; berbicara panjang lebar seraya melemparkan lelucon tentang hidup yang sebenarnya sudah sangat menyedihkan; kehidupan yang seharusnya jadi bahan tertawaan. Kesedihan adalah candu yang harus aku sesap berulang kali.” Aku mengingat peristiwa ketika diusir oleh suamiku bersama putri kecilku. Setelah itu kegagalan  berumah tangga datang silih berganti di dalam hidupku. Sebuah kegagalan yang mungkin tidak harus ku ratapi lagi. Sama halnya saat aku memaklumi Jaka yang hingga kini tak tahu bagaimana sebetulnya sikap Jaka kepadaku. Aku kembali kepada Jaka setelah setahun bekerja sebagai volantir kemanusiaa di luar negeri. Dan berhap keadaan berubah setelah itu.
“ Apapun yang kamu alami itu adalah perjalanan spiritual kamu menuju Tuhan. Orang bahagia, orang menderita, kalah atau menang adalah proses menuju jalan ke Tuhan. Engga usah terlalu larut dengan keadaan masa lalu dan juga engga perlu kamu terus bertanya mengapa tidak begini, mengapa begitu. Itu hanya membuang energy. Apa yang harus kamu lakukan adalah nikmati kehidupan hari ini dan syukuri kamu masih makan dengan badan tetap sehat. “ Kata Robert mencerahkan.  Yuni terkesima. Sikap hidup Robert tidak jauh beda dengan Jaka. Tapi Jaka matang karena usia diatas 50 , sementara Robert dapat bijak dalam usia muda. 
“ Boleh tahu mengapa kamu bercerai ? Tanyaku
“ Saya bisa saja cerita apa alasan perceraian. Tapi untuk apa?. Alasan hanyalah sunattullah tapi penyebab utamanya adalah takdir Tuhan. Sudah sampai disitu usia jodoh saya. Mau gimana lagi?“
“ Apakah kamu menderita karena itu? 
“ Tidak.”
“ Mengapa ? Apakah semua pria bisa dengan mudah bisa melupakan perpisahan dan berdamai dengan kenyataan?
“ Ini bukan soal mudah melupakan dan berdamai dengan kenyataan tapi sikap hidup.  Apapun didunia ini tidak ada yang abadi. Bahkan tidak ada hubungan yang  sempurna. Kalau toh akhirnya kami berpisah, itu juga bagian dari kenyataan hidup. Yang penting saya dan mantan istri saya tidak larut dalam kegagalan. Tidak harus saling membenci. Kami punya cara sendiri untuk berdamai dan melanjutkan hidup.”
“ Bagaimana dengan anak ?
“ Anak ikut mantan istri saya namun biaya hidup anak saya tanggung setiap bulannya. ya kami kerjasama. Dia menggunakan tenaganya dan saya membantu uang. Biasa saja.” 
“ Semudah itu ?
“ HIdup kita milik Tuhan. Apapun itu hanya Tuhan yang menjadi sandaran kita. Sikap bijak menerima dan melaluinya dengan ikhlas adalah kata kunci sebagai orang beriman.”
“ Luar biasa. Sebegitunya kamu bisa berdamai dengan kenyataan hanya karena kamu percaya kepada Tuhan.”
Robert hanya tersenyum mendengar kesimpulan yang terucap dariku. Yuni tak ingin bicara banyak. Setelah makanan terhidang, Yuni nampak kembali riang. 
“ Saya harus jemput Pak Jaka di hotel dan antar ke Bandara. Hari ini dia akan terbang ke Bangkok.”
“ Oh Pak Jaka masih di Ho Chi Minh ? Kamu tahu dari mana? Kata Yuni berkerut kening.
“ Ya. Saya dapat email dari Hong Kong tadi pagi untuk antar Pak Jaka ke Bandara. Emang ada apa ?
“ Ah engga. “
Yuni terdiam agak lama. Mengapa Jaka tidak menghubungiku? Ah sudahlah. Mungkin tidak ada yang penting untuk di bahas oleh Jaka. Toh pekerjaan di Ho Chi Minh telah di bantu oleh Robert dan itu juga berkat permintaanku.
“ Oh ya kamu mau ikut ke Hotel Pak Jaka ?
“ Boleh ?
“ Saya hanya staf dan kamu boss saya yang juga executive Pak Jaka. Emang ada larangan eksekutif ketemu Pak Jaka ?
“ Engga ada larangan “
“ Ya udah kita sama sama saja antar Pak Jaka ke Bandara. Kan hari ini kita engga ada lagi kerjaan yang harus di urus ”
Jaka menginap di Park Hyatt Saigon yang juga di kawasan distrik 1. Sesampai di Hotel, Robert menghubungi Jaka via telp bahwa dia sudah ada di loby. Tak berapa lama menanti, Jaka keluar dari ruangan longe executive bersama seorang wanita. Nampaknya wanita Korea atau china. 
“ Hi Yun! “ Seru Jaka “ Udah kenalkan Wenni ?. Kami sedang menjajaki akuisisi hotel di Saigon.” Lanjut Jaka. Yuni dengan agak ragu menyalami Wenny yang nampak sangat dekat disamping Jaka.
“ Ok Robert, ambil kendaraan sekarang, Saya tunggu di pintu loby. “ Kata Jaka dengan berwibawa. “ dan kamu ikut saya ke Bandara “ Sambung Jaka kepada Yuni yang masih nampak mematung. Yuni hanya mengangguk dan mengikuti langkah Jaka ke pintu loby utama. 
Dalam perjalanan menuju bandara Jaka duduk di sebelah Yuni dan Wenni duduk di depan. Dalam bahasa Indonesia , Yuni setengah berbisik berkata kepada Jaka “ Uda engga kangen aku ya. “
“ Aku sibuk “ Kata Jaka sekenannya.
“ Sibuk dengan Wenny  ?
“ Maksud kamu ?.”
“ Sibuk apa selama weekend ?
“ Meeting dengan relasi di sini.”
“ Wenny  ?
“ Bukan lah. Dia baru datang pagi tadi dari Hong Kong. Saya akan ajak dia ke Bangkok, biar urusan akuisis di serahkan dengan perusahaan yang ada di Bankok.”
“ Hmmm “Yuni hanya berguman. Tapi dia percaya. Jaka tidak mudah mengajak tidur wanita tanpa alasan yang kuat. Apalagi wanita sebagai mitra bisnis tidak pernah dia dekati secara emosional. Business is business. 
“ Gimana kalau kamu ikut aku ke  Bangkok ?
“ Ngapain ?
“ ya ikut aja.”
“ Tapi ..” Yuni memikirkan pekerjaannya di Ho Chi Minh
“ Itu udah ada Robert yang bantu kamu di sini. Bukankah kamu harus terbang ke Shenznen minggu ini. ? 
“ Pakaian ku di Hotel ?
“ Beli aja di Bangkok nanti. Yang penting passport “
“ OK. Tapi engga ganggu,kan ? 
“ Ah sudahlah. Mau ikut engga ?
“ Ya mau.” Aku mencubit lengan Jaka seraya tersenyum dan merebahkan kepala ke pundak Jaka.
“ Oh. ya Yuli mau liburan ke Hong Kong sama teman temannya. Kamu izinkan? Kata Jaka. Yuli adalah putri tunggalku yang memang sudah seperti anak kandung Jaka. Semua hal tentang Yuli di tanggung oleh Jaka. Sekarang menetap di London
“ Kok dia engga kasih tahu aku?
“Kamu telp sekarang dia ? kata Jaka memberikan telpnya agar Yuni menghubungi Yuli.
Usai menelphone Yuni menyerahkan telp ke Jaka kembali “ Kamu terlalu memanjakan dia. Dan sengaja menyudutkan aku”
“ Maksud kamu ?
“ Kata Yuli, papa udah setuju. Lantas untuk apa lagi minta izin dengan aku?
Jaka hanya tersenyum. Dia tak ingin bertengkar soal Yuli dengan Yuni.
***
Di Bangkok , Jaka tinggal di Hotel Grand Millennium.  Itu karena sahabatnya dari US datang ke Bangkok untuk bertemu membahas rencana akuisis hotel. Yuni mendampingi Jaka makan malam. Juga hadir mitra Jaka dari Hong Kong, seorang wanita. Awalnya Yuni tidak begitu peduli karena pembicaraan lebih kepada masalah business. Seperti aspek legal business yang akan di lakukan di Bangkok. Kemudian membicarakan soal business model yang tepat, siapa international chain yang layak di rangkul. Design dan lain lain. Beranjak soal financial model tentang bagaimana merancang pembiayaan, Apakah melalui project funding atau project equity. Terakhir membahas mengenai project settlement sebagai dasar di lakukan financial closing.  Namun menjadi menarik pembicaraan ketika masalah business usai di bahas. 
Malam itu Yuni tidur di ranjangku sendiri dan Jaka di ranjangnya. Jaka nampak lelah sekali. Apalagi keesokan paginya dia harus kembali ke Jakarta dan Yuni  kembali ke Ho Chi Minh.
***
Yuni telp Robert HP. " Ya" Terdengar Robert menjawah dengan agak parau.
" Hi, Robert, jemput aku di bandara ya. " 
" Siap bu. Tolong ETA nya ?
" Jam 7 malam. "
" Siap bu. Jam 6 saya sudah di bandara”
“ " Terimakasih”
***
“ Maaf Bu. Sepertinya hubungan ibu dengan Pak Jaka sangat istimewa.” Kata Robert ketika dalam perjalanan dari Bandara ke Hotel.
“ Bagaimana kamu punya kesimpulan seperti itu? 
“ Saya merasakan itu ketika kemarin ibu bertemu dengan Pak Jaka”
“ Dia sahabat saya, guru saya, juga kakak saya. “Kata Yuni sekenanya. Namun entah mengapa ada perasaan cemburu Robert melihat kedekatan Jaka kepadaku. Namun dia berusaha menutupi perasaannya dihadapanku. Sadar bahwa dia bukanlah siapa siapa di bandingkan Jaka untuk bisa merebut hatiku. Robert melihat sisi lain yang bisa di dapatnya dari bekerja di bawahku. Setidaknya dia bisa mendapatkan akses kepada Jaka langsung di bandingkan bekerja di bawah kendali Holding di Hongkong. 
“ Bu, Saya punya impian untuk membangun pabrik kliker dengan tekhnologi dari china bisa terkabulkan. Apalagi pasar rumah murah di Vietnam sangat besar. Pemerintah Vietnam punya program rumah untuk rakyat miskin sebagai bagian dari penataan wilayah komersial. “
“ Tapi …”
“ Apa ?
“ Apakah ibu tidak keberatan menyampaikan proposal ini kepada Pak Jaka. Maaf bu, kalau saya lancang” 
“ Engga usah sungkan.”
“ Ya Karena tugas saya  hanya membantu ibu ,tidak ada kaitannya dengan obsesi saya..”
Yuni hanya mendiamkan saja dan Robert terus cerita soal obsesinya.
Ketika itu jam 5 sore. Robert janjian dengan yuni untuk makan malam. Cerita Robert tadi waktu mengantar ke bandara membuat Yuni galau. Robert cerita hubungannya dengan seorang wanita yang juga Putri dari pentinggi Partai Vietnam. Nama wanita itu Yen. Walau sarjana dari China namun nampak seperti anak remaja yang belum dewasa, katanya. Maklum mungkin karena di besarkan oleh keluarga kaya. Melalui Yen, Robert di tawarkan peluang untuk bangun pabrik kliker khusus bahan material semen yang hemat biaya. Bahkan menghemat sampai 80% dari harga semen yang telah ada di pasaran. Semen ini juga punya daya tahan lebih baik dibandingkan dengan semen Portland. China menggunakan tehnologi dalam program rumah murah. 
Dari jauh nampak Robert  berjalan menuju kearah Yuni. “ Capek ya” Kata Robert. Yuni hanya tersenyum. 
“ Bu, Besok senin kantor sudah siap. Izin pendirian perusahaan sudah selesai. Kita tinggal action saja.”Kata Robert.
“ Terimakasih Robert.” Kata Yuni sambil menatap kearah depan. Seakan sedang berpikir sesuatu. “ Hari selasa saya terbang ke Dongguan , China. Kamu siapkan SDM untuk tiga orang dulu ya. Bagian legal dan umum, akuntansi, Sekretaris.  Saya harap, saya kembali semua SDM sudah tersedia”
“ Siap Bu.”
Nampaknya Robert  menanti Yuni memberi perintah lagi. Namun Yuni malas bicara banyak lagi. Makan malam hambar.
“ Bu..”
“ Ya. “
“ Boleh saya bicara soal lain? Kata Robert kaku. Yuni tahu dia ingin melanjutkan pembicaraan tadi didalam kendaraan.
“ Bicara aja “
“ Untuk kesekian kalinya Yen menelphon mempertanyakan kapan bisa merealisasikan pembangunan pabrik kliker itu. Aku sudah kehabisan alasan untuk meyakinkan Yen bahwa usahanya akan berhasil mendapatkan investor. Tapi siapa ? Dia sudah menghubungi banyak orang kaya dan juga banker di Hanoi dan Ho Chi Minh namun hampa. Karena semua punya alasan yang hampir sama bahwa tekhnologi itu tidak familiar. Mereka masih percaya dengan produk semen dari portland. Dan lagi tekhnologi dari China itu tidak populer di pasar eksport. Peruntukannya hanya sebatas perumahan kelas murahan dengan daya tahan terbatas.” Kata  Robert yang berpikir keras dan bingung. 
“ Ada niat ingin menyampaikan proposal langsung kepada Holding di Hongkong namun saya  tidak yakin akan mendapatkan response yang cepat. Karena saya tahu holding di hongkong dalam situasi konsolidasi yang di syaratkan oleh kreditur agar sehat. “ Sambung Robert.
Dalam kegalauan itu , Robert menerima telp dari seseorang datang lagi. Setelah usai bicara lewat telp, Robert kelihatan tegang“ Yen, marah. Dia mau ketemu dengan saya.” Katanya mengusap kepalanya sendiri.
“ Temuilah dia. “ 
“ Engga apa ya bu ?
“ Engga apa apa.”
Robert segera berlalu.
***
Telah seminggu aku di China. Mungkin malam ini sesuai jadwal Yuni akan mendarat di Ho Chi Minh. “ Robert, jemput aku di bandara ya jam 7 Malam” kata Yuni lewat telp ke Robert.
“ Siap bu. Jam 6 saya sudah di bandara. “ Kata Robert.
Yuni tak bicara banyak. Hanya menutup telp dengan mengucapkan terimakasih. 
Dalam perjalanan ke hotel dari bandara , Robert kembali bicara soal bisnisnya dan berharap Yuni bisa bertemu dengan mitranya, Yen. “Setidaknya saya bisa cerita siapa ibu dan yakinkan Yen bahwa ibu sebagai wakil dari Holding.”
“ Robert, saya akan bantu kamu bicara dengan Holding untuk mendapatkan dukungan membangun proyek kliker dengan tekhnologi dari China. Tapi pastikan proyek ini dapat dukungan politik baik pasar maupun bahan baku. Dan Pastikan Yen memang punya kemampuan melobi pemerintah Vietnam. Bisa ?“
“ Bisa. Bu. Sangat bisa. Ayah Yen salah satu petinggi Parai Komunis Vietnam. Pengaruhnya besar sekali. “ Kata Robert meyakinkan yuni. “ Apakah ibu yakin proposal ini tidak akan mengganggu posisi saya  di hadapan holding karena melanggar SOP ?”
“ Tidak ada masalah, Salah satu tugas kamu adalah penghubung perusahaan dengan pihak pihak yang punya akses politik dan business network di vietnam.” Kata Yuni dengan santai.
 “ Ibu tahulah. Aku sangat menginginkan pekerjaan di perusahaan ini.” Kata Robert dengan wajah memelas sambil mengalihkan wajahnya ke samping.
“ OK sekarang atur saya bertemu dengan Yen”
“ Baik bu.  
Tak berapa lama Yen datang ke restoran dimana Yuni dan Robert sudah menanti. Dalam pertemuan itu Yen mencoba menjelaskan peluang pasar Vietnam dan tekhnologi yang dia yakin akan didapat dari China. Yen meremas jemari Robert dengan penuh keyakinan bahwa mereka akan menghadapi bersama sama. Yuni terhenyak dan kelabu.
***
Setelah makan malam dengan Robert dan Yen, Yuni dapat merasakan ada sesuatu antara Yen dan Robert. Sebagai wanita dia dapat dengan mudah merasakan itu. Terutama tanpa sadar Yen memanggil Robert dengan sebutan “ Honey”. Sempat terkesiap jantungnya ketika mendengar Yen memanggil dengan nada sayang yang teramat dekat. Tapi mengapa Yuni sampai tidak merasa nyaman terhadap sikap Yen? Bukankah hubungan dia  dengan Robert hanya sebatas atasan dan bawahan. Kalaupun hubungan terkesan dekat itupun karena sikapku yang mampu membuat orang bekerja dengannya merasa nyaman. 
Apakah Yuni telah salah menebak bahwa Robert menyukainya?. Atau Yuni terlalu berharap dapat dengan mudah menaklukan Robert. Yuni sadar bahwa dia harus berdamai dengan kenyataan. Bahwa banyak pria yang mudah didekati tapi tidak mudah mengajak mereka berkomitmen untuk hubungan yang lebih serius.
Malam ini Yuni merasa sangat kesepian. Hidup diusia kepala empat tanpa hati untuk berlabuh. Jaka memang sahabat yang baik namun ruang hatinya sudah penuh sesak dengan kedua anak dan istrinya. Yuni hanya berada di beranda hati Jaka,  tanpa bisa masuk kedalam. Namun walau hanya di beranda kadang aku merasa itu sudah berkah luar biasa. Tapi bagaimanapun dia ingin ada ruang khusus  di hati seorang pria. Biar ruang itu kecil , tak apalah. Dia bisa menyendiri di ruang itu sambil menghitung bintang di langit mengantarnya tidur dalam pelukan seorang pria. 
Karenanya Yuni bertekad dalam hati bahwa dia akan bersaing mendapatkan Robert. Bagaimanapun dia dalam posisi lebih menguntungkan bagi Robert di bandingkan Yen. Tanpa keputusan dari Jaka tak mungkin proyek itu bisa jalan. Robert akan lebih memihak kepadaku. Itulah keyakinannya 
Sekarang tinggal berpikir bagaimana meyakinkan Jaka. Dia tahu percis sifat  Jaka yaitu tidak bisa ditebak, Namun Jaka bisa jujur akan sikapnya ketika mengambil keputusan. Mungkin Yuni akan merasa kecewa namun Jaka selalu punya alasan yang rasional atas keputusannya. Yuni akan meyakinkan Jaka secara rasional bahwa investasi di kliker itu menguntungkan dan sekaligus pintu gerbang menjalin hubungan dengan elite partai di vietnam. 
Yuni tahu betul bahwa bagi Jaka keneksi politik itu sangat dia inginkan. Walau dia tidak pernah terlibat secara langsung bermain politik namun soal bagaimana memanfaatkan akses politik untuk mengembangkan bisnis dia memang jagonya. Jaka selalu punya ide hebat untuk memanfaatkan kekuasaan politik. Caranya sangat halus dan tak pernah takut akan resiko. Selalu pada akhirnya dia jadi pemenang.
Yuni meliat ke mononitor computernya. Nampak notifikasi incoming email. Dia bersegera membuka mail box tersebut karena tertera pengirimnya adalah Yen. Semua data proyek dan studi kelayakan terlampir pada email tersebut. Dengan seksama aku mempelajari data proyek sampai jam 2 dini hari. Kemudian dua membuat resume proyek untuk di sampaikan kepada  Jaka. Berharap keesokan paginya dia akan dapat jawaban dari Jaka. Itu kebiasaan Jaka yang selalu menjawab email dari orang orang yang bekerja dengannya.
Dengan lelah dan kantuk kurebahkan tubuhku di tempat tidur. Namun belum sempat aku terlelap , terdengar telp cellularknyabergetar. “ Yun” Suara Jaka diseberang
“ Ya Uda..”
“ Maaf ganggu ya”
“ Engga apa apa. Aku senang uda telp. “
“ AKu sudah baca resume kamu. Bagus.”
“ Jadi gimana Uda?
“ Aku hanya mikirkan gimana kamu bisa atur pekerjaan kamu yang sedang memproses pemindahan pabrik dari China ke Ho Chi Minh”
“ Engga ada masalah Uda. Kalau di izinkan , beri saya otoritas untuk menugaskan Robert untuk proses peluang bisnis ini.”
“ OK. Lah. “
“ Terimakasih Uda.”
“ Oh Ya. boleh aku juga usul ?
“ Apa ?
“ Gimana kalau Robert juga di bantu oleh salah satu orang dari team aku yang ada di Jakarta. “
“ Mengapa ?
“ Untuk efektifitas aja. Dan sekalian memberikan wawasan mereka bekerja secara international”
“ Engga ada masalah Uda.”
“ OK thanks. Besok aku ke Hong Kong.”
“ Ok. Jadi kapan kita ketemu lagi ? Kata Yuni harap.
“ Kamu kangen yaaa”
“ Ya. Emang Uda engga kangen?
“ Kangen juga tapi aku sibuk Yun. “
“ Ya aku maklum”
“ Tadi Yuli telp aku. Dia tinggal di apartement aku sama teman temannya selama liburan di Hong Kong. Perhatikan,  dia memang patuh dengan janjinya akan selalu ada di bawah pengawasan kita. Apapun dia lapor.  “
“ Kapan usai libur musim panasnya ?
“ Katanya minggu depan. “
“ Kok Yuli engga telp aku, mamanya?
“ Cobalah kamu perbaiki hubungan kamu dengan Yuli. “
“ Bagaimana caranya ? Uda  lebih dia percaya dibandingkan aku”
“ Dia putri kamu, Yun. Kamu lunakan hatimu sedikit. Jangan mudah paranoid. Anak jaman sekarang engga bisa kita paksa seperti mau kita.  Kamu harus lebih dulu mengerti dia dan memahami dia untuk merebut hatinya. Bagaimanapun dia bukan kamu dan dia adalah milik dirinya sendiri yang punya takdir sendiri. Kita sebagai orang tua hanya mendukungnya selagi benar. Kalau salah ya kita peringatkan dengan dialogh bukan perintah. Paham ya sayang”
“ Ya. Aku menyadari itu. “
“ Gimana kalau setelah urusan Ho Chi Minh selesai kamu ke london temani Yuli disana selama 1 bulan”
“ Benar ya.” Yuni setengah berteriak.
“ Benar.”
“ Uda ikut antar aku ya.”
“ Ya. “ 
“ Setidaknya selama seminggu sampai Yuli dan aku kembali normal. BIsa ya.”
“ Lama sekali?
“ Please. “
“ OK. janji ya. hanya seminggu. Setelah itu hubungan kamu dengan Yuli kembali normal.”
“ Tapi…” Yuni  tersekat.
“ Apa ?
“ Bisa engga dia putuskan hubungan dengan sinegro itu.”
‘ Kenapa ?
“ Aku engga suka”
“ tapi kamu kan bukan Yuli.”
“ Aku orang tuanya”
“ Ya udahlah. Kembali kita berbeda pendapat. Kenapa sih kamu mau atur soal pribadi putri kamu sampai sejauh itu? Beri dia kepercayaan dan doakan agar dia bisa mengambil keputusan yang terbaik. Dan lagi dia masih berproses untuk mencapai dewasa. Kuliah juga masih 2 tahun lagi selesai”
“ Aku engga suka?
“ Apa salahnya pria itu ? Dia sarjana bekerja di Bank di London. Dari keluarga baik baik. “
“ Aku ingin dia menikah dengan orang Indonesia?
“ Mengapa ?
“ ya itu yang aku suka”
“ Tidak ada jaminan jodoh itu lebih baik seperti kita tahu. Seperti kamu dapat jodoh dari Indonesia. Apakah itu baik untuk kamu? tidak juga kan. Kamu akhirnya bercerai. Jodoh bisa datang dari mana saja. Dan keluarga utuh bukan karena cinta tapi karena nilai persahabatan yang terbangun. Aku senang Yuli menentukan pilihannya bukan karena melihat pria itu ganteng , kaya atau hebat. Tapi melihat sikap pria itu memang sahabat yang baik untuk dia. Dan dia merasa punya tempat aman berlabuh.”
“ Ya…” Yuni terdiam. ‘ Terimakasih kamu begitu peduli dengan Yuli, sampai kamu luangkan waktu untuk mencari tahu siapa pria yang jadi pacar Yuli. Andaikan Yuli punya ayah kandung seperti kamu tentu akan lengkap sekali hidup kami”
“ Yun , Yuli memang bukan putri kandungku tapi dari usia Balita aku ikut membesarkannya sejak kamu bercerai dengan suami kamu. Tolong jangan lagi di bahas soal anak kandung atau bukan. Itu engga baik kalau di dengar oleh Yuli. Paham, kamu.
“ Ya. Paham sayang.”
“ Ya. udah tidur sana. “
“  Aku kangen nih. “
“ Tidur kamu. Udah ya..
“ Ya. “
***
Tak lebih sebulan Robert di minta Jaka untuk berangkat ke Hong Kong bertemu dengan Business development group di Holding. Jaka minta agar Yuni mendampingi Robert. Dan tak lupa juga Jaka ingatkan agar membawa Juga Yen. Dengan penerbangan pertama , kami berangkat ke Hong Kong. Dalam peneberbangan , Robert duduk bersama Yen dan Yuni duduk di ruang business Class. Kadang Yuni sempat lirik kearah belakang tapi tdak nampak mereka. Mungkin mereka sedang menikmati kebersamaan dan impian akan masa depan yang indah. Apalagi kedatangan mereka atas undangan resmi dari Holding.
Setiba di kantor Holding, Jaka minta bicara secara pribadi dengan Yen namun didampingi oleh Lena. Yuni tidak tahu apa yang dibicarakan. Namun setelah pertemuan itu, Jaka mengajak Yen dan Robert rapat bersama BDG. Jaka menjelaskkan peluang yang ada dan meminta agar BDG membuat lebih detail rencana bisnis tersebut. Usai meeting, Yen mengundang kami makan malam bersama professor dari Tianjin. Katanya professor itu sahabat ayahnya. Yuni tahu Professor itu juga adalah sahabat Jaka , yang termasuk elite partai komunis di China. Ada apa ini? Apakah Yen ingin gunakan pengaruh ayahnya agar melukan sikap Jaka. Ataukah Yen ingin memastikan bahwa peranku kecil kalau sampai ada keputusan proyek ini dijalankan.
Dalam acara makan malam itu , Jaka nampak akrab sekali dengan Professor dan ketika hendak berpisah usai makan malam itu , Yuni mendengar pasti Jaka berkata kepada Professor itu “ Saya akan follow up proyek ini dan saya akan jaga Yen sebagaimana permintaan anda untuk sahabat anda di Vietnam.”  Professor itu nampak senang sekali. Tapi ketika Yen nampak tersenyum kearah Jaka, hati Yuni teriris. Apalagi ketika Robert merangkul pinggang Yen ketika melangkah keluar dari restoran. Yuni kembali ke Hotel bersama Jaka. Dalam perjalanan ke hotel, rasanya Yuni ingin menangis meratapi nasipnya. Tapi Yuni berusaha kuat. Akankah sahabatnya mengerti keadaannya. Akankah Jaka bisa diajak memahami sikapnya yang harus mendapakan Robert dari Yen ? akankah ? 
“ Yuni dengar sekarang Doni udah jadi boss. Pegang posisi puncak di anak perusahaan developer kawasan industry di China ? Kata Yuni. 
“ Ya. Itu keputusan HRD”
“ Bukan keputusan uda.?
“ Bukan.”
“ Beruntung sekali Yolanda.” Kata Yuni bicara sendiri dengan menoleh kesamping. 
“ Ada apa dengan kamu ?Jaka menoleh kesamping kearah Yuni
“ Engga apa apa “
“ Masih inginkan Doni. Masih belum move on?
“ Yuni udah lupakan dia. Tapi…”
“ Tapi..apa ?
“ Semua pria yang pernah menolak Yuni adalah pria hebat dan yang justru menerima Yuni adalah pria pecudang. Kenapa ?
“ Ah kamu. Mulai dech baper. Sekarang focus aja kerja “
“ Mau focus gimana ? sebentar lagi Yen akan jadi boss di pabrik itu dan menikah dengan Robert. Yuni akan kembali  mimpin holding di Jakarta. “
“ Emang masalah buat kamu ?
“ Engga. Kalau itu sudah keputusan Uda , ya mau gimana lagi. Apalah Yuni?
“ Duh..nada bicara kamu sepertinya ada sesuatu …”
“ Yuni hanya sampaikan kenyataan. Kenapa pula uda jadi berpikir macam macam?
“ Ok. Saya paham”
“ Dan…
‘ Apalagi ?
“ Yuli semakin jauh dari Yuni. “ Entah mengapa Yuni menangis. Jaka terkejut. Dia segera mendekap Yuni. Mendekatkan kepala Yuni kebahunya untuk Yuni bersandar. “ Uda…” Kata Yuni dengan menumpahkan air mata sejadi jadinnya. Tapi Yuni tidak mau meratap. 

Jaka hanya diam. Tapi Yuni merasakan jantungnya bergetar hebat. Dia menahan emosi dan bisa merasakan perasaannya. Tapi dia tidak bisa berbuat banyak. Bisnis adalah bisnis dan Yuni bagian dari proses bisnis bagi Jaka. Kalau Yuni masih menggunakan perasaannya maka dia akan terluka. Dan Yuni hanya berdiri di pangkal akanan. Merasakan hangat matahari dan cahaya senja. Tap Yuni tidak akan pernah menjangkaunya…
BERSAMBUNG

No comments: