Monday, April 27, 2020

Untaian lara buat Yuni (1)

Angin bertiup lembut menerobos kedalam kamar. Pohon mangga yang terdapat tepat didepan kamar bergerak lembut. Satu satu daun gugur berjatuhan dan kadang masuk kedalam kamarnya. Dia tidak terkejut ketika sepasang kaki indah melintas didepan kamarnya, yang kemudian menyorongkan kepalanya kearah jendela. “ Aku bawakan makanan kesukaanmu. “ wanita itu menaikan tangannya tinggi tinggi sambil memperlihatkan rantang ditangannya
.“ Kenapa harus repot, Yun.. “ Jawabnya. Wanita itu tidak memperdulikannya. Terus berputar kearah pintu kamar.
“ Apakah ada kemajuan skripsi mu, Don “ Wanita itu memegang pundaknya dari belakang dengan memperhatikan lembaran kertas yang berterbaran diatas meja. Doni hanya menggaruk garuk kepala. Wanita itu kembali melakukan kebiasaanya. Mengambil pakaian kotor untuk dicuci dan sekalian membersihkan kamarnya yang berantakan. Biasanya keesokan sorenya wanita itu akan datang lagi dengan membawa pakaiannya yang sudah bersih.“ Aku harus segera pergi. Takut terlambat masuk kerja “ Wanita itu berlalu dengan membawa pakaian kotornya.
Dia hanya terhenyak. Sudah lebih dua tahun dia menjalin hubungan dengan Yuni. Wanita yang terlalu polos dengan cintanya. Wanita yang tidak berhijab namun punya rasa hormat untuk tahu bagaimana berkorban dan mencintai. Sampai kapan keadaan ini harus dia pertahankan. Cinta itu memang tidak mudah diraih. Begitu pula dengan kehadiran Yuni dalam hidupnya. Dia tidak pernah dapat mencintai Yuni namun dia dapat bersikap sempurna sehingga nampak benar benar mencintai. Mungkin karena memang dia sangat membutuhkan Yuni untuk menopang kehidupannya yang memang butuh biaya. Sehingga setiap hari Yuni terus bekerja keras untuk memberikan dukungan menyelesaikan kuliahnya
“ Apakah tidak lebih baik kita menikah saja. Kamu dapat terus dengan kuliahmu tanpa harus dibebani dengan biaya hidup. Gajiku cukup untuk kita hidup berdua. “ Kata Yuni satu ketika.
“ Aku tidak bisa mendahului kakak perempuanku. “ Demikian dia beralasan untuk sengaja menunda. Yuni tetap sabar menanti saatnya tiba.
Ketika Kakak perempuannya menikah Yuni kembali datang dengan harapannya. 
“ Bukankah sudah saatnya kitapun menikah. “ 
Dan diapun kembali dengan alasan lain “ Aku harus menunggu sampai kuliahku selesai. “ Kembali Yuni harus menunggu.
Ketika kuliahnyapun selesai , Yuni menampakkan keceriaan yang luar biasa. 
“ Orang tuaku sudah siap menanti lamaranmu “ 
Diapun kembali dengan alasan “ Aku harus dapat kerjaan dulu. Aku tidak mau membebanimu bila kelak kita berumah tangga. “
“ Aku hanya ingin impian ku dapat terkabulkan segera. Hidup bersama pria yang aku cintai. “ Kata Yuni. Harapan yang terlalu sederhana tapi menjadi sulit baginya. Bagaimana mungkin.? Baginya lebih baik hidup sehari dengan orang yang di cintainya daripada hidup seribu tahun dengan wanita yang tidak pernah di cintainya.
Ketika sudah dapat kerjaan, dia harus berkata dengan jujur. Maka diapun tanpa beban untuk mengatakan “ Aku tidak mencitai mu, Yuni. Ada wanita soleha berhijab yang telah ku pilih. Lebih baik kamu berharap pada pria yang tahu bagaimana seharusnya mencintaimu. Itu lebih baik “
“ Tidak adakah arti bagi mu hubungan kita selama ini? “ Yuni terkejut dan akhirnya airmata berlinang, jatuh berurai tanpa ratapan.
“ Itu sangat berarti sekali. Aku justru disadarkan betapa kamu sangat bernilai dihadapanku. .” Katanya dengan berat menatap sendu wajah Yuni dihadapannya “ Maafka aku. Aku telah menemukan wanita yang aku cintai dan Kami akan segera menikah” sambungnya yang membuat Yuni jatuh berkeping keping.
“ Apakah diapun mencintaimu sama seperti aku ? “
“ Kami saling mencitai. “
“ Secepat itukah ?“
“ Ya. “
Yuni tertunduk sambil mengusap airmata dan kemudian berdiri keluar dari kamarnya. Di luar angin bertiup lembut dan daun keringpun nampak jatuh berguguran. “ Nasipku , tidak lebih sama dengan daun itu. Yang akhirnya gugur dimakan waktu. Tapi aku tetap bersyukur karena kamu telah memberi waktu untuk ku mencintaimu.”
***
Delapan tahun Doni merasa hidup sebagai pecundang. Walau kedudukannya sebagai direktur perusahaan namun semua kendali perusahaan dipegang oleh istrinya. Dihadapan mertua dan keluarga istrinya , dia tidak lebih sebagai boneka yang harus dijaga namun dapat dengan mudah diabaikan. Baru kini dia merasa perlunya kehormatan sebagai laki laki. Tapi apakah dia mampu ?
“ Aku menikah dengan mu karena kamu punya kepintaran dan pekerja keras. Jadi jangan pernah berharap lebih dari ku. “ Kata istrinya ketika dia meminta agar tinggal dirumah.
“Orang tuaku memintaku untuk menjalankan perusahaan ini dengan benar.Dan kamu harus membantu usaha keluarga ini agar dapat diteruskan dengan anak anak kita kelak “
“ Bukankah kamu istriku ? Serunya “ dan kamu harus mendengar ku. Sampai sekarang kita belum punya anak. Karena kamu selalu sibuk. Sampai kapan ? “ katanya.“
“Kita tidak punya apa apa selain memang harus hidup dibawah pengawasan Ayah. Kita sudah beruntung dapat menikmati kelebihan harta ini tanpa harus menderita seperti orang lain. Soal anak , memang aku belum siap melahirkan .Jadi berhentilah bersikap kekanakan. “
Selalu dia kehilangan jalan untuk menjadi seorang laki laki. Satu saat dia kembali ada keberanian bersikap dihadapan istri dan mertuanya.“ Saya harus keluar dari perusahaan ini. Saya sudah tidak tahan menjadi boneka diperusahaan maupun dirumah tangga. Saya ingin dihargai seperti layaknya direktur diperusahaan dan kepala keluarga dirumah.” Katanya.
“ Oh, Itu yang kamu mau.? “ Jawab mertuanya. “ Baik, Kamu boleh keluar dari perusahaan ini dan silahkan kembali kerumah sebagai kepala keluarga yang kamu mau “ Lanjut mertuanya sambil menatap kearah istrinya.
“ Bagaimana dengan kamu “ Katanya kepada istrinya.
“ Kalau abang berhenti dari perusahaan ini maka abang tidak ada tempat dirumah. “ Jawab istrinya dengan dingin.
“ Bukankah kamu mencitaiku ? “
“ Abang, sudah tahu apa yang harus abang lakukan. Banyak pintu keluar untuk abang bebas pergi dari sini. “ Istrinya tidak menjawab tentang cinta tapi memintanya pergi.
“ Baik. Saya perg!!i “ Dia mengambil tasnya dari pergi meninggalkan istri dan mertuanya
“ Tolong jangan ada satupun yang boleh abang bawa. Karena semua bukan milik abang. Kecuali barang yang abang bawa sewaktu abang datang kerumah saya “ Teriak istrinya ketika dia melangkahkan kakinya keluar.
Delapan tahun perkawinan yang sia sia. Memanglah perkawinan yang salah karena diawali dengan niat yang salah. Karena dia hanya melihat dari kecantikan wanita dan kekayaannya. Bahkan dalam banyak hal dia memang tidak pernah membuat keputusan yang benar. Delapan tahun bagai menumpang tawa ditempat ramai namun akhirnya menangis dalam kesendirian tanpa ada yang mau peduli. Bayangannya kini kembali kepada ketika dia pergi meninggalkan tempat dimana Doni menyelesaikan kuliahnya. Bayangan tentang seorang wanita yang begitu setia berkorban dan akhirnya dia tinggalkan begitu saja hanya karena dia tidak mencintai wanita itu. Tapi dengan keadaannya kini maka dia sangat merindukan wanita itu. Ternyata bagi laki laki yang sangat dibutuhkan adalah cinta dari seorang wanita yang ikhlas berkorban..
***
Waktu berlalu,  pada akhirnya Yuni tetap sendiri. Hanya saja dia tidak perlu harus berharap apapun kepada setiap pria. Kalau pria tempat berlindung untuk kebutuhan makan , dan rumah maka dia sudah punya itu semua. Dia sudah mengubur masa lalunya itu dalam dalam. Mengapa ? Pernah karena cinta yang tak bertaut dia sempat drepresi. Karena itu dia harus kehilangan pekerjaan. Akhirnya dia menemukan pria yang benar benar mencintainya dan membantunya melewati masa masa depresinya. Pria itu tidak sarjana. Hanya tamatan SMU. Bekerja sebagai tenaga administrasi di Show Room. Tapi perkawinan itu kandas setelah dia di karuniai satu anak perempuan. Perceraian itu hanya karena keadaan ekonomi. Ketika suaminya terkena PHK, kehidupan rumah tangganya tidak ada lagi kedamaian dan berujung kepada percearaian. Sangat menyakitkan. Namun tidak terlalu lama akhirnya dia dapat berdamai dengan kenyataan. 
Seorang sahabat membantunya memulai hidup sebagai janda. Awalnya usaha sebagai eksportir hasil laut dengan menyewa coldstorage di pasar ikan.  Akhirnya berkat kerja keras dan dukungan dari sahabatnya telah mengantarkannya sebagai pengusaha berkelas dunia. Kerja keras dan belajar keras dalam setiap putaran waktu membuatnya berkembang dan berkembang. Dia puas. Mitos pria bisa berbuat apa saja, ternyata juga berlaku untuk wanita.
Di Bandara International mata mereka beradu pandang. Wanita itu tak bisa melupakan pria yang kini dihadapannya. Dia ingin segera berlalu namun langkahnya terhenti. Dia menoleh kebelakang dan pria itu berkata
“ Yun, kau kah itu ?
“ Mas Doni ?
“ Ya, Aku Doni ”
Pria itu berusaha membalut wajahnya dengan senyum ramah. Dihadapannya kini ada seorang wanita cantik berkelas. Tak nampak kesan wanita itu seperti dulu yang dia kenal. Penuh percaya diri.
“ Lama engga ketemu. Apa kabar? Tanya Doni.
“ Kabar baik “
‘ Terlalu baik nampaknya “ Kata Doni.
Yuni hanya tersenyum.
Dia tak ingin bercerita banyak. Dan apa pentingnya untuk bercerita kepada pria dihadapannya. Baginya pria itu adalah masa lalu.
“ Tahun lalu aku sempat ke kota dimana kita pernah bersama “ Kata Doni
“ Oh ya. Aku udah lama engga pulang , setidaknya sejak ibuku meninggal”
“ Mua kemana ?“
“ Ke Shanghai”
“ Oh ya, Bisnis apa ?
“ Ya hanya sekedar bertahan hidup mencari nafkah..” kata wanita itu sekenanya
“ wah hebat kamu. Sudah jadi bisnis woman berkelas dunia ”
" Kamu sendiri mau kemana?
" Mau ke Batam. Ada panggilan lowongan kerja di sana?
“ Loh istri kamu ?
“ Sudah bercerai. Setahun lalu.”
“ Mengapa ? Tanya wanita itu sambil mengerutkan kening
“ Mungkin hanya segitu usia jodoh kami.
" Puya anak berapa ?
" Belum punya. "
" Oh…."
Terasa kikuk pertemuan itu. Sebetulnya pria itu ingin lebih lama lagi berbicara tapi entah mengapa dia kehilangan keberanian untuk bicara banyak. Apalagi nampak wanita itu tergese gesa. " Kalau kamu gagal di terima kerja di Batam, kamu bisa hubungi teman saya di Jakarta . " Wanita itu menulis nama dan nomor telp temannya di belakang kartu namanya. " Berikan kartu nama saya ini kalau ketemu dia. Mungkin dia bisa bantu kamu. " Wanita itu tersenyum dan segera berlalu.
Dia terpana melihat langkah tegas Yuni berlalu darinya. Tak nampak sikap rendah diri kecuali penuh percaya diri. Tapi Yuni tidak menyimpan dendam apapun. Bahkan berempati dengan hidupnya dengan memberikan kesempatan dia bekerja untuk bertahan hidup, untuk harga dirinya sebagai pria...

***
Setelah 3 Bulan sekembali dari Batam, Doni sudah kehabisan tabungan untuk bertahan hidup. Sementara panggilan kerja belum juga dia terima. Ada keinginan untuk mendatangi kantor yang di rekomendasikan oleh Yuni. Tapi kalau ingat dulu dia pernah mempermainkan Yuni dengan cinta palsunya, dia jadi malu. Semakin dia sadar betapa mulia wanita itu,  semakin dia hidup dalam sesal tak bertepi. Tapi karena tidak punya pilihan lain , diapun mendatangi alamat kantor yang di maksud Yuni. Alamat perusahaan berada di pasar Ikan , Jakarta utara. Perusahaan ini bergerak di bidang pengolahan ikan untuk pasar ekspor. Setelah menyerahkan kartu nama Yuni kepada Satpam, dia diantar bertemu dengan staf perusahaan, dan disarankan untuk datang ke kantor pusat di jalan Batu ceper.
" Pengalaman kerja sebagai direktur marketing selama 8 tahun. Bahasa Inggris aktif. Usia 33 tahun. Pendidikan Sarjana Ekonomi. Hmm" kata pimpinan perusahaan membaca CV nya. Doni memperhatikan pimpinan perusahaan ini nampak usianya belum mencapai 40. Mungkin karena kacamata minus progressive , dengan setelan bleser warna hitam membuat dia anggun dan berwibawa.
" Anda akan saya tempatkan sebagai staf marketing pada 3 bulan pertama. Kalau prestasi bagus , Anda akan dapat posisi tetap di perusahaan saya. Kapan mulai kerja ? " Kata
" Kapanpun saya siap Bu"
" Ya udah. Besok Anda mulai kerja. Sekarang Anda temui bagian personalia untuk selesaikan administrasi pengangkatan Anda sebagai staf"
" Terimakasih Bu"
" Jangan terima kasih kepada saya. Tapi kepada Bu Yuni. Saya di sini hanya bekerja untuk dia. Perusahaan ini milik Bu Yuni. "
Terasa ada halilintar menghantam tubuhnya. Untuk kesekian kalinya wanita yang pernah dia kecewakan karena cinta palsu tapi selalu punya cara memberi. Tanpa ada dendam apapun. Cinta yang tulus memang selalu punya cara memaafkan dan tak penting cinta akan berbalas atau tidak.
***
Pagi ini adalah pagi istimewa, Kini baru merasakan bangun pagi dengan suasana lain dihatinya. Dilemparnya selimut jauh jauh dan berdiri dengan sigap menuju kamar mandi. Dia merasakan matahari yang bersinar tak sama lagi dengan yang kemarin. Ini hari dan tentu seterusnya akan menjadi dunianya. Akan kuraih dunia ini dengan segala apa yang kubisa. Katanya dalam hati. Dia ceria. Dikamar mandi dia terus bernyanyi sambil menggosok seluruh tubuhnya. Aku harus membuang semua noda yang dulu dan untuk bersih menjadi aku yang sekarang. Good bye the past. Lagi lagi dia tersenyum puas menatap dirinya dicermin. Aku gagah dan pintar , apalagi yang kurang dari diriku. Katanya pada dirinya sendiri.
Pakaian untuk keberangkatannya keluar negeri semua sudah didalam koper. Sementara pakaian untuk dalam perjalanan dipesawat sudah disiapkannya pula. Pangkaian standard executive kelas menengah. Ya dia pantas untuk tampil anyar karena dia kini sudah menjadi manager kelas dunia. Kemarin dia dapat kabar dari pimpinan perusahaan untuk menempati pos baru sebagai manager di Bangkok. Untuk itu dia harus terbang ke Hong Kong untuk wawancara akhir dari kantor pusat di Hong kong. Perjalanan kini hanya untuk mendapatkan legitimasi posisi itu dari kantor pusat di Hong Kong.
Setahun bekerja di Jakarta, dia merindukan bertemu dengan Yuni tapi tidak pernah sekalipun dia bersua. Dari Yolanda, atasanya di kantor dia tahu bahwa Yuni sibuk dengan bisnis yang lain. Setidaknya dia tahu bahwa Yuni bermitra dengan perusahaan international, dan salah satunya adalah perusahaan tempat dia bekerja. Ada keinginan untuk menelphone Yuni namun dia tak punya keberanian. Apalah dia. Setidaknya pekerjaan ini sangat membuat dia merasa hidup kembali.
Pagi itu juga sahabat terbaiknya , Yolanda sudah datang kerumah untuk mengantarnya ke bandara. Walau Yolanda atasannya di kantor namun hubungan mereka secara pribadi terasa akrab bagaikan sahabat. Yolanda tak secantik Yuni tapi bagaimanapun kepribadian Yolanda sangat sempurna. Dia seorang muslimah yang taat. Pandai menjaga auratnya dan tak mudah melenggokan tubuh dan matanya kepada setiap pria. Makanya tak banyak pria mampir dalam hidupnya. Mungkin kepribadian ini datang dari lingkungan keluarganya yang sangat religius. Yolanda sabar untuk menjadi pendengar yang baik dan memahami setiap sahabatnya dengan hatinya.
Sebelum mobil melaju ke Bandara, Yolanda memegang tangan Doni dan berkata “ Don, Mari kita berdoa kepada Allah , semoga perjalanan mu selamat sampai tujuan. “
Doni menatap kearah Yolanda dengan tersenyum. “ Ibu Uztadz “ seru Doni dengan tersenyum.’ Ini hanya penerbangan 4 jam tak lebih. Lagian pesawat yang aku tumpangi adalah AirBus , pesawat tercanggih diabad ini. “
“ Ya aku tahu. Tapi kan engga ada salahnya berdoa, Don “
“ Ah, udahlah,,jalan aja. “
Yolanda hanya menghela nafas. Lambat laun Yolanda tahu sifat Doni sejak awal kerja yang bersandar dengan logika kuatnya. Bagi Doni ritual agama membawa budaya terbelakang. Membuat logika orang terpenjara akibatnya kebebasan berpikir terhenti. Bila kebebasan berpikir terhenti maka kemajuan tidak akan pernah ada. Jangan salahkan orang barat yang maju dan Indonesia yang terbelakang. Ini semua karena budaya kita mengekang kita untuk maju. Demikian argument Doni dengan analoginya. Yolanda tak mau berdebat lebih jauh. Dia hanya berdoa semoga Doni dapat menemukan hidayah untuk lebih mengenal agama sebagai landasannya berpikir.. Itu saja.
Sesampai di Bandara, Yolanda masih mendampingi Doni sebelum boarding.
“ Masih ada waktu 1,5 jam lagi untuk bording. Kita ke Mc Donal dulu ya. Aku lapar ini” Kata Yolanda. Doni mengangguk tanda setuju walau sebetulnya dia ingin segera masuk ke check in agar bisa santai di lounge executive.
“ Kamu tahu Don” kata Yolanda “ Dua tahun setelah mendirikan perusahaan, Bu Yuni ditipu oleh rekan bisnisnya, yang juga seorang pria. Dua tahun keuntungan habis dan modal juga ludes karena harus menutupi hutang yang di akibatkan oleh rekan bisnisinya. Bu Yuni sempat bunuh diri ketika itu” Sambung Yolanda.
“ Oh Ya..” Kata Doni.
“ Ya tapi untunglah cepat ditolong sehingga tidak sampai menyebabkan kematian.”
“ Mengapa Yuni sampai sebegitu nekatnya? Yang saya tahu, Yuni adalah wanita yang tegar dan dak tidak mudah di kalahkan oleh keadaan apapun. “ Kata Doni mengingatkan tentang wanita yang dulu dekat dengannya dan bisa tegar di tinggalkannya. “
“ Masalahnya perusahaan itu berdiri karena kepercayaan dari sahabatnya memberikan modal. Padahal untuk mendapatkan kepercayaan itu dia butuh waktu 1 tahun lebih meyakinkan dengan pengorbanan waktu dan asa di luar batas kemampuannya. Ketika dia mendapatkan kepercayaan, dia sudah ada bayi perempuan dan suaminya menceraikannya. Jadi pertolongan dari sahabatnya itu benar benar berkah yang harus dia pertanggung jawabkan sebagai ujud terimakasih. Namun dia gagal mengemban kepercayaan itu“
“ Apa? Yuni pernah menikah dan punya anak ?
“ Ya. “
“ Terus bagaimana kelanjutannya ?
“ Dia tak henti menyalahkan dirinya. Mengapa dia sampai tidak sadar kalau pria rekan bisnisnya hanya memanfaatkannya.? Dia tidak tahu bagaimana mempertanggung jawabkan kerugian itu kepada sahabatnya? Namun tahukah kamu apa yang terjadia kemudian? Sahabatnya dapat berhati lapang untuk menerima kerugian itu dan mendampingi Yuni sampai kembali sehat. Setelah sehat, sahabatnya kembali memberi modal agar dia berani memulai kembali dan belajar dari kegagalannya."
" Saya mendampingi bu Yuni sejak pertama kali dia membuka usaha dan ikut bersama dia melewati masa masa sulit merintis kembali setelah bangkrut akibat di tipu rekan bisnisnya. Berkat kerja keras dan dukungan yang luar biasa dari sahabatnya, perusahaan kembali bangkit dan akhirnya berkembang seperti sekarang. Bu Yuni sangat disiplin dan pekerja keras. Karenanya dia tahu menghargai dan memberikan kepercayaan orang yang pantas di percayanya, dan sebagai pribadi dia orang yang berhati lembut dan pemaaf sekali. Tiga tahun lalu saya diangkat sebagai Dirut, karena Bu Yuni mengambangkan bisnisnya di Vietnam dan China. Kendali perusahaan di pegang oleh team yang anda di Hong kong. Jadi walau jabatan Dirut, saya hanya administrasi saja”
“ Hebat sekali sahabatnya itu. Kamu kenal sahabatnya itu ?
“ Walau tahu namanya tapi tidak pernah bersua dengan sahabatnya"
“ Sahabat yang luar biasa. Pasti punya hubungan istimewa sehingga pria itu mau berkorban apa saja untuk Yuni.”
“ Yang saya tahu, hubungan mereka hanya sebatas sahabat. Pria sahabatnya itu sudah berkeluarga dan dia menghargai Yuni benar benar tulus sebagai sahabat. Yuni selalu berpikir positip dengan siapapun dan dia siap hancur karena kesalahannya tapi tak ingin orang hancur karena kesalahannya. Mungkin karena itu mudah bagi dia mendapatkan sahabat sejati dan juga sahabat palsu. Pria yang mencintainya dengan tulus dan yang memberikan cinta palsu adalah bagian dari perjalanan hidupnya. Semua itu bukan membuat dia lemah tapi justru membuat dia kuat dan berkembang karena waktu. “
Tidak jauh dari tempat duduk mereka, seorang wanita terhuyung dan akhirnya jatuh. Dari pakaiannya , mereka tahu wanita ini adalah cleaning service. Yolanda bersegera untuk membantu tapi Doni segera menahan tangannya “ Engga usah ikut campur. Biarin aja orang lain yang bantu. “
“ Tapi Don, kita harus tolong” Kata Yolanda untuk segera menolong tapi tidak bisa melangkah karena tangannya dipagut erat erat oleh Doni. Ketika itulah seorang pria datang menghampir wanita itu. Dengan sigap pria itu meraba nadi wanita itu .
“ Dia hanya pingsan. “ Menatap kearah Doni dan Yolanda. “ Apakah kamu bisa bantu uleskan minyak angin ini kepada wanita ini “ Sambung pria itu lagi. Yolanda sadar bahwa pria itu tak ingin menyentuh lebih jauh wanita itu. Dari matanya , terkesan pria itu berwibawa. Yolanda melepaskan pagutan tangan Doni dan segera mengambil minyak angin dari tangan pria itu.
“ Usapkan kekeningnya dan hidungnya. Tekan yang keras dibalik betisnya. “ Kata pria itu.
Yolanda mengikuti kata kata pria itu. Benarlah, setelah itu wanita itu membuka matanya dengan keringat dingin membanjiri tubuhnya.
‘ Adik masuk ingin. Tadi pagi engga sarapan ya “ Kata pria itu dengan lembut. Wanita itu terdiam dan berusaha berdiri. Yolanda menuntun wanita itu berdiri. Yolanda melihat pria itu membuka dompetnya dan memberi uang lembaran seratus ribu lima lembar.
“ Terimalah uang ini. Cepatlah sarapan dan kalau bisa minta izin sama kantor untuk pulang ya. Istirahat saja dirumah “ Kata pria itu. Wanita itu menerima dengan ragu dan akhirnya airmatanya mengambang sambil berkata “ Terimakasih, pak. “ Wanita itu berlalu.
Doni menyaksikan semua itu dengan tersenyum sinis “ Aku rasa hanya taktik belaka dari wanita itu untuk dikasihani dan akhirnya dapat duit “
‘Don..” Yolanda menatap Doni dengan kening berkerut’ Kamu ngomong apa sih ? Engga mungkinlah seperti dugaan kamu. “
“ Tapi kenapa begitu cepatnya dia siuman “
Yolanda kembali memperhatikan pria itu. Nampak penampilan pria itu sangat sederhana. Tak ada aksesoris yang meyakinkan bahwa pria ini berasal dari kelas menengah. “ Anda juga mau keluar negeri “ tanya Yolanda."
“ Ya.”
“ Kemana ?
“ Ke Hong Kong."
“ Oh , sama dengan teman saya ini. Dia juga mau ke Hong Kong. “ Kata Yolanda menunjuk kepada Doni. Doni hanya tersenyum tipis atau lebih tepatnya acuh dengan kehadiaran pria itu dimeja mereka. Entah kenapa Yolanda terkesan dengan pria itu. Selama pembicaraan ,Doni hanya diam tanpa ada niat untuk menimpali pembicaraan mereka. . Mungkin karena pembicaraan terkesan ringan.
“ Oh ya anda naik pesawat apa ?
‘ Saya naik CX “ jawab pria itu
‘ Eh, sama dengan teman saya ini? Kata Yolanda.
“ Tapi saya business class “ Jawab Doni cepat.
“ Ohh..saya economic class”
“ Oh ya “ Kata Doni.
‘ Ada urusan apa ke hong kong ? tanya Yolanda.
Pria itu tidak menjawab tapi hanya tersenyum.
Entah mengapa Doni segera berdiri dari tempat duduknya dan berkata kepada Yolanda “ Aku harus segera boarding. “
“ Kan masih satu jam lagi “
“ Ya engga apa, lagian ngapain disini."
“Silakan duluan. Saya nanti saja. Karena saya masih tunggu seseorang. “Pria itu dengan sopan memberikan kartu namanya kepada Doni dan Yolanda sebelum mereka berpisah.
‘ Senang bertemu dengan anda” Kata pria itu menatap Yolanda. Yolanda melirik kartu nama itu. Namanya : Andi Chan.Tak ada gelar. Tak ada nama perusahaan dimana dia bekerja. Ini hanya kartu nama pribadi yang memuat informasi soal nama dan alamat email serta telp. Ketika melintasi tempat sampah, Yolanda melihat Doni membuang kartu nama itu.
“ Kenapa dibuang Don, Pertemuan itu kan rahmat Allah. “
Yolanda hanya menghela nafas. Pria itu memang gagah tapi terlalu sederhana. Tapi Yolanda tidak bisa melupakan wajah teduh pria itu. Sikapnya yang sopan dan responsip dengan situasi yang membutuhkan pertolongannya. Tak ragu menyapa dan memberikan kartu nama. Ini pria baik baik. Dia hanya butuh kepatutan untuk saling menghormati. Tapi apa yang dia perbuat kepada pria itu. ? Diapun tak memberikan kartu namanya. Tak pula memperkenalkan diri. Dia larut dengan sikap Doni terhadap pria itu. Semoga pria itu dapat memaklumi sikapnya. Demikian Yolanda berdoa didalam hati.
Sesampai di Hong Kong, Doni kembali bertemu pria itu di kuridor bandara. Pria itu berusaha tersenyum tapi Doni segera memalingkan wajahnya. Pria itu surut untuk mendekati Doni.
***
Suasana ruang tunggu direksi itu memang nyaman karena menghadap jendela untuk bisa menikmati panorama hong kong. Dia agak terkejut karena dari bayangan kaca jendela itu dia melihat ada pria yang berjalan melintasi ruang tunggu itu. Dia ingin menoleh kebelakang tapi segera diurungkannya karma pria itu adalah pria yang bertemu dengannya di Bandara. Dia yakin sekali. Walau pria itu berpakaian rapi dengan stelan jas namun wajah dan matanya , tak berubah. Pria itu melangkah cepat dan menghilang dibalik pintu pemisah ruang sebelum Doni menyapanya.
Dia berpikir keras. Benarkah yang tadi dilihatnya adalah pria yang ditemuinya di Bandara. Yang menolong seorang wanita cleaning service. Tapi mengapa dia ada disini. Apa hubungannya dengan kantor ini? Ditengah kebingungan itulah dia dikejutkan oleh sekretaris yang menyediakannya secangkir teh
“ Boleh saya tahu. Tadi yang barusan masuk kedalam siapa ? Tanya Doni kepada Sekretaris itu.
“ Oh Itu. Dia salah satu pimpinan disini.
“ Pimpinan ?
“ Ya, Pimpinan regional untuk Asia Tenggara “
Tak berapa lama , Doni di minta masuk kedalam untuk bertemu dengan pimpinan. Betapa terkejutnya, di hadapan nya kini adalah Yuni. “ Hi Don, selamat datang di Hong Kong. Saya dengar dari Yolanda kerja kamu bagus di Jakarta. Sekarang kamu siap untuk pegang pabrik di Bangkok. ‘ Doni hanya diam mematung. Dia terpesona dengan sikap Yuni yang begitu ringan.
Inilah Hong Kong, semua dilakukan dengan cepat , tepat waktu, tanpa bertele tele. Tak terlalu lama basa basi ketika bertemu. Langsung kepokok persoalan. Tak lebih 15 menit pertemuan itu dan selesai. Sekretaris perusahaan memberinya berbagai dokumen untuk dipelajarinya.
Sebelum pergi Doni, di perkenalkan oleh Yuni dengan seseorang. Pria berusia tak lebih 50 tahun. Nampak berwibawa. “ Ini kenalkan boss saya, Don. “ Kata Yuni. “ Uda, ini pria yang aku pernah ceritakan ke Uda. Namanya Doni.” Kata Yuni dengan ramah penuh hormat kepada pria itu, sambil melirik kearah Doni.
“ Siapa boss dia sekarang?
“ Andi Chan.” Kata Yuni. 
“ Oh Andi, yang baru bulan lalu pegang posisi Asia Tenggara.” Kata Pria itu “ Doni Selamat bertugas ya. Kerja yang baik ya untuk Pak Andi. “ sambung pria itu singkat. Sambil melempar tersenyum pria itu berlalu ke ruang lain. Mungkinkah pria itu yang di ceritakan Yolanda yang merupakan sahabat Yuni, yang sangat baik kepada Yuni.
***
Lebih setahun dia bertugas di Bangkok dan tak satu kalipun dia berkesempatan bertemu Yuni lagi. Doni ingin sekali untuk bertemu kembali dengan Yuni. Dia ingin meminta maaf atas sikapnya yang pernah melukai Yuni di masa lalu. Setidaknya dia ingin dekat dengan Yuni untuk belajar banyak demi karirnya. Tapi bukan itu saja, dia menginginkan lebih. Apalagi yang diharapkan oleh setiap pria kecuali wanita cantik , cerdas dan pengusaha. Dia merasa pantas untuk mendapatkan itu. Karena dia merasa Yuni masih mencintainya.
Setiap malam dia tak henti memikirkan Yuni. Bayangan petemuan di Hong Kong masih lekat dalam memori otaknya.. Wanita yang tahu menempatkan dirinya secara pantas dimanapun dia berada. Ramah dan mau berbagi dalam situasi apapun. Tak sombong dan rendah hati bersikap maupun berbuat. Juga wanita yang tangguh berkompetisi secara global dan ditempatkan secara terhormat sebagai mitra global berkelas dunia. Doni sadar , ketidak tertarikannya kepada Yuni dulu itu hanya karena sikap kekanakannya dalam menentukan pilihan. Ternyata sikap kekanakannya telah menipunya. Sekali lagi dia ingin bertemu dengan Yuni secara pribadi dan memohon maaf akan sikapnya. Tapi kesempatan itu tak pernah datang. Dia sibuk dan egonya tak mengizinkannya untuk menghubungi Yuni kecuali menanti suatu saat akan bertemu. Sejak itulah dia menanti dan menanti sebuah asa ditengah usia yang terus memanggal.
***
Yolanda langsung menjabat Doni ketika mereka betemu di sebuah cafe
“ Hampir setahun ya kita engga ketemu. Kamu susah sekali dihubungi. Sibuk terus ya setelah jadi boss “ Kata Yolanda.
“ Ya begitulah. Maafin aku ya . Karena berkali kali kamu kirim SMS aku engga pernah sempat bales. Bahkan emailpun aku engga sempat bales. Tapi aku tahu kamu engga akan kecewa dengan sikapku. Karena hati kita sebagai sahabat selalu menyatu walau tanpa berkomunikasi. Ya kan “
“Aku selalu memaklumi kamu , Don, Selalu.. “
Yolanda menatap mata Doni agak lama. “ Ada apa sich kamu ? Aku masih Doni yang dulu kamu kenal. Here I am..” Kata Doni
“ Bu Yuni akan menikah bulan depan. Dia ingin kamu jadi ketua panitia acara resepsi ku. Hanya kamu sahabanya. Maukan.” Kata Yolanda dengan tenang dan menanti reaksi Doni."
“ Tunggu sebentar. Soal jadi panitia itu soal gampang. Aku siap. Tapi soal menikah ini, “ Kata Doni dengan mata agak melotot “ ini benar serius. “
“ Ya serius."
“ Kenapa kamu tidak pernah cerita kalau Ibu Yuni sudah punya pacar. Kok mendadak begini “ Kata Doni. Terasa langit runtuh menimpa tubuhnya. Yuni tidak pernah mencintainya lagi. Mengapa Yuni membantunya kalau tidak mencintainya?
“ Buka email yang pernah aku kirim. Ketahuan kamu engga pernah baca emailku. Ya..”
Doni terkejut.
“ Saya bersahabat lama dengan Yuni. Saya tahu betul masa lalunya, juga dengan kamu. Saya cerita semua lewat email tentang pria yang akan menjadi suami Yuni. Tapi kamu tidak pernah response. Padahal ketika itu dia butuh dukungan moral dari mu sebagai pria yang pernah dia cintai. Akhirnya dia harus melewati itu semua dengan menyerahkan segala urusan kepada Allah. Dia bersandar kepada Allah manakala dia tak mendapatkan respect dari kamu, padahal dia hanya butuh dukungan moral kamu sebagai pria yang pernah bersemayam di hatinya. Dia anggap kamu sebagai sahabatnya”
“ Mengapa Yuni tidak bicara langsung ke aku. Mengapa harus melalui kamu?
“ Begitulah cara dia bersikap terhadap pria yang pernah dia cintai.Tidak mudah di pahami perasaan wanita ketika dia pernah terluka dan akhirnya harus berdamai. Suka tidak suka kamu pernah hadir dalam hidupnya dan itu meninggalkan jejak yang tak mudah di hapus. Setidaknya dia masih menaruh kepercayaan bahwa kamu bisa berdamai pula dengan masa lalu atas kebaikan demi kebaikan yang dia beri. Dia hanya ingin menjadi sahabat mu , dan itu dia harapkan dukungan di saat dia harus mengambil keputusan penting dalam hidupnya.”
Doni terhenyak. Terasa tertampar wajahnya dengan fakta di hadapanya. Dia malu dengan sikap hidupnya.
Sesampai dikantor , Doni membuka file mail box dari Yolanda. Ketika dia membaca email tersebut jantungnya terasa berhenti. Dia hampir tidak percaya. Dia sangat mengenal pria itu walau hanya dua kali bertemu. Pria itu adalah Andi Chan, pria yang dia temui di Bandara yang sangat rendah hati, yang kini akan menjadi suami Yuni. Doni teringat peristiwa setahun lalu ketika bertemu pria itu.
Ya , berkat kesabaran Yuni melewati waktu akhirnya mendapatkan pria yang pantas untuk mendampingi hidupnya. Pria yang rendah hati , cerdas dan tangguh bertarung di kancah international. Wanita baik baik akan mendapatkan pria baik baik pula. Dan Yuni bisa menempatkan dirinya sebagai sahabat di hadapan Doni. Sahabat terbaik adalah yang tak pernah menilai sikap sahabat tapi memakluminya dan memaafkannya. Selagi kita berharap orang lain menghormati kita karena apa yang kita beri dan perbuat maka selamanya kita tidak akan pernah menjadi sahabat bagi siapapun. Karena kita hanya mencintai diri kita sendiri…
***
Beberapa bulan setelah pernikahan Yuni, Doni masih merasa berada di ruang gelap. Sesal tak bertepi. Makanya dia berusaha mencari cahaya lain. Seperti biasa setiap sabtu malam menghabiskan malanya di café di kota Bangkok. Ia datang bersama senja, dan ia harus menunggu malam tiba untuk bertemu pramuria langganannya . Namanya Meri. Wanita berkulit kuning, kali pertama bertemu langsung ke cemplung dalam lautan dan terbang ke langit menggapai bintang. Mudah tapi terlalu murah.
Semua orang berada dalam kafe diam-diam memperhatikannya. Mereka bergumam bahkan pura-pura seperti tidak memperhatikannya. Mereka duduk, berbincang dengan bahasa yang beradab, namun diam-diam melirik, seperti kepalsuan yang telah biasa mereka peragakan selama ini. Para pelayan yang berbaju putih lengan panjang, mengenakan rompi, berdasi kupu-kupu, dan rambut yang di cat diam-diam juga memperhatikan. Semenjak kafe itu berdiri sepuluh tahun lalu, baru kali ini ada pelanggan yang hanya menanti satu pramuria yang sama. Padahal banyak sekali pilihan kalau dia mau.
“ Madam Kram!” Teriak pelayan melalui hape nya “ Cepat bawa kemari Mari. Tamunya datang. “
“ Semoga dia bisa datang,” katanya.
“ Semua tamu sudah bosan dengan pramuria itu. Mengapa anda masih suka dia? Bahkan dia termasuk akan di keluarkan dari kafe ini karena seminggu hanya satu tamu yang pesan, dan itu hanya anda. “
“ Emangnya kenapa saya?
“ Anda bersama pramuria itu hanya memesan kopi. Apa untungnya kami ?
Pelayan itu pergi berlalu.
“Iyalah, pramuria seperti itu merusak suasana café ini” Kata salah satu pengunjung yang sempat dia dengar. Doni bukan tidak tahu kalau orang-orang memperhatikannya. Apakah ia akan selalu bersama pramuriw di café ini, berbicara sambil mengelus wajah pramuria itu , yang hanya bisa jadi pendengar yang baik tanpa pernah menyelanya.
Ia teringat ketika memperhatikan pramuria yang ada di sampingnya, wajah yang tak menyiratkan semangat kecuali pasrah dan kalah. Seperti melihat siluet rumah mungil di latar cahaya bulan. Remang namun pernuh imajinasi. Setidaknya wanita itu bisa seperti apa yang dia mau. Ia senang dekat dengan wanita itu, dingin tapi panas, panas tapi dingin, segala sesuatu tidak selalu seperti tampaknya.
Seminggu kemudian, dia memasuki kafe itu, dan menyebut nama Meri untuk mendampinginya.
“Panggilkan Meri,” katanya.
Para pelayan saling berpandangan.
“Oh, Meri sudah tidak bekerja lagi tuan. Seorang pria telah membawanya.”
Doni terpana.
“Apakah Tuan tidak memperhatikan, sudah tidak ada photo Meri di dinding itu?”
Doni tersentak.
“Siapa laki laki yang malang itu?”
“ Mengapa Tuan bilang malang?
“ Hanya pria malang yang suka dengan wanita seperti Meri”
Para pelayan saling berpandangan. Salah seorang pelayan menjelaskan ciri-ciri pria yang telah membawa membawa pergi Meri
“Ah, Apa sih yang dia harap dari wanita itu? Apakah dia menikahi Meri?”
Para pelayan saling berpandangan lagi.
“Tidak Tuan…”
“Jadi?”
“Meri tidak mungkin menikah…”
“Mengapa ….”
“Maaf, karena Meri bukan wanita sesungguhnya. Dia WARIA.”
“Maksudmu?”
“Dia sesungguhnya pria yang berpenampilan Wanita.”
“Tapi sempurna sekali?”
“Ya Tuan...”
Para pelayan di kafe itu teringat, betapa Doni mengaduk-aduk mulut Meri, bahkan menyeruput , tapi tidak menyentuh ketempat lain. Setelah itu Doni hanya memandanginya saja berlama-lama, sambil sesekali mengelus wajah Meri sang WARIA. Pria yang terkesan pintar sebetulnya bodoh. Demikian pendapat pelayan dan juga pengunjung café memandang kepergian Doni dengan wajah keruh. Namun, ia merasa bagaikan kiamat sudah tiba. Agak malu juga sebetulnya.
"Aku tidak sesial diriku sebenarnya" Kata nya berguman.
Banyak orang lain harus hidup dengan gambaran bagaimana istrinya pergi dari rumah karena bisnis yang bangkrut dan tidak pernah sabar menerima keluhan istri. Ada juga digelandang dan diarak keliling kampong karena kepergok bermesum dengan janda beranak 5. Tidak sedikit wanita yang berprofesi dengan kutukan jalang yang menjual kapling alat kelaminnya sambil menyanyi dan menari, padahal ia adalah korban dari kebanyakan kebohongan pria. Hidup ini bisa begitu buruk bagi orang baik-baik meskipun tidak mempunyai kesalahan samasekali. Tanpa pembelaan sama sekali. Tanpa pembelaan. Tanpa…
Doni sadar. Dia merasa berjalan tapi sebetulnya dia tidak kemana mana. Tidak ada yang salah dengan hidupnya. Yang salah adalah sikapnya terhadap hidup. Mungkin dia harus belajar dari kepergian Yuni yang terluka namun tetap semangat dengan prasangka baik. Mungkin dia juga harus belajar dari mantan istrinya yang lebih mencintai orang tuanya daripada dirinya. Mungkin dia harus belajar dari Yolanda walau jomblo di usia kepala 4 tetap berprasangka baik tanpa kehilangan rasa hormat. Lantas, apakah dia tidak bisa belajar dari semua ini? Tanpa harus mengutuki masa lalu untuk berdamai dengan kenyataan , dan berubah menjadi sebaik baiknya manusia yang selalu berjalan di jalan Tuhan.
***
Yuni dapat menerima aturan holding company bahwa dia harus keluar dari perusahaan sebagai eksekutif. Karena memang tidak di benarkan suami istri berada di satu group perusahaan. Namun sahabatnya tetap tidak mengeluarkan nya sebagai pemegang saham salah satu perusahaan yang ada di Indonesia. Walau dia tahu bahwa itu hanya golden Share yang di dapat dari kebaikan hati sahabatnya yang juga sebagai pemegang saham utama di holding company. Baginya keluarga lebih penting. Dia memilih tinggal di Jakarta agar ada waktu lebih banyak dengan putrinya yang sedang tumbuh remaja.
Andi memang sibuk sekali. Karena dia memimpin perusahaan yang tersebar di Asia tenggara. Waktu kebersamaan memang kurang namun selalu ada komunikasi. Kalau Yuni merindukan , dia bisa kapanpun bertemu Suaminya. Mereka punya rumah di Singapore, KL dan Bangkok. Andi memang berkah yang tak ternilai dari Tuhan untuk hidupnya. Suami yang penyabar dan penuh kasih. Suaminya sangat taat beragama dan karenanya Yuni merasa bahagia ketika suaminya dengan sabar menuntunnya memahami agama . Dia semakin giat memperdalam agama. Ada kesejukan ketika dia samakin paham akan nilai nilai agama.
Tek terasa telah 9 bulan pernikahan mereka. Hari harinya juga disibukkan dengan kegiatan sosial yang di prakarsai oleh Yolanda. Hidup terasa sempurna sebagai wanita menjelang usia 40. Punya suami yang penyayang dan perkerja keras. Punya putri yang cantik dan pintar. Punya kehidupan sosial yang menyenangkan. Beribadah pun tenang. Rasa syukur tak bertepi, yang senantiasa di ikrarkan disetiap sholatnya.
Siang itu Yuni dapat Telp dari suaminya " Mah, aku mau pulang. Jemput aku ya di bandara. Insya Allah malam aku udah sampai di rumah". Kata pulang itu selalu membuat dia bahagia. Karena itu artinya dia bersama suaminya walau sesaat.
Ketika menjelang tidur, dengan mesra suaminya berkata " Sayang, boleh aku bicara " wajah suaminya begitu dekat, dengan senyum penuh kasih.
" Ada apa bang? Yuni membalikan tubuhnya menghadap suaminya.
Suaminya terdiam sebentar. Seakan ada sesuatu yang sedang di pikirkan.
" ada apa?
" Izinkan aku menikah lagi? Kata suaminya dengan tenang. Dia bangkit dari tidurnya. Sambil duduk di perhatikannya wajah suaminya. Apakah ini hanya Joke? Ah tidak. Ini serius. Suaminya mengangguk untuk meyakinkan bahwa apa yang barusan di katakan adalah serius.
" Mengapa? Dengan siapa?
" Aku engga bisa membiarkan hubungan dengan dia terus berlanjut tanpa ikatan Syah di hadapan Allah. Bukankah kamu tidak ingin abang melakukan perbuatan zina yang di murkai Allah. Ya kan?
" Siapa dia itu? “ Yuni tidak mau mendengar alasan konyol itu.
" Staf aku di Kuala lumpur.. wanita muslimah dan ikhlas kok di jadikan istri kedua"
Terasa seperti halilintar menyambar tubuhnya. Benarkah ini sebuah kenyataan? Apakah ini hanya mimpi? Oh, Tuhan, jangan biarkan ini terjadi. Terlalu cepat kebahagiaan berlalu.
" Apa salah ku Bang? Yuni meneteskan airmata. Badannya terasa dingin. 
" Engga ada yang salah dengan mu. Kamu tetap yang pertama dan tersayang bagiku. Izinkan aku menikah dengan ikhlas?
" abang ..abang tega sekali. Abang engga sayang dengan aku " Yuni tak sanggup meneruskan kata katanya. Dia menangis tanpa meratap.  Air matanya jatuh tak bisa dibendung.
" Abang sayang sekali dengan kamu Yun. Pernikahan kedua ini adalah kunci sorga untuk mu apabila kamu ikhlas. Abang hanya melaksanakan sunah rasul. Dan lagi abang mampu untuk itu. Abang ingin kelak kita berkumpul lagi di sorga, ya sayang "
Yuni hanya diam tanpa ingin berdebat lagi. Dia tak mungkin merubah sikap suaminya. Malam itu dia tidak bisa tidur. Menjelang subuh dia beranjak dari tempat tidurnya untuk melaksanakan sholat malam. Dalam rintihan dia berdoa kepada Allah.
" Ya Allah begitu banyak nikmat yang telah engkau berikan Padaku, rasanya aku tak pantas berkeluh kesah dengan hidupku. Kuatkan aku ya Rabb dalam kelemahanku sebagai manusia. Dengan iman yang dangkal ini rasanya aku tidak pentas mendapatkan Sorgamu namun untuk merasakan neraka Mu pun aku tak sanggup. Tempatkan lah aku dalam rahmat-Mu , belas kasihanilah aku atas segala takdir yang telah engkau tetapkan. Amin Ya Allah "
Pagi pagi dia menyediakan sarapan pagi untuk suaminya. Dengan tenang dia berkata " Abang memang berhak menikah lagi dan itu memang di benarkan oleh agama. Aku ingin mendukung itu karena sayangku kepada abang. Tapi maafkan aku abang... Iman ku sangat dangkal untuk menerima kenyataan ini. Mohon aku di ceraikan saja. Aku lebih ikhlas memberikan ke sempatkan abang menikah lagi dengan wanita lain tanpa aku harus diduakan. Kalau karena itu aku kehilangan sorga, biarlah., semoga Tuhan mengampuni dosa ku.,"
***
Seminggu suaminya di Rumah, selama itu Yuni berusaha membuat suaminya nyaman. Kewajibannya sebagai istri seperti menyediakan sarapan pagi dan lain lain di laksanakan dengan baik. Hanya saja dia sulit untuk bisa tersenyum seperti dulu kepada suaminya. Bahkan ketika Andi berusaha mencairkan suasana dengan mengajak makan malam, Yuni tetap tidak bisa tersenyum indah. Semua telp dari luar, pesan singkat dari temannya tidak direspons nya. Dia hanya ingin sendiri menghadapi masalahnya selagi suaminya ada di rumahnya. Ini antara dia dan suaminya. Selanjutnya ini antara dia dengan Tuhan.
Poligami itu bersanding dengan kesanggupan suami berlaku adil. Sementara keadilan itu hanya milik Allah, bukan milik manusia. Manusia hanya berusaha mendekati keadilan namun upaya itu tidak akan pernah purna. Merasa sanggup berlaku adil adalah kesombongan di hadapan Tuhan. Karena Allah dengan tegas mengatakan …"Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara istri-istri (mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian …(An-Nisa 129).Mungkin bisa saja poligami di lakukan asalkan ada kemauan wanita mau berkorban dengan ikhlas di perlakukan tidak adil sehingga tidak membuat suaminya mengenggam bara.
Yuni tidak merasa mampu di perlakukan tidak adil. Karena dia masih mampu mendelivery kewajibannya sebagai istri. Dia sehat dan tak kurang apapun sebagai istri. Wanita yang akan dinikahi suaminya itu bukanlah wanita yang harus di tolong seperti Rasul menikahi istri istrinya. Ini lebih karena suaminya hanya ingin mencari jalan pintas menyelamatkan libidonya yang tak bisa di bendung. Beriman tapi takut menghadapi cobaan libido yang besar. Iman tanpa cobaan adalah praktik beragama yang egois.
Inilah hidupnya. Yuni tidak menyalahkan Andi sebagai suami. Tidak menyalahkan takdirnya. Dia harus tegar bersikap atas pilihannya. Berat tapi hidup harus terus berlanjut. Ketika mengantar suaminya ke Bandara, suaminya berkata “Mah, aku beri kamu waktu berpikir sebulan untuk bersikap. Apapun itu tidak akan menghalangi aku untuk menikah lagi karena aku hanya patuh akan firman Allah.
“Abang, tidak perlu tunggu sebulan. Sikap ku sudah jelas dan tidak akan berubah. Ceraikan aku, please. Tolong jangan tunda sebulan. Bukankah bagi abang ini bukan salah atau benar. Ini soal keyakinan abang dalam beragama. Lakukan itu tanpa ragu dan biarkan aku keluar dari hidup abang. Ya, abang sayang. Selanjutnya kita tetap akan bersahabat. Abang dengan hidup abang dan aku dengan hidup aku”
“Yun…menikah itu adalah ibadah, Semua karena Allah, bukan karena manusia. Maklumi sikap abang ya bila harus menikah lagi”
“Sangat maklum, my dear. Lakukan secepatnya. Jangan ditunda lagi. Ceraikan aku dan aku akan baik baik saja..”
“Yuni tidak pernah mencintai abang ya? Andi berusaha mengingatkan tentan cinta yang dulu pernah Yunin ikrarkan ketika ingin di nikahi.
“Abang adalah harapanku dan pelabuhan terakhir ku untuk menemukan Cinta Tuhan. Tapi aku sadar, inilah cara Tuhan untuk mendidikku bahwa aku memang berhak atas hidupku tapi aku tidak berkuasa menentukan apapun, apalagi menentukan apa yang seharusnya orang lain lakukan terhadapku. Abang.cinta itu adalah melepaskan sesuatu yang pada waktu bersamaan kita sangat membutuhkannya. Mungkin itulah kehendak Tuhan untuk aku hanya bergantung kepada Tuhan, bukan kepada manusia yang mengaku pembawa kunci sorga…Maafkan aku.
Andi terpana dengan sikap Yuni. “Baiklah secepatnya aku urus perceraian kita…”
“Terimakasih bang. “
Ketika Andi melangkah pergi hendak masuk ke gate…Yuni memanggil “Abang..” Andi berbalik. Yuni berlari memeluk suaminya lama sekali, dan berbisik “Cintai wanita itu, jangan perlakukan dia sama dengan Yuni ya. Walau aku masih punya power sebagai salah satu pemegang saham dari group perusahaan termpat abang kerja, tapi aku tak akan gunakan power itu untuk menghabisi karir abang. Baik baik selalu ya sayang. Terimakasih telah memberikan kesempatan Yuni untuk mencintai Abang walau hanya sesaat.”
Yuni segera berlalu untuk pulang 
“ Mama kenapa nangis” Kata putrinya ketika Yuli masuk ke dalam kendaraan.
“ Mama sayang Yuli..sayang sekali. Ayo peluk mama …” Yuli memeluk mamanya. Yuni merasakan dekapan Tuhan terhadap dirinya. Betapa masih ada kebahagiaan yang akan selalu menyertai hidupnya ..dan Yuli adalah sumber kebahagiaan itu..Yuli adalah sumber kekuatan yang di titipkan Tuhan kepadanya.
***
Yuni menghubungi Jaka via Telp.
" Yes. Yun. "Sahut Jaka.
" Where are you now? 
" Jakarta? 
" Oh. Can I meet you. may I ..
" OK. Afternoon ya. Where?
" Di rumah Yuni aja ya. Yuni masak kesukaan Uda. Gimana? Yuli kangen Uda."
" Yun...”Jaka terhenti meneruskan kata katanya
" Uda. Datanglah. Aku sudah bercerai dengan Andi." 
" Hah " Jaka terkejut. " kenapa ?"
" Nanti aku ceritakan di rumah."
" Ya Udah. See you ya."
Karena memang Jaka tidak pernah datang ke rumah sejak Yuni menikah. Kalaupun ketemu lebih banyak di luar bersama Yuli. Tapi itu jarang sekali. Padahal sebelum menikah Jaka tidak keberatan datang kerumah Yuni. Itulah sikap bijaksana Jaka sebagai sahabat. Yang tahu memperlakukan sahabat secara patut.
Yuni tidak tahu apakah harus bicara penyebab perceraiannya. Karena selama ini Yuni tidak pernah bercerita soal kehidupan rumah tangganya dengan Jaka. Padahal Jaka adalah sahabat terbaik yang mengangkat nya dari keterpurukan dan memberikan kesempatan dia bangkit dari kebangkrutan akibat kebodohannya.
Dia teringat awal berjumpa dengan Jaka. Ketika itu dia menawarkan voucher hotel ke Jaka yang duduk di Lounge executive hotel. Jaka tidak begitu tertarik dengan tawarannya namun sikapnya yang ramah dan mau mendengar membuat Yuni punya keyakinan dia bisa sukses sebagai salesman. Jaka memberinya kartu nama. Seakan memberikan isyarat bahwa dia punya kesempatan untuk menghubungi Jaka lagi. Akhirnya benarlah mereka bisa bersahabat walau Jaka tidak pernah membeli apapun yang dia tawarkan.
Selama setahun lebih persahabatan itu terjalin walau tidak sering bertemu namun di saat bertemu dia terasa mendapatkan pencerahan secara spritual tentang apa yang harus dia lakukan. Dia tidak tahu apa pekerjaan Jaka. Karena dia memang tidak pernah bertanya. Setiap pertemuan Jaka selalu memperlakukannya secara terhormat. Walau kadang bertemu di tempat berkelas namun tanpa ada sedikitpun kesan menggoda.
Sampai suatu saat dia menghadapi prahara karena suaminya menceraikannya dan mengusirnya dari rumah tanpa bekal apapun dan tidak punya uang untuk tinggal bersama anaknya yang masih kecil. Semua teman di hubungi untuk minta tolong tapi semua hanya punya alasan. Namun ketika dengan berat dia menghubungi Jaka, kesan yang dia terima sangat melegakan. Karena masih di luar negeri, Jaka mengirim orang untuk membantunya. Benarlah hari itu juga dia bisa tinggal di apartemen di kawasan elite dan di beri uang saku yang lebih dari cukup sebulan untuk hidup. Sehingga dia bisa menata kembali hidupnya.
Sebulan kemudian barulah dia bertemu Jaka di sebuah Cafe. Jaka mendengar dengan seksama ceritanya.:
" Sejak suami saya nganggur, saya kerja apa saja. Tapi hanya kerjaan sebagai sales free lance. Tentu kerjaan itu tidak memberikan penghasilan pasti. Suami saya marah besar karena hutang yang saya gali untuk bayar kontrakan dan makan. Dia anggap pekerjaan saya sia sia dan tidak serius membantunya. Bahkan menimbulkan masalah hutang. Ini memang salah saya. Tapi mau gimana lagi. Saya sudah berjuang dengan sekeras kerasnya. Hasil tak seberapa. Malah kadang harus sabar kalau sampai di goda calon konsumen pria hidung belang. " kata Yuni dengan air mata berlinang. Jaka memberinya tissue untuk mengusap air matanya.
" Saya capek Pak. Berilah saya pekerjaan apa saja. Yang penting halal. Jangan saya di tolong yang engga mungkin saya bisa membalasnya." Sambung Yuni.
Jaka meminta dia bersabar. Setahun kemudian Jaka memberinya kesempatan mengelola usaha coldstorage. Usaha itu hanya menampung ikan dari nelayan dan kemudian di packing untuk di ekspor. Akses pasar di beri, juga modal. Namun dia harus bekerja keras menjalankan bisnis process dengan benar. Dia terima tawaran itu dengan suka cinta dan tentu penuh tanggung jawab. Selama mengelola usaha itu , Jaka dengan sabar membinanya , yang kadang terkesan kasar namun tetap rasional untuk dia belajar dari process yang ada.
Benarlah usaha itu berkembang. Dan setahun sudah punya empat coldstorage. Diapun semakin gila kerja agar semakin besar mendatangkan laba. Setelah itu , Jaka memberinya golden Share. Kepercayaan itu semakin besar di berikan kepadanya. Mungkin karena itu dia terjebak oleh penipuan dari mitranya yang sehingga dia harus menanggung kerugian. Modal dan cadangan laba habis begitu saja. Dia benar benar hancur dan merasa bodoh sekali. Yang sulit dia maafkan adalah dirinya karena tidak bisa memegang amanah dari seorang pria yang begitu tulus memberikan peluang baginya untuk berkembang. Padahal Jaka, sudah anggap dia sebagai sahabat atas dasar trust dan sincerity.
Namun Jaka bisa menerima kenyataan itu dan meminta dia untuk bangkit lagi dari kegagalan untuk tidak mengulang kesalahan yang sama. Benarlah. Setelah kegagalan itu , dia bisa bangkit , bahkan lebih besar. Namun kendali perusahaan tidak lagi sepenuhnya di tangannya. Kebijakan utama bisnis di tentukan oleh perusahaan Jaka yang bermarkas di Hong Kong. Barulah dia tahu siapa sesungguhnya sahabatnya. Dia semakin bersyukur dan semakin tinggi rasa hormat. Bukan karena bisnis Jaka tapi sikap rendah hati dan jiwa Yang lapang menghadapi masalah dengan penuh prasangka baik.
***
Sore hari, benarlah Jaka datang ke rumahnya. Yuli cepat berlari ke teras dan minta di gendong. Nampak sekali akrab. Padahal Yuli jarang bertemu Jaka tapi mungkin ketulusan sikap kebapakan Jaka membuat Yuli seperti punya ayah kandung. Jaka juga bisa membuat Yuli senang. Bahkan kalau Jaka datang ke rumah, waktunya lebih banyak dengan Yuli. Jaka baru pulang kalau Yuli sudah tidur. Beda sekali dengan Andi yang nampak acuh dengan Yuli. Apalagi ayah kandung Yuli yang sepertinya tidak pernah merindukan anak kandungnya sendiri.
Seusai makan malam, Yuni bicara dengan Jaka di ruang nonton TV dan Yuli tertidur di pangkuan Jaka.
" Uda, sekarang aku sendiri lagi... Udah nasip ya Uda "
Jaka menatap Yuli. Nampak berkerut kening. Kemudian berdiri menggendong Yuli untuk di tidurkan di kamar. Setelah kembali dari lantai atas, Jaka berjalan ke teras. Duduk disana. YUni duduk dekat Jaka. Tak ada suara apapun. Lama hening. Akhirnya Jaka bicara juga
" Sabar ya Yun. Jodoh itu kehendak Tuhan. Usia jodoh pun Tuhan yang tentukan. Soal penyebab itu engga penting. Esensinya kamu sedang di uji. Jadi sabar ya" Kata Jaka menatap Yuni dengan wajah penuh empati. " tapi seharusnya dari awal kamu cerita kepada ku. Setidaknya aku bisa bantu menyelamatkan perkawinan mu. Tapi sudahlah. Itu sudah terjadi. Sekarang katakan apa yang harus aku lakukan?
" Boleh aku aktif lagi di perusahaan"
" Boleh. Kapan saja kamu mau. "
" Di mana?
" Vietnam. Ho cin Min. Kamu bantu pengembangan bisnis elektronik di sana. "
" Tapi itu artinya di bawah Andi"
" Kan Andi akan di geser ke Ukraina.
" Mengapa?
" Kita ada proyek insfrastruktur kerja sama dengan China di sana. Andi orang yang cocok untuk tugas itu"
" Oh...Uda, boleh aku usul?
" Ya apa?
" Gimana usaha yang sekarang di pegang Yolanda, di Jakarta di keluarkan dari group di Hongkong"
" secara kepemilikan memang tidak ada hubungannya dengan Hongkong Perusahan kamu itu. Hanya aku minta group bantu management cash flow dan marketing. Jadi mau kamu gimana?
" Aku kan ada saham di sana. Walau kecil tapi aku ingin mendiri Uda. Beri kesempatan aku sekali ini. "
" Apa rencana kamu?
" Aku mau ambil alih pengolahan jelyfish yang punya grup di Thailand. Bukankah 80% bahan mentah jellyfish nya dari perusahaan ku di Jakarta. Kan lebih efisien bila aku ambil alih. Aku juga bisa bangun lagi di China untuk mendekati pasar. Korea juga sudah tawarin untuk buka pabrik di sana. Kalau maju kan Uda juga yang untung. Kan pemegang saham mayoritas Uda.
" Dari mana kamu punya uang beli perusahaan di Thailand? Kamu kan tahu group bukan hanya aku sendiri pemegang saham."
" Aku pinjam pribadi ke Uda. Jaminannya ya saham aku yang ada si Jakarta. Kalau aku gagal ambil saham aku semua. "
" Emang berapa nilai saham kamu itu? Engga akan cukup beli perusahaan di Thailand"
" Uda.... Please. "
Jaka melihat wajah Yuni nampak memelas. Dia hanya tersenyum
" Eh kalau engga salah. Yang pegang Perusahan di Thailand itu kan Doni. Kamu masih cinta mati dengan dia?
" Doni, urusan uda. Kirim ke Papua New Guinea aja. Kan Grup punya bisnis di New Guinea"
" Kenapa engga kerja sama kamu aja. Kan kerjanya bagus" 
" Aku mau kelola sendiri. Uda ... Please"
Jaka hanya tersenyum.
" Uda... Please
“OK. Saya setuju tapi ada syarat.?
“ Apa ?
“ Kamu bantu aku bangun pabrik di Vietnam. Relokasi industry holding dari China. Setelah selesai, kamu kembali ke Jakarta, untuk lanjutkan rencana kamu. Gimana ?
Yuni terdiam lama. “ Kenapa harus Yuni, Uda.”
“ Aku butuh kamu untuk lakukan itu. “
“ Ok. Deal. Berapa lama ?
“ Makin cepat kamu selesaikan tugas kamu, makin cepat pulang ke Jakarta.”
Jaka melirik jam dan akhirnya permisi untuk pergi karena ada urusan lain. Sebelum pergi Jaka sempatkan ke kamar Yuli. Di perhatikannya Yuli sedang tidur begitu tenteramnya. " dia mutiara kamu Yun. You should always be strong, dear. Yuli need you.
" I know. thank my dear brother. You are always there when I'm weak. 
" It's Ok. God love you, dear
***
Pagi pagi Yuni sudah masuk kantor. Semua karyawan menyapanya dan menyalaminya dengan girang.  Betapa tidak. Lebih 3 tahun Yuni meninggalkan perusahaan. Kenangan kelembutan hatinya sebagai pimpinan tetap lekat di hati karyawan. Yolanda memeluk Yuni dengan air mata berlinang.
“Welcome back Yun.”
“Terimakasih. Yo. Tapi aku belum pasti tetap di sini. Hong kong belum putuskan apakah usulan ku diterima atau tidak?
“Apa usulan kamu?
“Aku mau ambil alih buyer kita di Thailand. Jadikan kantor ini holding. Sudah seharusnya Jakarta jadi Markas utama. Bukankah bahan baku dari Negara kita. Kenapa kita hanya jadi pemasok saja. Aku ingin besarkan perusahaan ini. Apalagi sekarang kita punya presiden baru yang menjadikan laut subagai sumber penerimaan Negara dalam jangka panjang.”
“Wow…semoga Hong Kong bisa setuju.”
“Yo, bantu aku ya buat analisa menyeluruh tentang rencana aku ini. Kamu lebih ahli soal buat proposal.  Aku yakin Hong Kong bisa ambil keputusan yang bijak bila kita bisa buat proposal yang rasional. “
“ Siaap. Bu. “ kata Yolanda. “Paling lambat minggu depan sudah selesai proposal itu. “
“ Bantu aku ya ke Hong Kong dampingi meeting dengan Holding.”
“ Mengapa ?
“ Ya kamu kan Dirut perusahaan ini. Inisiastif harus datang dari Perusahaan secara resmi. Aku kan bukan lagi management. “
“ Baik Bu. Tapi kalau Hongkong setuju, darimana uang untuk ambil alih perusahaand di Thailand itu? Apalagi sekarang ada aturan pemerintah bahwa kapal asing di larang nangkap ikan di Perairan Indonesia. Kita lagi siapkan anggaran untuk beli dan perbanyak kapal penangkapan ikan. Semua cadangan laba tidak cukup untuk rencana ekspansi ini. Aku udah usulkan masalah pembiayaan ini, tapi belum ada tanggapan dari Hong Kong. Nah sekarang kita akan ajukan lagi rencana ekspansi ambil alih perusahaan yang juga milik holding di Thailand.  “ Kata Yolanda nampak bingung.
“ Aku ngerti. Buat aja business plan nya. Selanjutnya itu urasan aku. “ Kata Yuni dengan penuh keyakinan bahwa dia akan dapat jalan keluar.
Setelah selesai meeting, Yuni berpikir bahwa harapan untuk mendapatkan dukungan pembiayaan dair Hongkong sangat kecil. Yuni harus cari solusi lain. Dia putuskan untuk berbicara dengan bankernya. Yuni pergi keluar kantor untuk bertemu dengan relasi banker nya. Pertemuan diadakan di hotel bintang 5. Banker ini seorang pria yang dia kenal lebih dari 5 tahun.  Awal dia di perkenalkan oleh Jaka dan setelah itu dia dapat kredit. Namun akhirnya gagal bayar karena tertipu oleh mitranya. Tapi Jaka bail out hutang itu karena memang pinjaman itu di jamin oleh personal guarantee dari Jaka. Kemudian dia bisa bangkit lagi. Kembali dapat pinjaman untuk membangun coldstorage tanpa harus menyewa lagi. Dari satu coldstorage bertambah menjadi empat di empat wilayah di Indonesia. Sekarang keadaan cash flow nya bagus dan perputaran bisnisnya setahun mencapai USD 100 juta. Jadi bukan masalah sulit bila dia bisa yakinkan banker untuk membantunya melakukan ekspansi bisnisnya.
“ Pak, “ seru Yuni mengawali pembicaraan dengan banker ‘ Dengar engga pidato pertama PResiden di DPR. Kita terlalu lama memunggungi laut. Kini saatnya potensi laut kita harus memberikan sumbangan berarti bagi kesejahteraan rakyat. Kami berencana melakukan ekspansi lebih serius di tahun tahun kedepan”
“ Wah bagus Bu. Silahkan ajukan FS nya. Nanti kami pelajari. “
“ Terimakasih pak. “
“Oh Ya. Jangan lupa lampirkan PG dari Pak Jaka biar cepat prosesnya”
“ Pak, bisa engga tanpa harus melampirkan Personal Guarantee dari pak Jaka. Jaminan asset perusahaan yang ada saya rasa cukup untuk menarik pinjaman yang akan kami ajukan”
“ Bisa saja tapi prosesnya lambat karena kami harus dalami betul resikonya.”
“ Paham pak. “
Kemudian mereka berbicara banyak hal tentang situasi ekonomi global dan politik terkini. Usai pertemuan itu, Yuni terhenyak. Dia memang punya pengalaman dan track record sebagai pengusaha tapi untuk mendapatkan solusi pembiayaan dari lembaga keuangan di perlukan bukan hanya pengalaman, penguasaan pasar, jaminan, tapi juga reputasi dan integritas sebagai pengusaha. Jaka sudah terbukti punya itu. Dia teringat kata kata Jaka “ Sebagai pengusaha yang harus kamu jaga hanya lima , Pemegang saham , pemerintah, perbankan , kunsumen dan karyawan. “ Selebihnya engga usah di pusingi.
Dia meluncur ketempat di mana Jaka biasa membuang waktunya dalam kesendirian. Dia yakin Jaka pasti akan datang ke tempat itu. Dia tidak ingin telp karena memaklumi kesibukan Jaka kadang malas angkat telp. Dia tahu betul bahwa Jaka hanya akan terima telp atau bahkan telp di sela sela dia tidak pusing dengan urusan bisnis. Hanya dua orang yang kalau telp pasti Jaka angkat walau sedang sibuk bagaimanapun, yaitu Ibunya dan istrinya. Sepertinya dunianya hanya bisa di taklukan oleh dua orang wanita itu.
Jam 9 malam, dia melihat Jaka masuk ke café yang biasa dikunjunginya kalau sedang di Jakarta. Café sederhana tapi dia menyukai kesederhanaan itu. Jaka tersenyum cerah ketika melihat Yuni. Duduk di sebelah Yuni. “ Bagaimana urusan hari ini. Bagus semua “
“ Ya biasa ajalah Yun. Lalui aja hidup seperti air mengalir. “
Entah mengapa bila mereka bertemu, tak ada yang di bicarakan. Jaka lebih banyak bercengkrama dengan gadget nya. Yuni tahu itu bukan urusan bisnis. Karena kalau lagi ditempat ini, tidak ada urusan bisnis. Jaka hanya bermeditasi di dunia maya dengan sahabat mayanya. Kadang dia tersenyum sendiri. Yuni dengan sabar memperhatikan Jaka yang sibuk sendiri dengan gadgetnya. Sehingga tak terasa waktu berlalu.
Jaka berdiri “ Yun, aku pulang ya.
“ Aku antar ya”
“ Engga perlu lah.” Jaka memang tidak pernah pakai kendaraan pribadi kalau di Jakarta. Kemana mana naik angkutan umum dan taksi. Menurutnya itu cara meditasi efektif keluar dari pemikiran kapitalis. “ Ada apa kamu ? Sepertinya ada yang mau di bicarakan” Sambung Jaka melihat Yuni sedang memikirkan sesuatu.
“ Tadi aku ketemu banker ..”
“ Udah tahu. Dia telp aku tadi setelah ketemu kamu. Bagus rencana kamu itu. Lanjutkan aja. “
“ Uda setuju ?
“ Setuju asalkan kamu dapat dukungan dari bank”
“ Yes..yes. Insya Allah aku bisa yakinkan banker. Uda tenang aja.”
“ Yun, aku bisa tenang. Masalahnya yang aku kawatirkan, kalau rencana kamu gagal, kamu bisa berbuat nekat seperti dulu. Ingat engga 10 tahun lalu kamu nekat bunuh diri. Jangan lagi ya.”
“ Dulu aku belum begitu mengenal pribadi Uda. Aku takut Uda usir aku ketika aku gagal. Tapi ternyata Uda terus dukung aku. Hanya Uda sahabat yang terbukti ada disaat aku tidak punya apa apa dan tidak ada siapa siapa. Tiga tahun masuk dalam lingkaran holding aku semakin mengenal Uda. “
“ Yuli sebentar lagi masuk remaja. Jangan karena bisnis kamu nekat bunuh diri kalau gagal. Pikirkan anak kamu.  Yakinkan bahwa wirausaha itu adalah ibadah. Kalau ingin dapat untung kita juga harus siap rugi. Itu biasa aja. Paham ya. Sekali lagi ada masalah, kamu buat nekat, saya terpaksa rumahkan kamu. Engga usah bisnis lagi.”
“ Ya Uda. Aku janji.”
“ Ya udah…Aku pulang dulu ya.”
“ OH ya uda. Ada lagi.”
“ Apa?
“ Bang Andi ada kirim email ke Yuni. Dia minta penugasan ke Kiev di pertimbangkan lagi. Karena alasannya keluarganya keberatan. Jauh sekali. Dan lagi istrinya engga bisa ikut”
“ Itu bukan urusan kamu. “ Kata Jaka tegas “ dan lagi kamu kan tahu aku engga bisa intervensi HRD Department. Itu SOP Holding.” Sambung Jaka.
“ Ya, Uda. Kasihan dia Uda.“
" Urus aja urusan kamu. Bisa engga focus ? 
" Bisa."
" Good.” Jaka balik badan langsung menjauh dari Yuni
Yuni melihat Jaka melangkan ke luar café menuju pinggir jalan untuk dapatkan taksi. Sementara dia pulang naik BMW. Pria yang selalu menghadang resiko namun bisa tenang di setiap waktu. Mungkin karena masa lalu yang keras membuat dia bisa bersikap rendah hati, dan tak pernah terpengaruh dengan gaya hidup mewah.
***
Di ruang kerja Yolanda...
Yuni membaca dengan seksama SWOT analisis yang di buat oleh Yolanda dalam lampiran Business Plan yang ada. Dalam SWOT analisis itu disebutkan bahwa salah satu kekuatan dari Perusahan yang ada di Thailand adalah kemampuan penguasaan pasar dengan mendapatkan certifikasi dari FDA untuk masuk ke pasar AS. Dengan certifikasi ini memungkinkan buyer tahu standar kesehatan dan mutu dari produk Olahan hasil laut. Itu sebabnya tidak sulit masuk ke negara lain seperti Jepang, Korea, China, bahkan Eropa. Salah satu tenaga kunci yang menguasai bidang pemasaran adalah Doni yang sekarang menjabat sebagai direktur marketing.
" Hebat sekali prestasi Doni. Hanya dua tahun menjabat dia sudah kuasai pemasaran dan bahkan bisa dia kembangkan sampai ke Eropa dan Korea. " Kata Yuni sambil melirik Yolanda.
" Ya. Keliatannya rencana Pak Jaka dua tahun lalu agar orang Indonesia di tempatkan di Bangkok, dengan maksud menguasai akses dan network marketing yang di kuasai oleh mitra di Bangkok, tentu sudah di rencanakan lama untuk menjadikan Perusahaan yang ada di Indonesia menjadi leading. Hanya tunggu timing aja. Sekarang kamu Yun ambil inisiatif di saat yang tepat" kata Yolanda.
Yuni bisa mengerti mengapa Jaka cepat bersikap mendukungnya. Hanya saja Jaka ingin liat kemampuan Yuni mencari sendiri solusi pembiayaan. Suatu kepercayaan yang luar biasa bagi Yuni.
" Jadi kalau kita jadi ambil alih Perusahan yang ada di Thailand, Doni harus di jadikan trigger untuk melancarkan strategi bisnis kita"
" Tepat sekali. "
" OK. Kalau gitu kamu Yo urus pemisahan perusahaan kita dengan Hongkong. Pastikan Doni tidak ikut holding tapi ikut kita"
" Loh, bukankah kamu lebih dekat dengan Doni. Dan juga kamu bisa gunakan pengaruh Pak Jaka agar Doni di berhentikan dari holding"
" Aku sulit bicara dengan Doni. Sepertinya dia bukan hanya tidak pernah mencintaiku tapi juga tidak bisa menjadikan aku sebagai sahabat. Aku engga bisa atur Pak Jaka soal posisi Doni. Kamu aja bantu aku ya Yo"
" Siap boss. Aku akan bicara dengan Doni. Tapi kalau Hongkong engga mau lepas dia, gimana? "
" Usahakan dia memilih kita dan mengundurkan diri dari holding"
" Siap boss "
" Oh ya gimana progress aplikasi kredit ke bank"
" Sudah OK semua. Tinggal lengkapi dokumen Personal Guarantee dari Pak Jaka"
" Ada masalah ?
" Engga ada. Kemarin udah dapat Telp dari sekretaris Pak Jaka di Hongkong. Katanya lusa pak Jaka kembali dari Nanning, itu PG di tanda tangani dan di kirim ke kita via DHL"
" Alhamdulilah"
" Bu, kapan kapan, kalau ibu ketemu Pak Jaka, ajak saya dong. Masa kerja sebagai dirut selama 3 tahun engga pernah ketemu ultimate boss. Kira kira bapk suka engga dengan kerja saya"
" Bapak perhatikan setiap prestasi kamu Yo. Setiap laporan kamu dia baca. Bahkan dia sempat banggakan kamu di hadapan mitranya di Hongkong. Kalau mau ketemu ya ketemu aja langsung. Engga sulit kok. Kamu kan ada nomor Telp nya. Telp aja langsung. Janjian ketemu"
" Segan saya bu. Lagian mau ketemu apa yang mau di bicarakan. Toh semua hal saya cukup bicara dengan ibu."
" Ya udah. Suka suka kamu ajalah."
***
Proses pemisahan perusahaan dengan holding di Hongkong berlangsung mulus. Selanjutnya Yuni harus bisa mandiri tanpa tergantung lagi dengan holding untuk kelancaran cash flow dan marketing. Walau krisis global membuat pasar lesu tidak membuat Yuni surut dengan tekadnya. Namun yang menjadi masalah laporan dari Yolanda sepulang dari Hongkong bahwa Doni akan di tempatkan di Ho Cin Min. Sementara upaya Yolanda membujuk Doni mengalami kegagalan. Yuni merasa benar benar tidak di hormati oleh Doni atas segala kebaikan yang pernah di buatnya. Mengapa Doni bersikap seperti ini?
Jam telah menunjukkan pukul 1 pagi. Yuni belum juga bisa terlelap. Dia masih memikirkan soal Doni. Apa yang harus dia lakukan. Mungkinkah dia meminta Jaka untuk memaksa Doni bekerja dengannya atau memberhentikan Doni bekerja di lingkungan holding sehingga Doni mengemis kepadanya ? Ah Tidak mungkin. Dia tidak mau kembali ke masa lalu untuk jadi pecundang di hadapan Doni. Di saat lamunan tentang Doni, Telp selulernya bergetar, nampak di screen nama My dear brother, Jaka.
" Ya. Uda "
" Maaf ganggu. Mau tanya aja: Gimana proses pengambil alihan perusahaan di Thailand?
" Ada sedikit kendala"
" kendala apa? Kredit bank?
" Bukan soal kredit bank. Bank sudah keluarkan surat penegasan kredit. Kapan aja kita bisa eksekusi. Masalahnya ..:"
" Apa ?
" Sulit bicaranya ..."
" OK. Besok kamu terbang ke Hongkong. Aku tunggu. Kita bicarakan biar tuntas. Pastikan besok ketemu aku waktu makan malam. Karena besok paginya aku harus ke Shanghai"
" Ya. Uda"
" Yuli gimana ?
" Dia lagi libur sekolah "
" Ajak dia sekalian.
" Ya Uda. pasti dia senang. Oh ya Uda , Terimakasih ya"
" Untuk apa Terimakasih "
" Tadi bang Andi kirim e-mail. Dia engga jadi di tempatkan di Kiev. Tetap di regional ASEAN. "
" Oh itu...."
Telp terputus. Yuni tahu sesibuk apapun dia, Jaka selalu ingatkan dia luangkan waktu menemani Yuli liburan. Jaka paham menjaga perkembangan Yuli tumbuh tanpa ayah. Jaka selalu mendengar permintaannya walau tidak langsung di tanggapi. Sahabat yang tak banyak kata kata kecuali tindakan nyata berbuat.
Jam 8 malam, Yuni sudah berada bersama Jaka dan rekan bisnisnya untuk makan malam. Setelah makan malam, Yuni antar Yuli ke kamar untuk tidur dan Jaka menanti di lounge executive hotel.
" Apa masalah kamu? Kata Jaka ketika Yuni sudah ada di hadapannya.
" Doni tidak mau di bujuk oleh Yolanda untuk gabung dengan perusahaan aku. Dia lebih memilih ikut penugasan holding."
" Masalah kamu apa?
" Aku butuh dia Uda sebagai direktur marketing. "
Jaka terdiam seakan berpikir namun raut wajahnya berubah. Yuni tahu ini tandanya Jaka menahan emosinya. Dengan pandangan mata keras menghujam, Jaka berkata " renta sekali bisnis dengan kamu. Bagaimana mungkin saya mempercayakan begitu besar resource kepada kamu sementara kamu tergantung orang lain?. "
Yuni tersentak. Dia sadar ini bukan sekali Jaka bicara keras kedia. Tetapi berkali kali terutama bila dia melakukan kebijakan yang tidak rasional. Yuni hanya diam. Siap mendengar sikap Jaka berikutnya.
" Yun, aku tanya sekarang. Kamu mampu menjalankan program kamu itu apa engga ?
" Mampu, Uda "
" Kalau begitu lakukan tanpa tergantung dengan Doni. Paham !
" Ya. Uda. " seperti biasa Yuni meneteskan air mata bila Jaka bicara keras kedia.
Jaka terdiam sebentar. Tak berapa lama Telp Yuni bergetar " Ya sayang. Tidur aja. Mama lagi sama papa Han."
" Uda. Yuli minta aku temani dia tidur" kata Yuni
" Ya udah. Temanin Yuli tidur. Besok kita ketemu waktu sarapan pagi. "
Ketika hendak menuju lift , Yuni Beranikan bicara " Uda, boleh aku bicara dari hati ke hati dengan Doni"
" Untuk apa?
" Hanya mencoba Uda "
" Aku engga ngerti dengan kamu Yun. Mengapa kalau soal pria yang kamu cintai kamu jadi lemah? Mereka sudah bersikap menentukan pilihannya. Sudah lah. Kamu harus move on. Engga usah lagi berharap mereka akan mengerti kamu. Soal kebaikan kamu kepada mereka engga usah di jadikan dasar mereka akan berempati dengan masalah kamu. Dalam hidup ini hanya ada antara kamu dan Tuhan. Selebihnya hanya cobaan dan permainan belaka. Paham."
" Ya Uda. Yuni paham. "
Yuni terdiam barang sejenak. Namun ketika wajah Jaka sudah berubah santai , dia kembali bicara " Oh ya besok apa aku masih bisa pakai fasilitas holding untuk ajak Yuli jalan jalan ? " Kata Yuni karena sejak dia berhenti dan menikah dengan Andi, dia bukan lagi orang holding.
" Tentu boleh kalau sama Yuli. Kalau kamu sendiri engga bisa. Besok Lena akan temani kamu dengan kendaraan kantor untuk jalan jalan "
" Engga usah temani Lena. Kan dia harus bantu Uda ke Shanghai. Aku bisa sendiri. Aku hanya butuh kendaraan dan supir"
" Ya sudah." Kata Jaka ketika Yuni masuk lift " aku masih harus meeting dengan relasi. Good night.
Pagi pagi Jaka sudah datang ke hotel dimana Yuni menginap. Dari apartemen Jaka ke hotel hanya selangkah. Ketika sarapan pagi, Jaka memperkenalkan seseorang pria. Usia belum 40 tapi keliatan dari sorot matanya pria ini cerdas. Jaka menceritakan kualifikasi pria itu yang akan di tugas selama 3 bulan membantu Yuni menguasai detail operasional perusahaan yang ada di Thailand.
Yuni terharu dengan sikap Jaka. Selalu mendengar keluhannya dan bersikap bijak setelah Jaka menyampaikan prinsipnya. Mengenal Jaka tidak bisa hanya sebagai pribadi yang humanis tapi juga harus mengenalnya sebagai pengusaha yang punya standar yang keras. Kalau tidak memahami ini maka akan mudah sakit hati. Jaka tidak menghargai kegagalan tapi cepat memaafkan kalau orang mengakui kesalahan dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.
***
Dari Hongkong, Yuni memutuskan mampir ke Bangkok untuk bertemu Doni. Walau dia sudah di peringatkan oleh Jaka untuk tidak perlu bicara dengan Doni namun dia merasa harus bicara. Dia tak berharap banyak Doni akan mengerti dia tapi dia akan berusaha mengerti Doni setelah tahu penjelasan dibalik keputusan Doni.
" Yun, aku tahu bahwa Perusahan ini akan kamu ambil alih. Aku sudah dapat pemberitahuan untuk pindah ke Vietnam. Dari Yolanda aku sudah dapat informasi bahwa kamu membutuhkan aku sebagai direktur marketing. Tapi Yun, tolong ngerti, pengalaman buruk ku dengan mantan istriku yang juga boss ku menjadi trauma bagiku untuk bekerja di bawah bayang wanita yang mencintaiku. Mungkin kamu sudah tidak lagi mempersoalkan masa lalu kita tapi tidak bagiku. Aku ingin hidup dengan kemampuanku sendiri tanpa ada bayang bayang orang lain. Beri aku dukungan melalui hidupku dengan pilihan ku. Kita tetap berteman"
" Terimakasih Don. Sekarang jelas masalahnya. Sekali lagi aku harus mengerti kamu. "
" Terimakasih Yun. Aku juga mau kasih tahu kamu ..."
" Apa?
" Tehun ini juga aku akan melamar Yoanda. Gimana pendapat kamu?
" Oh Ya. Kok Yolanda engga pernah cerita?
" Memang aku belum sempat katakan. Tapi aku yakin Yolanda mencintaiku. Kami terus berkomunikasi setiap hari"
" Baiklah. Aku dukung itu. Semoga niat baik di mudahkan Allah"
Usai pertemuan dengan Doni, Yuni langsung ke AirPort. Di perjalanan dia berlinang airmata sambil memeluk Yuli.
" Mama jangan nangis " Kata Yuli berwajah bingung
" Mama sayang Yuli. selanjutnya mama akan kerja keras untuk Papa Ja. Mama tidak akan nangis lagi 
***
Sejak usai pengambil alihan perusahaan di Thailand, Yuni kerja keras siang malam. Waktunya begitu disibukan dengan perluasan pasar, ekspansi memperbanyak kapal penangkapan ikan. Tak terasa waktu berlalu cepat sekali. Dua tahun berlalu sejak pengambil alihan dia sudah bisa mengembalikan 70% pinjaman bank. Benarlah. Return on Investment bisnis hasil laut sangat fantastic. Melebihi ROI bisnis apapuun. Pasar dunia boleh lesu. Orang bisa menunda belanja tapi tidak ada orang menunda makan. Ikan adalah bagian menu penting bagi penyedia protein manusia. Makanya tak berlebihan bila Presiden menetapkan strategi pembangunan nasional bahwa justru di laut kita akan meraih kemakmuran. Apalagi kita Negara bahari dengan berkah wilayah laut terluas di dunia. Jumlah pesisir pantai terpanjang. Jumlah pulau terbanyak.
Cita cita Yuni mendirikan pabrik pengolahan Jellyfish di China berhasil dengan mendapatkan dukungan pembiayaan dari bank local di China. Selama proses itu Jaka jarang sekali bicara dan bertemu dengan Yuni. Bahkan ketika Yuni mengambil alih perusahaan travel yang senen kemis , Jaka tidak banyak komentar. Hanya setuju saja. Begitu juga ketika Yuni mengambil alih jaringan hotel di China untuk mendukung bisnis travelnya, Jaka mendukung tanpa banyak tanya. Kalau pun bertemu yang di tanya Jaka selalu tentang Yuli. Selalu senang mendengar Yuni cerita mengenai perkembangan sekolah Yuli. Tahun depan Yuli sudah masuk SMU. Yolanda sudah menikah dengan Doni dan memilih berhenti dari perusahaan untuk ikut Doni ke Vietnam. Posisi Yolanda digantikan oleh Yuni.
Yuni memang mampu belajar cepat dan pengalamannya selama 3 tahun lalu di Holding bersama Jaka membantunya banyak cara bagaimana mengakses lembaga keuangan dan tahu membangun network kemitraan untuk kemajuan bisnisnya. Jaka tahu bahwa semua bisnis network Yuni berasal dari dia. Tentu tidak sulit bagi Jaka untuk mengetahui langkah Yuni benar atau salah. Di samping itu , team nya di Holding selalu di ingatkan agar setiap saat Yuni ada masalah untuk segera di bantu.
Suatu saat Jaka bertemu dengan Yuni dalam kunjungan bisnis di Kuala Lumpur. Betapa terkejutnya Jaka ketika Yuni dengan begitu saja minum wine dalam satu botol tak lebih 1 jam. Jaka perhatikan ada yang berubah dari Yuni. Walau Yuni berusaha santai dan menampak wajah penuh semangat namun Jaka tahu Yuni dalam tekanan luar biasa.
“ Ada apa dengan kamu , Yun ?
“ Biasa aja. Emang ada yang salah ?
“ Yang ku tahu kamu minum engga seperti ini”
“ Uda aja engga pernah perhatikan aku. Biasa aja Uda.”
“ Udahan minumnya. “ Kata Jaka menahan tangan Yuni yang akan menuangkan wine kegelasnya.
“ Kenapa ?
“ Udah.!” Kata Jaka dengan mata melotot.
Yuni terdiam. Matanya nampak lelah. “ Uda kenapa larang aku minum ? Uda engga peduli dengan aku”
“ Ngomong apa kamu ?
“ Aku kerja keras untuk Uda siang malam. Aku tinggalkan putriku dengan pembantu dirumah berhari hari, bahkan berminggu minggu. Setiap sukses aku dalam transaksi, uda engga pernah puji aku. Setiap aku minta mau ketemu, uda selalu punya alasan menolak. Tapi setiap aku terlambat buat laporan, staf uda terus kejar aku. Uda engga pernah percaya sama aku. Udah engga sayang aku. Uda egois.”
Jaka terkejut dengan kata kata Yuni. Ini kali pertama Yuni bicara keras ke dia. Jaka sadar Yuni sedang dalam keadaan mabuk.
“ Kamu masih sholat ?
“ Masih tapi sering bolong” Kata Yuni dengan senyum sinis
“ Kenapa ?
“ Uda kenapa peduli ? Itu urusan aku dengan Tuhan. “
Jaka terdiam. Dia yakin Yuni dalam keadaan depresi karena pekerjaan atau apalah. Dia tidak mau lagi bertanya lebih jauh. Setidaknya Jaka tahu , Yuni sedang dalam keadaan renta.
‘ Sekarang kamu harus kembali ke Hotel. “ Kata Jaka menarik tangan Yuni.
“ Engga mau.” Kata Yuni berusaha melepaskan tangannya. Tapi pagutan tangan Jaka lebih keras. “ Uda, menyakiti aku. Lepaskan tangan ku uda….” Yuni menangis. Jaka segera memeluk Yuni.
“ Yun, kamu sahabatku. Aku mencintaimu sabagai sahabat. Aku percaya kamu. Kalau sampai orangku maksa minta laporan bukan berarti aku tidak percaya. Itu agar aku tahu setiap langkah mu dan tahu kapan harus membantumu. Setiap hari aku telp Yuli dan yakinkan dia bahwa kamu kerja dan segera kembali. Besok kita pulang ke Jakarta. Kita bicarakan masalah kamu dengan tenang. Maafkan aku bila kurang komunikasi selama ini. Aku pikir kamu baik baik saja. Maaf ya. Udahan nangis nya. “
Yuni tersenyum dan merasa tenang kembali”Maafkan aku juga uda. Maaf. Aku capek…”
“ Ya udah. Aku minta Raymond antar kamu ke hotel ya”
“ Aku mau Uda antar aku”
“ Aku masih ada meeting dengan relasi. Tuh orangnya nunggu di meja sana. Barusan datang” Kata Jaka menunjuk ke arah table tak jauh dari mereka duduk. Yuni bisa mengerti untuk kembali ke hotel.
“ Besok pagi kita ketemu di Meja breakfast ya. Kita pulang bareng ke Jakarta. Ayo hugs me” Kata Jaka sambil memeluk Yuni..
***
Setelah sampai di Jakarta, Jaka datang ke rumah Yuni. Sebetulnya rumah ini di beli oleh Jaka dan masih atas nama Jaka. Tadinya setelah di ceraikan suaminya, selama 4 bulan Yuni tinggal di apatement Jaka. Setelah mendapat kepercayaan mengelola usaha Jaka, Yuni pindah kerumah di kawasan real estate dengan maksud lebih baik untuk pertumbuhan anaknya, Yuli. Berkali kali Jaka usulkan agar rumah itu di ganti atas nama Yuni tapi Yuni tidak mau. Walau Yuni sendiri sudah beli rumah di Selatan Jakarta,  dia masih lebih suka tinggal dirumah pemberian Jaka.
Ketika sampai di rumah di sambut oleh Yuni. Yuli masih di sekolah. Mereka bicara di ruang tamu.
“ Apa sebetulnya masalah kamu Yun ?
“ Aku engga ada masalah. Uda engga usah kawatir. Tempo hari aku di KL agak mabuk. Maafkan aku”
“ Kamu engga boleh bohong dengan aku. Aku sahabat kamu. Apa masalah kamu?
“ Engga ada. “
Jaka terdiam. Seakan dia memikirkan sesuatu. Tanpa menatap wajah Yuni, Jaka berkata “ Tahun depan Yuli sudah SMU. AKu rasa kamu mulai berpikir kurangi kegiatan bisnis. “
“ Apa ? uda mau pecat aku ? Wajah Yuni nampak marah.
“ Bukan. Bukan itu maksud aku. Kamu harus membentuk Holding company sendiri. Tempatkan orang yang kamu percaya dan mumpuni untuk mengawasi semua unit bisnis yang ada. Kamu harus mulai berpikir mengembangkan bisnis atas dasar system. Bukan seperti selama ini. Semua kamu tentukan sendiri dan kamu seperti lokomotif menarik gerbong besar. Ini melelahkan”
“Aku paham. Ini sudah aku duga sebelumnya. Usulan ini cara uda untuk singkirkan aku” Kata Yuni dengan senyum sinis.        
“ Kenapa kamu menyimpulkan seperti itu? Kata Jaka mengerutkan kening.
“ Ya dengan adanya holding , lambat laun perusahaan tidak lagi tergantung dengan aku tapi dengan system. Kapanpun uda bisa singkirkan aku. Ya kan.” Nada suara Yuni agak tinggi.
“ Duh..kenapa jadi negative thingking  begini. Pahami dengan dasar ke ilmuwan. Jangan gampang tensi”
“ Engga perlu ilmu. Aku kenal Uda. “ Suara Yuni semakin tinggi.
“ Apa ? Jaka tetap tenang menahan emosi.
“ Uda itu memang predator. Jangankan perusahaan sendiri , perusahan orang lain saja uda bisa ambil alih. Gaya uda selalu manis di depan. Membujuk memang ahlinya uda. Memancing emosi orang memang jagonya uda. Semua uda manfaatkan agar orang terjebak dan akhirnya setelah tujuan uda tercapai, uda dengan tanpa berdosa singkir orang untuk kuasai hasil kerja keras orang. Aku tahu betul itu. Tiga tahun bersama Uda di Holding di Hong kong , itu yang uda lakukan bersama team srigala. Ya kan”
“ Aku engga mau menjelaskan tindakan aku, apalagi membela sikapku dalam bisnis. Yang pasti semua tindakan ku selalu ada alasan. Tentu alasan dengan niat baik. Itu urusan kamu menilai aku seperti apa. “
“ Itulah cara uda bersikap dengan dingin tanpa ada rasa berasalah sama sekali.” Kata YUni dengan sinis.
“ Ok. Terserah kamu nilai aku apa. Asal tahu aja, aku usulkan ini agar kamu punya waktu untuk Yuli. Ingat tahu depan Yuli sudah SMU. Kamu harus selalu ada untuk dia. Engga baik anak gadis sering di tinggal oleh ibunya berhari hari bahkan berminggu minggu. Engga ada maksud aku untuk menyingkirkan kamu. Tidak ada!. Emang kamu siapa yang harus jadi target? Tanpa singkirkan kamu, aku tetap penguasa tunggal di perusahaan. Ingat 80% saham aku punya. Jernihkan otak kamu. Kita sudahi diskusi ini,” Kata  Jaka sambil berdiri keluar dari rumah.
“ Uda. Jangan pergi.” Yuni berlari memegang lengan Jaka dengan kedua tangannya.
“ Apa lagi?
“ Aku bingung Uda. Jangan pergi dalam situasi ini. Please” Yuni memelas sambil menangis. Jaka memeluk Yuni. “Tenangkan dirimu. Nanti kita lanjutkan lagi membahas ini. Kalau kamu yakin tetap bisa bertanggung jawab dengan putri kamu, ya silahkan dengan cara kamu. Engga usah dengar pendapatku.”
“ Yuni janji akan lebih punya waktu untuk Yuli. Engga akan sering pergi. Yuni bisa atur di kantor. Tapi enga usah buat holding ya uda. “
“ Terserah kamu. Tapi kalau nanti aku lihat kamu ngeluh lagi soal kurang waktu dengan Yuli karena sibuk, terpaksa aku ambil keputusan. Hanya dua pilihan kamu “
“ Apa pilhan itu ?
“ Bentuk Holding atau Yuli pindah ke asrama di Singapore. “
“ Kenapa harus di asrama”
“ Setidaknya disana dia di bawah pengawasan terbaik dan mendapatkan pendidikan terbaik untuk masa depan dia. Setidaknya dia tidak seperti anak broken home karena ibunya jarang di rumah. Paham kamu”
“ Yuni janji, engga akan terjadi pilihan pertama dan kedua. Yuni janji uda. Beri Yuni kesempatan”
“ Waktu kamu setahun ini. Kalau semua baik baik aja ya terus. Deal ya”
“ Deal. “
Mereka berdua terdiam. Dari luar rumah nampak kendaraan masuk ke grasi. Yuli berlari kedalam rumah. Langsung memeluk Jaka. “ Papa, ajarin Yuli matematika ya.Ada PR” Kata Yuli dengan wajah harap
“ Papa masih ada urusan. “ Kata Jaka.
“ Papa sibuk sayang. Lain waktu papa ajarin kamu matematik “ Kata Yuni. Tapi entah mengapa Jaka langsung berdiri mendekati Yuli, “ Ganti baju kamu, kita makan di luar sekalian papa bantu kerjakan PR kamu ya.“  Kata Jaka
“ Asyik…Mama ikut ya ?“ kata Yuli sambil melompat lompat.
“ Mama ikut dong. “ Kata Yuni sambil memeluk Yuli dari belakang.
Di dalam perjalanan menuju restoran, Jaka berkata kepada Yuni “ Ingat enggga Yun. 12 tahun lalu kamu datang ke padaku membawa Yuli usia 4 tahun. Sekarang dia sudah ABG. Tahun depan masuk SMU. Dulu awalnya aku kasih kamu modal USD 200.000 tapi sekarang asset perusahaan sudah mencapai USD 50 juta. Turnover penjualan mencapai USD 200 juta setahun. Pabrik pengolahan ikan bukan hanya di Indonesia tapi juga di Thailand, China dan Korea. Belum lagi jaringan hotel dan travel agent yang tersebar sampai ke luar negeri. Apakah kamu tidak bersyukur dengan semua ini? Ini berkah luar biasa. Betapa Tuhan sayang kamu. Tapi misi kamu yang utama bukan menumpuk harta tapi bagaimana menjadikan anak kamu menjadi orang yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain. Peran kamu sangat menentukan. Kamu ibu…”
“ Yuli butuh ayah. Bukan hanya ibu. “ Kata Yuni sambil mencubit lengan Jaka.
“ Sudah takdir kamu mungkin menjadi single parent. Ikhlas sajalah dengan lalui hidup secara cerdas. Usia kamu sudah kepala 4. Cobalah focus dengan anak kamu saja. Jodoh engga usah di pikirkan tapi kalau datang jangan di tolak. Kamu sudah berkali kali gagal dan di kecewakan. Itu sudah cukup sebagai upaya kamu mendapatkan jodoh. Selanjutnya serahkan ke Tuhan ya.”
“ Ya uda. “
“ Kalau stress, ajak Yuli piknik ke mana saja kamu suka. Kamu kan ada rumah di Singapore, Perth, Kuala Lumpur.  Kalau bisa ajak Yuli umroh biar dia mulai mengenal spiritual. Atau bangun tengah malam, sholat tahajud. Banyak cara lain untuk mengalihkan stress…kan engga usah mabok minuman keras. Itu merusak kesehatan dan juga membuat kamu tergantung.Paham”

“ Ya paham. Engga boleh minum lagi.”
“ Bagus.Oh ya dulu kamu aktif di kegiatan sosial keagamaan. Kenapa setelah cerai dari Andi itu juga berhenti?
" Aku sibuk uda. Tapi nanti aku akan adakan lagi. Buat panti ya. "
" Terserah kamu. Kan ada dana CSR yang bisa di salurkan untuk itu" 
" Ya."
" Dan satu lagi..Sholat jangan bolong bolong lagi ya."
" Ya uda. "
" Ingat sholat itu tanda kamu online dengan Allah, sehingga bisa menahan kamu dari perbuatan tercela dan membuat kamu kuat dalam kesabaran" 
" Ya uda. 
“ Pa..” Kata Yuli ketika menanti makanan di hidangkan.
“ Ada apa ?
“ Kata teman Yuli , kok Yuli china tapi islam”
“ Loh banyak juga orang china yang beragama islam.”
“ Kalau gitu Yuli pakai Jilbab aja ya Pa. Teman Yuli di sekolah yang islam pakai jilbab semua.”
“ Bagus. Papa izinkan.”
Yuni ketawa kecil.
“ Kenapa kamu ketawa”
“ Lucu aja liat mata sipit pakai jilbab. “
“ Engga lucu. Malah lebih cantik. “ Kata Jaka cepat.
“ Boleh ya ma. Besok Yuli pakai jilbab”
“ Ya boleh kalau papa izinkan.”

***
Suatu saat pada bulan puasa, Jaka mendapat kabar bahwa Yuli ada di kantor polisi. Kebetulan Jaka sedang di rumah. Pukul tiga pagi Jaka ke luar rumah untuk menemuinya di sana. Dari polisi Jaka tahu bahwa Yuli mengendarai mobil dalam keadaan mabuk bersama teman-temannya. Yuli tidak punya SIM. Setelah membayar denda, Jaka membawa Yuni dan putrinya pulang. Saat itulah Jaka merasa bersalah sebagai sahabat. Selama ini Jaka seakan memanfaatkan Yuni sehingga dia tidak ada waktu untuk menjaga buah hatinya dengan baik. Sesampai di rumahnya, Jaka mengajak Yuni berbicara dari hati ke hati.
“Saatnya kamu kurangi kesibukan bisnis kamu, Yun. Sebelum holding terbentuk, urusan bisnis di luar negeri akan saya serahkan kepada profesional. Kamu cukup mengelola perusahaan yang ada di Jakarta. Nanti setelah holding terbentuk kamu akan jadi Presiden direktur mengontrol semua perusahaan dibawah holding. Waktu kamu akan lebih santai.”
“Uda memecat Yuni?”
“Tidak.”
“Jadi?”
“Kamu akan tetap menerima gaji penuh walau kamu tidak lagi punya posisi di perusahaan yang ada di luar negeri.”
“Terima kasih. Aku engga mau terima kebaikan demi kebaikan dari Uda. Biarkan aku bekerja keras dan mengambil risiko ini. Yuli  akan baik-baik saja.”
“Ini bukan soal kebaikan yang memang harus aku apply karena kamu sahabatku. Tapi ini soal Yuli, putri kamu. Soal masa depannya. Penghasilanmu setiap bulan lebih dari cukup. Secara materi kamu sudah punya segala-galanya. Kamu sudah sepatutnya menikmati hasil kerja kerasmu dan mulai lebih memperhatikan anak gadismu. Kurangi kesibukan, ya, Sayang.”
“Terima kasih untuk perhatian Uda. Boleh, kan, Yuni menolak usulan Uda? Please.”
Jaka tidak menanggapi. Tapi Yuni tahu kalau Jaka sudah ambil keputusan maka itu tidak akan berubah. Kesempatan setahun di berikan Jaka ternyata tidak bisa ditepati oleh Yuni bahwa dia akan mengatur waktu antara bisnis dan anak nya.
Sejak itu Yuni selalu murung. Seperti ada perasaan unsecure terhadap dirinya. Itu artinya dia akan kehilangan jabatan di perusahaan yang ada di luar negeri. Dia sadar bahwa dia hanya profesional, bukan pemegang saham utama, yang tak berhak apa pun di hadapan Jaka. Tapi dia tidak ingin berjauhan dari bisnis dan akhirnya jauh dari Jaka. Walau dia tahu niat Jaka baik, tetap sulit baginya untuk menerima. Yuni sudah jarang berbicara karena dia selalu menghindar bertemu dengan Jaka. Seakan dia ingin menghindar berbicara tentang masa depan anaknya yang akan berujung dia kehilangan jabatan di perusahaan.
“Uda…Aku jatuh cinta” demikian pengakuannya suatu waktu.
“Kepada siapa ?
“Uda…”
Tak pernah Jaka bayangkan bila pada akhirnya Yuni yang telah menjadi mitra bisnis dan sahabat selama lebih 10 tahun, jatuh cinta kepadanya. Sesuatu yang tak pernah diduga. Bagi Jaka, hubungan selama ini hanya sebatas sahabat. Kalaupun ada kerjasama bisnis karena Jaka yakin Yuni akan menjaga kepercayaan itu sebagaimana dia mempercayai Yuni. Jaka akui bahwa dia mencintai Yuni namun dia tidak pernah "jatuh cinta". Jaka mencintai dan mempercayai Yuni mengelola perusahaan. Ya, cinta kepada sahabat yang membuat Jaka peduli dan menjaganya dengan rasa hormat, tanpa menyentuh.
Namun, ketika Jaka menolak dengan halus dan mengatakan bahwa dia tidak bisa jatuh cinta namun tetap mencintai Yuni sebagai sahabat, Yuni mengambil keputusan secara dramatis. Dia segera mengundurkan diri dari jabatan sebagai direktur tanpa minta pesangon. Dia kecewa. Dia merasa dicampakkan. Setelah itu dia pergi menjauh dari Jaka. Berminggu-minggu Jaka mencarinya. Akhirnya, di temukan, Yuni  menginap di rumah temannya di luar negeri.
Dengan air mata berlinang Yuni berkata kepada Jaka” Tadinya Yuni punya pacar. Yuni sangat mencintainya. Penuh harap. Tapi setelah pengorbanan yang Yuni berikan, pacar Yuni memutuskan Yuni karena jatuh cinta denga wanita lain. Pria itu tidak pernah jatuh cinta kepada Yuni, uda. TIdak pernah. Kemudian Yuni menemukan pria yang baik, yang menuntun Yuni dalam kesabaran. Yuni mencintainya dengan tulus dan dia pun mencintai Yuni. Kami akhirnya menikah. Namun, setelah Yuli lahir dia menceraikan Yuni karena alasan ekonomi. Padahal saat itu Yuni sangat membutuhkannya. 
Uda bantu Yuni dengan Tulus. Uda dukung Yuni menikah dengan pria soleh, tapi akhirnya setelah menikah, Yuni di poligami. Ketika Yuni menolak, dia tidak peduli, Uda. Mengapa Yuni bisa bertemu dengan pria yang mengakui mencintai Istrinya tapi tidak merasa bersalah untuk menikahi wanita lain. Ketika Yuni minta cerai dan dia mengabulkan, betapa Yuni sadar bahwa Yuni memang tidak pernah dihargai sebagai manusia, sebagai istri yang dinikahinya secara resmi dihadapan Tuhan..”
“Sementara Uda..” Air mata Yuni jatuh juga akhirnya “  pria yang Yuni kenal sebagai sahabat, tidak pernah jatuh cinta kepada Yuni karena Uda hanya jatuh cinta kepada istri Uda. Namun, Uda selalu ada untuk Yuni, menjaga Yuni, mendidik Yuni dengan sabar. Uda terlalu baik. Apakah salah bila Yuni jatuh cinta kepada Uda.? Yuni butuh suami dan Yuli butuh ayah. Salahkah bila Yuni berharap?”
“Tidak salah kamu berharap. Kalau aku menolak keinginanmu untuk menjadi istri, itu bukan berarti aku tidak mencintaimu, atau merendahkan mu. Kamu wanita ideal bagiku. Tapi, aku ingin kita tetap seperti dulu lagi. Sebagai sahabat, saling mencintai dan menjaga. Kamu dengan hidupmu dan aku dengan hidupku. Yakinlah, banyak pria di luar sana yang bisa jadi suami kamu. Kamu cantik dan pribadimu juga cantik. Apa pun keadaan kamu, kita akan selalu bersama. Cinta yang kuberi bukan untuk memiliki atau menikahimu tapi untuk menjaga kehormatanmu tanpa bercampur dengan hal merendahkan nilai nilai persahabatan kita. “
Yuni menangis mendengar kata-kata Jaka. Namun, itulah yang dapat Jaka katakan tanpa harus berdusta kepada Yuni. 
****
Yuni membaca Email dari Jaka, yang dia terima dua hari setelah sampai di Jakarta. 

Selama ini aku agak tertutup bercerita tentang aku dan dia. Mungkin Yun, menjadi tanda tanya yang tak sudah bagimu. Mengapa aku begitu tegar besikap. Seakan bagaikan batu karang di tengah samudera yang tak pernah tergoyahkan walau di hantam ombak tiada henti. Baiklah aku ceritakan sedikit. Ketika menikah, aku hanyalah pria kampung yang miskin. Datang ke Jakarta tanpa skill, hanya berbekal keberanian atas dasar keimanan. Berawal dari sebuah rumah mungil di pinggiran barat Jakarta yang kami sewa bulanan. Sebuah pagi berjalan sebagaimana lazimnya. Dia berkubang dalam banyak pekerjaan rumah. Aku, seperti biasa, sibuk bersiap diri pergi ke kantor. Bukan orang kantoran tapi orang yang melapor ke kantor bahwa dia hadir untuk menjajakan barang dagangan. Tak ada gaji kecuali komisi. 

Dasternya tak mampu menutup seluruh kulit putih bersihnya. Tapi, daster itu tetap bisa menyembunyikan tahi lalat di tempat tertutup. Hanya aku tentunya yang tahu persis letaknya. Rambut lebatnya dibiarkan memanjang sebatas bahu. Hidungnya yang tak mancung kerap mengundang godaan ku. " Tak apa-apa hidungmu tak mancung. Lebih baik berhidung seperti itu tapi dengan dua bukit mancung dan terurus di bawahnya,” kata ku meyakinkan bahwa dia adalah pilihanku dan itulah yang terbaik bagiku. 

”Lebih baik daripada apa…?” selanya yang kadang merajuk.

”Ya…, lebih baik daripada berhidung mancung dengan dua bukit pesek tak terurus di bawahnya.”

Aku tergelak. Dia hanya tersenyum. Senyum tertahan. Adegan tersipu seperti inilah yang sangat kusukai. Karena diapun punya cara menertawakan kekuranganku. Kulit hitam, muka kasar dan pendengkur. Karena itu, kami gemar saling menggoda terutama pada setiap pagi yang jadi milik kami. Kadang-kadang aku berpikir bahwa kami memang ditakdirkan sebagai pasangan yang saling melengkapi. Tergelak dan tersipu. Keliaran seorang penyerang dan kelembutan sang penenang. Keberingasan seorang pemburu dan kepasrahan korban buruan.

Yun, dia adalah perempuan bersahaja. Selalu nrimo. Dalam banyak hal ia bahkan cenderung naif. Yang pasti, ia sungguh rajin mengerjakan setiap pekerjaan yang tersedia di rumah. Tak ada bagian rumah yang tak terjamah olehnya. Setiap hari. Sepanjang minggu. Sepanjang tahun. Anak anak terurus dengan baik. Semua sehat dan pintar pintar. Aku membayangkan, seperti itulah ibuku dulu selagi muda semasa kecilku di Kampung. Menyelesaikan semua pekerjaan rumah dengan tertata. Mengurus suami, ayahku, yang lumayan banyak urusan. Dan mendidik 7 orang anak yang sungguh merepotkan. Tanpa pernah mengeluh. Satu kali pun.

Yun, lima tahun pertama pernikahan kami. dia tampil sebagai tiang rumah tangga yang dipimpin oleh pria kampong yang belum genap 25 tahun. Diapun tak banyak menuntut dari seorang pengusaha pemula. Rumah tangga kami tanpa servant. Menyangkut materi, permintaannya selalu sederhana. Pakaian yang tak perlu bermerek, rumah mungil di pinggir kota, sebisa mungkin menabung berapapun untuk biaya sekolah anak. Tak pernah dia menuntut dan bermimpi rumah mewah, dan segala standar kehidupan orang kaya. Aku ingat Yun, dari sisa uang belanja, dia tabung dan di belikan emas . Emas itu di jualnya.  Ia dengan bangga berkata kepadaku " pakailah uang ini untuk ibumu pergi ke tanah suci." Padahal ketika itu aku sedang bangkrut. Namun dia tak ragu mengorbankan tabungan sekolah anak untuk kepergian ibuku ke Tanah Suci.

" Mengapa? Bukankah kamu sangat menginginkan pergi haji. Mengapa kamu lebih utamakan ibuku" Kataku. Kamu tahu Yun, apa katanya " cinta papa yang paling tulus adalah kepada orang tua. Aku mengutamakan ibu karena aku berharap Tuhan mengkokohkan cinta kita. Bukankah ridho Ibu, juga adalah ridho Tuhan. " rasanya aku ingin menangis mendengar kata katanya Yun. Begitu rendah hatinya dia mengungkapkan cintanya kepadaku. Bahwa sebesar apapun cintanya kepada ku tetap tidak akan bisa mengalahkan cinta ibuku kepadaku. Dia tidak cemburu karena itu. Tidak juga menggunakan senjata merayu berwajah penuh make up tapi dengan memuliakan ibuku. Dia percaya bahwa pada ibuku ada Tuhan dan doa ibu selalu di kabulkan Tuhan. Ya kan.

Hanya satu permintaannya yang kadang di sampaikannya dengan malu malu" kalau Tuhan kasih rezeki kita berlebih, ajaklah aku ke Baitullah. Itu keinginanku yang tak pernah kusebut ketika masih di bangku Madrasah Sanawiyah. Aku ingin di peluk suamiku ketika usai mencium ajar aswad. " Alhamdulilah, 15 tahun setelah itu, aku bisa mengabulkan permintaannya. Aku tidak pernah melhat wajahnya begitu bahagia kecuali ketika usai mencium azwar aswad, sambil memelukku " Puja Puji kepadaMu ya Allah, engkau kabulkan doaku untuk bisa datang ke RumahMu bersama suamiku. Papa, terimakasih sudah memenuhi impianku di masa remaja"

Dengan berjalannya waktu, ekonomi ku semakin membaik. Untuk banyak alasan, yang tentu saja kusetujui, dia memang tak pernah memamerkan berlebihan barang-barang berharga pemberianku. Kendaraan yang di pilihnya bukan yang bermerek hebat tapi yang kuat dan efisien untuk antar jemput anak sekolah. Ia menyimpan dengan rapi setiap pemberianku, serapi menyimpan cintanya untuk satu-satunya lelaki yang pernah menjamah tubuhnya itu.

Waktu berlalu, aktifitas ku sebagai pengusaha semakin sulit dia pahami. Aku menjelma menjadi elang yang bisa terbang melintasi pulau dan benua. Namun aku selalu pulang. Kebersamaan dengannya adalah recharge power ku untuk tegar menghadapi ketidak pastian hidup. Dia maklum akan hidupku seperti dia bisa berdamai menjadi istri pengusaha, yang bisa kapan saja bangkrut, yang bisa berteman dengan siapapun, yang bisa terjerumus dalam pergaulan. Karenanya doanya tiada henti siang malam ketika aku ada di luar rumah. Ketika aku tanya, apa doanya, dia berharap agar aku selamat di luar, bertemu dengan orang orang baik, menjaga persahabatan dengan tulus, sabar dari segala kesulitan, dan tidak membuat aku kikir untuk berbagi.

Oh ya Yun, untuk kamu ketahui bahwa setidaknya dua kali dalam usia perkawinan kami, aku jatuh bangkrut. Kami tidak punya uang sama sekali tapi kami tidak pernah mengemis dan mungkin tidak banyak orang tahu kami sudah jatuh miskin. Karena dia memang pandai mengambil peran untuk menjadi penyanggaku ketika aku oleng. Dia bisa trampil dan gesit mendatangkan uang untuk sekedar dapur kami mengepul. Dengan sikapnya itulah, mendorong aku produktif dan doyan kerja keras, tidak ragu mengambil resiko atas keyakinanku.

 Ingat ketika paska krismon, dalam keadaan bangkrut aku hijrah ke China, di Bandara ketika mengatarku, dia berkata " Jangan pikirkan Rumah. Jangan nampak kan Papa lemah di hadapan anak anak. Papa akan selalu jadi idola mereka. Apapun itu. Anak anak akan baik saja denganku. Jangan ragu karena Papa yang terbaik Tuhan beri kepadaku."  Kata katanya membuatku menjadi petarung tanpa lelah. Kalaulah boleh meminta seperti yang aku mau kepada Tuhan, aku lebih memilih di beri waktu 36 jam sehari daripada harta melimpah. Sehingga aku bisa bangkit lagi.

Dengan kebangkrutan itu, aku semakin menyadari bahwa Tuhan tidak hanya mengirim wanita untuk menjadi istriku tapi juga seorang sahabat. Bahkan Yun, aku menemukan kesejatiannya sebagai wanita ketika aku jatuh bangkrut. Sabarnya bisa membuat aku nyaman menghadapi kemiskinan dan tegar untuk bangkit kembali. Walau tanpa kata kata seperti layaknya sang motivator, sikap hidupnya telah menjadi buku besar untuk aku belajar bijak. 

Jadi kalau kamu mengenal seorang Jaka hari ini , maka itulah cermin dari kekuatan istrinya. Dialah mentor ku, tentu dengan caranya yang kadang membuat aku stress. Ia bisa dengan keras menyalahkan aku untuk aku sadar dan berubah namun diapun takut untuk memujiku karena kawatir aku lupa bersyukur. Dia pernah melarang aku untuk menulis buku dan di terbitkan.  Selalu dia lakukan dengan niat baik. Aku tahu itu. Bukan karena dia melarang aku menyalurkan hobiku tapi dia tidak ingin aku di puji orang, yang bisa melemahkan aku karena sifat sombong. Aku pernah jatuh tapi bukan karena kesombongan dan itu artinya secara spritual aku tidak pernah bangkrut. Maka akan selalu ada cara untuk bangkit.

Aku menghabiskan sebagian besar pikiranku ke bisnis, rapat bisnis, di Cafe menjamu clients, business trip melintasi banyak negara, Hidupku seperti lalu lintas di antara business yang melelahkan dan di rumah yang hanya hitungan jam. Kadang aku sering mengeluh tentang bisnisku tapi aku tidak pernah mendengar dia mengeluh mengurus rumah dan anak anak. Bagi sebagian orang uang memang kadang-kadang jadi persoalan. Aku sendiri tak pernah mau pusing soal keuangan. Aku tak terlalu peduli apakah uang kami sedang melimpah atau kami sedang bangkrut. Dari dulu aku hidup mengambil resiko. Mungkin itu karena di rumah aku tak pernah mendapat keluhan-keluhan berarti soal uang. 

***
Kini, di usia diatas setengah abad, aku dan dia semakin saling mengkawatirkan. Saling merindukan dan menjaga. Dia tidak ingin aku terus di sibukan dengan bisnis. Dia tahu aku lelah dan tahu aku tidak begitu menyukai kehidupan ku sebagai pengusaha. Dia hanya tahu aku hanya ingin  bertahan hidup dengan apa yang aku bisa, sebagai orang yang tak pernah berhasil masuk PTN, dan gagal menjadi profesional yang bergengsi seperti cita cintaku waktu kecil. 

Walau hidup kami tetap bersahaja, kami merasa hidup kami lebih dari cukup. Memiliki sebuah rumah mungil di pinggiran Jakarta adalah sebuah kemewahan. Terlebih-lebih, buat dia, ternyata rumah mungil itu adalah sebuah istana besar yang megah. Aku bisa mengatur sendiri hidupku, tanpa terikat oleh jam kerja atau jadwal-jadwal rutin lain, pergi sholat subuh ke masjid sambil bergandengan tangan dengannya adalah kemewahan lain yang kumiliki. Aku merasa hidupku sudah selesai dengan dua kemewahan yang sudah digenggamanku, apalagi kedua putra putri kami sudah menikah dan mandiri.

Yun, pernah aku bilang kepadamu bahwa tidak ada perkawinan yang sempurna. Tidak ada manusia yang sempurna. Aku tahu kamu melihatku sebagai pria sejati menurut ukuranmu. Pria sejati tidak akan kamu temukan di etalage, Yun. tidak ada. Tidak juga pada diriku. Aku adalah repliksi istriku yang dengan kedua tangannya bersusah payah menjadikan pria kampung yang pemalu untuk tampil di panggung dunia menjadi elang. 

Temukanlah pria yang karenanya membuat kamu nyaman untuk melabuhkan cintamu, kemudian berjuanglah untuk menjadikan ia pria sejati. Pria sejati tidak tersedia di luar sana tapi kamulah yang harus menjadikannya pria sejati. Pria itu akan menjadi cobaan mu sepanjang usia, untuk kamu memakluminya. Mencintainya bukanlah dengan kata kata tapi bagaimana sikapmu untuk mempercayainya dan memahaminya sepanjang waktu. Itulah yang di lakukan istriku terhadapku. 

Mungkin aku pria yang beruntung karena aku bisa berkembang tidak dengan kemanjaan dan pujian wanita, tidak dengan rongrongan wanita yang gila harta, tidak dengan kecantikan bidadari. Aku mendapatkan seorang istri yang sebetulnya ia adalah sahabatku, mitra ku, kelengkapan jiwaku. 

Sepanjang hidupku banyak keputusan yang aku buat dan kalau ada keputusan terbaik adalah ketika aku melamarnya menjadi istriku. Mengapa? kami mengawali dengan ketidak sempurnaan dan kami lewati hidup dengan sadar bahwa kami tidak akan pernah sempurna. Hubungan kami adalah cobaan untuk menguji keimanan kami kepada Tuhan. Bukankah menikah adalah ibadah untuk menguji ke imanan kita. Belum di katakan beriman sebelum di uji, ya kan.

Seperti biasa aku masih berkutat dengan data di komputer ku. Memonitor perkembangan portofolio bisnis secara online. Kadang aku tersenyum, kadang merengut tapi aku nikmati saja pagi itu sambil melepas ketegangan lewat facebook. 

”Hayuu sarapan. Aku sudah masak kesukaan papa “Tiba-tiba suaranya menyereruput punggung telingaku. Dua bilah tangan putih melingkari dipinggang ku.  Dia merapatkan badannya di punggungku. Wangi-pagi-hari tubuhnya yang khas membuat pagiku begitu sempurna, selalu. Kebersamaan dan kebahagian kecil seperti inilah yang tak ingin aku korbankan hanya karena ego pribadiku. Kini kusadari, dia telah menua, aku juga, memang sudah banyak yang kurang dari dia karena usia namun ia tak mungkin kuduakan. Tidak mungkin, Yun, dan kamu tetap sahabatku. Semoga kamu maklum”
Salam hangat, Jaka.
***
Berulang kali Yuni membaca Email dari Jaka. Dia tersenyum cara Jaka mengungkapkan siapa “dia “ yang di maksud. Setidaknya Yuni bisa menangkap makna di balik tulisan Jaka itu. Bahwa dia terperangkap dalam pelukan istri yang katanya pasrah, namun sebetulnya Jaka sendirilah yang menjadi kepasrahan korban buruan. Memang Pria hebat tidak bisa di kalahkan dengan kehebatan wanita. Tidak akan bisa. Itu yang Yuni ketahui dari sebuah buku yang dia baca. Hampir sebagian besar pria sukses terperangkap di rumah bukan karena istrinya hebat dan cantik tapi karena kesederhanaan istri. Karena dunia pria, dunia petarung, memang sudah rumit dari sononya dan dia merasa nyaman bersama wanita yang bersikap sederhana. Kecuali bagi pria yang pecundang, selalu inginkan sesuatu yang hebat dari istrinya di rumah, selalu inginkan istri sebagai konpensasi atas hidupnya yang kalah di luar sana.

Yuni dapat memaklumi mengapa Jaka tidak pernah terperangkap denganya walau ia sukses menjadikan perusahaan awalnya bernilai ratusan ribu dollar, dalam 10 tahun menjadi puluhan juta dollar dengan omzet ratusan juta dollar Amerika. Kesuksesan demi kesuksesan yang dia raih tidak membuat Jaka terperangkap. Bertahun tahun dia merawat tubuhnya di salon dan spa. Ikut fitness, semua bertujuan agar dia tampak cantik dan seksi. Tapi itu tidak juga membuat Jaka tergila gila. Wajah oritental, kulit putih bersih, make up dan parfume mahal melekat tidak membuat Jaka bertekuk lutut. Yang bertekuk lutut justru pria selain Jaka yang memang dari sananya sudah pecundang, yang menilai wanita dari qualifikasi libido mereka.

“Apakah Uda tidak pernah tertarik dengan kecantikan wanita di luar, selain Istri di rumah? Kata Yuni suatu waktu.

“Kalau cantik yang kamu maksud, apa ada yang lebih hebat dari gadis cantik lulusan academy escort di Beijing. Mereka punya wawasan hebat mengenai sosial dan politik. Enak diajak bicara. Terkenal hebat di tempat tidur. Tinggi mereka diatas 165 cm. Usia belia. Dada mancung, pinggul yang serasi dengan panjang kakinya.  Betisnya yang indah dengan sepasang sepatu indah. Parfurme dan aksesoris mahal melekat sebagai wanita berkelas untuk….” Kata Jaka sambil tersenyum ringan

“Untuk apa? Yuni mengerutkan kening

“Untuk menjadi aksesori pria berkelas, barang sesaat. Tak lebih”

“Dan semua ada harga yang dibayar, kemudian di lupakan? Kata Yuni sinis.

“ Ya. “ Kata Jaka tenang.

“ Sejahat itukah pria  menilai wanita?

“Aku tidak sedang menilai. Aku hanya menjawab pertanyaan kamu. Aku tidak menilai wanita karena kecantikannya dan kepintarannya. Bagiku wanita itu hebat karena dia menyadari kelemahan dan kekurangannya. Bukan berusaha menutupi kekurangannya dengan berusaha tampil hebat. Tapi dengan kesederhanaannya.”

“Tapi setidaknya Uda tertarik dengan kecantikan dan kemolekan tubuh wanita.”

“Ya. Itu manusiawi. Tapi tidak akan membuat aku membeli untuk transaksi sex. Tidak pernah. “

“Mengapa?

“Aku berusaha untuk tidak jadi pecundang yang menggunakan uang membeli kepalsuan. Tidak.” 

Yuni tahu benar akan sikap Jaka itu. Ini bukan soal munafik tapi setiap orang punya standar sendiri sendiri untuk membawa wanita ketempat tidur. Yuni harus maklum walau dia bertemu dengan Jaka yang punya standar langka diantara banyak laki laki. Yuni bisa membuktikan itu selama lebih 10 tahun bersahabat dan bermitra dengan  Jaka. Pernah, bahkan sering dalam business trip, memaksa dia satu kamar hotel dengan Jaka. Jaka tidak pernah menyentuhnya, walau dia menanti sepanjang malam untuk di sentuh . Lambat laun kebersamaan dengan Jaka,  menyadarkan dia, arti kehormatan dan nilai persahabatan itu tidak harus di campur dengan sex. Walau kemungkinan itu bisa saja terjadi tapi hanya option. Dan option Jaka tetap tidak menyentuhnya.
.
Dengan email dari Jaka itu, Yuni harus menutup lembaran hidupnya menaklukan seorang Jaka. Dia harus melanjutkan hidupnya. Kini dia seorang janda. Punya tabungan puluhan miliar , punya apartement di Jakarta, Singapore,. Dia anggota priority banking berkelas dunia yang memberikan layanan investasi dengan fixed income diatas biaya hidupnya sebulan. Secara materi dia aman dan secara psikis dia harus lebih baik karena melihat putrinya tumbuh sehat dan cerdas. Apakah ada yang lebih di syukuri dari seorang ibu, di banding menyaksikan anaknya sukses sebagai manusia berakhlak dan berilmu? Sebagai sahabat Jaka telah mentunaikan perannya. Sebagai mitra bisnis, Jaka telah mendelivery semua commitment nya kepada Yuni. Apalagi?
***
Namun kesendirian seringkali lebih mematikan daripada sebilah belati. Caranya membunuh begitu perlahan, terkadang menyerupai kenikmatan. Kesendirian tidak membunuh tubuh, melainkan jiwa. Lihatlah Yuni. Ia terlalu terpukau pada photo bersama Yuli dan Jaka ketika liburan ke Istanbul, hingga sering lalai pada tubuhnya. Kenangan demi kenangan ia resapi dan cumbui seperti aroma Istana Sultan Muhammad Al Fatih. Yuni bukan kehilangan kecantikan fisiknya. Ia kehilangan sebagian jiwanya. Terbunuh perlahan bukan oleh belati, namun kesendirian itu.  Telah setengah tahun Yuli tinggal di Asrama di Singapore. Ini keputusan Jaka karena Yuni terlalu sibuk sehingga tidak ada waktu untuk Yuli. Karena itu Yuni depresi. Ketika Holding terbentuk, dia kembali dengan kebiasannya mabuk di Bar. Akhirnya Jaka terpaksa memberhentikannya sebagai Presiden Direktur.
Sehari hari Yuni tidak melakukan apa apa dan bila malam hari dia menghabiskan waktunya di Bar atau café berkelas. Kadang dia pergi ke luar negeri bersama teman temannya hanya untuk mencari kesenangan yang tidak jelas. Yang pasti dia kesepian di tempat ramai dan menumpang tawa ditempat ramai, dan akhirnya menangis di kesediriannya. Sebetulnya Yuni bisa tegar menghadapi berbagai derita demi derita. Dia terlatih berkorban, bahkan terhina. Namun ketika dia bertemu di Singapore, meminta agar Yuli kembali pulang, keadaan ini membuat dia rapuh dan kehilangan yang selama ini dia perjuangkan.
“Yuli engga mau kembali ke rumah ma.”
“Kamu anak mama. Mama engga bisa jauh dari kamu, sayang”
“Mama hanya bilang engga bisa jauh dari Yuli tapi kemana mama ketika Yuli butuh? Setiap hari mama sibuk dan jarang di rumah. Apalagi mama lebih banyak kumpul dengna teman teman mama di bandingkan Yuli.”
“Mama janji akan sediakan waktu sepenuhnya untuk Yuli. Mama janji. Pulang ya sayang.”
“Berkali kali mama janji berkali kali mama ingkari. Yuli bukan anak kecil lagi ma. “
“Kamu engga peduli dengan mama ya? Kata Yuli keras.
“Yuli sayang mama. Sayang sekali. Tapi Yuli ingin sekolah. Beri kesempatan Yuli untuk belajar tenang”
“Kamu sudah di racuni oleh Papa kamu, ya. Ingat dia bukan Papa kandung kamu. Dia orang lain bagi kita.”
“Yuli tahu Papa Jaka bukan papa kandung Yuli. Tapi dari kecil Yuli hanya tahu, papa Jaka ayah Yuli. Papa terlalu baik dengan kita mama. Kenapa mama selalu salahkan papa”
“Dia memang jahat.”
“Papa engga jahat, ma. Semua biaya Yuli di sini papa yang tanggung. Tiap bulan Yuli dapat kiriman uang. Setiap minggu papa telp Yuli. Apa mama pernah melakukan seperti itu kepada Yuli.?
“Dia pecat mama. Tahu kamu? “Kata Yuni dengan suara keras.
“Papa hanya rumahkan mama. Kalau mama bisa berubah, mama bisa kembali lagi ke perusahaan. Kan perusahaan itu sebagian milik mama. “Kata Yuli dengan tenang.
“ Kamu engga paham masalah mama dengan papa kamu”
“Ya Yuli memang engga paham. Itu urusan mama dengan papa. Yuli engga ngerti. Yuli hanya mau sekolah ma”
Yuni menangis sejadi jadinya. Dia bisa menghadapi segala duka dan lara sejak gadis namun dia tidak bisa menerima kenyataan ketika putrinya meragukannya. Dia terasa tersungkur di lubang hitam. Yuli memeluknya untuk menenangkannya. “Yuli sayang mama. Mama tenang aja. Bagaimanapun Yuli tetap anak mama. Yuli ingin masa tua mama, Yuli yang urus.  Yuli akan baik baik saja di sini. “Yuni hanya diam namun pelukannya semakin keras. Serasa dia tidak ingin melepaskan Yuli dari pelukannya. Dadanya seka. Terasa seluruh bumi beserta isinya di timpakan kepada dirinya.
“ Jadi kamu engga percaya mama akan berubah?
“ Percaya ma. Papa minta Yuli untuk terus mendoakan mama agar berubah. Yuli ingin mama seperti dulu lagi.”
“ Tapi engga mau ikut mama pulang..”
“ Yuli ingin sekolah mama…”
“ Kamu memang mau bunuh mama lambat lambat..”
“ Yuli sayang mama…”
Ketika kembali ke Jakarta, Yuni tidak tahu mau marah kepada siapa lagi. Mungkin dia harus marah dengan nasipnya terlalu buruk. Ketika Doni mengatakan tidak pernah mencintainya, dia bisa menerima. Ketika suami pertamanya menceraikannya dia bisa terima. Ketika Andi menceraikannya karena mau poligami, diapun bisa menerima. Tapi ketika Jaka menolak tegas jatuh cinta, dia tidak pernah siap. Terasa tidak ada gunanya dia hidup lagi. Selama ini dia jaga kepercayaan Jaka dan bekerja keras siang malam bagaimana mendatangkan laba untuk perusahaan, karena dia sangat mencintai Jaka. Itulah cara dia mengungkapkan betapa Jaka lebih berarti dari dirinya, bahkan waktu kebersamaan dengan putrinya dia korbankan. 
Tapi setelah dia dengan jujur mengungkapkan cinta, Jaka menolak untuk menikahinya hanya karena Jaka tidak bisa jatuh cinta lagi. Padahal Yuni tidak butuh status resmi sebagai Istri. Yuni hanya ingin pengakuan Jaka bahwa dia istri Jaka syah dihadapan Tuhan. Yuni engga butuh harta dan saham sebagai hak waris. Yuni hanya butuh Jaka. Itu saja. Tapi yang satu ini tidak bisa dia jangkau. “Tuhan, mengapa terlalu mahal pria bagi ku.” Rintih Yuni dalam kesendirian
Tak terasa air matanya mengalir. Seorang pria yang juga Capt Pilot memperhatikanya yang duduk di Business Class. Menyapanya “ Are you OK “. Yuni terkejut dan secepatnya dia menghapus air matanya. “ Yes, I am Ok.
“ Are you Singaporean?
“ No. I am Indonesian”
***
Sesampai di rumah Yuni terasa hampa. Dia hanyut dalam paranoia. Entah darimana, mungkin dari balik cermin itu, seseorang datang kepadanya dengan wajah sinis sambil berkata “Kamu bukan siapa siapa. Kamu sampah. Lihatlah putri yang kamu lahirkan dari rahimmu tida lagi memghormatimu. Semua pria yang pernah mampir dalam hidupmu satu satu pergi tanpa ada kesan mereka menyesal kehilangan wanita seperti kamu. Semakin kamu berharap, semakin kamu di tertawakan oleh mereka. Tahu mengapa? Karena kamu hanya mencintai dirimu sendiri. Apapun yang kamu korbankan karena kamu berharap kepada mereka. Itu hanya transaksional belaka. Tapi sebetulnya transaksi yang bodoh. Apa yang kamu berikan dan korbankan tidak punya jiwa membuat mereka harus berterimakasih. Itu yang kumaksud bodoh.
Usia kamu sudah 40 dan kini kamu tidak punya orang orang yang mencintaimu. Semua teman teman tawamu selama ini hanya mereka yang sanasif dengan kamu. Ya senasip karena mereka para wanita yang berstatus sebagai istri dan ibu yang tidak paham untuk apa status itu di pegang. Mereka marah kepada suami atau hidupnya namun sebetulnya mereka marah kepada diri mereka sendiri. Mereka menemukan kebahagian dari rasa benci kepada suami dan keluarga. Tapi sebetulnya mereka membenci diri mereka sendiri. Dan kamu larut dalam pergaulan bersama mereka. Semakin membuat kamu kehilangan rasa hormat atas dirimu sendiri. Untuk apa kamu hidup.? Mati adalah jalan tercepat untuk keluar dari kehidupan yang tidak adil.”
Yuni terpaku di hadapan cermin itu. Menatap wajahnya. Dia tersenyum membayangkan wajah Yuli dan kemudian wajah Jaka. “Selamat tinggal sayang. Semoga kalian baik baik saja. AKu memang harus pergi dan mati untuk orang orang yang aku cintai.” Pill tidur dia kumpulkan dalam satu genggam dan dengan tenang di telan semua. Dengan segelas air , semua pil itu tertelan masuk lewat kerongkongannya. Tak berapa lama dia merasa melayang menuju cahaya yang panjang. Namun entah mengapa nampak Jaka dan Yuli mengejarnya dan akhirnya berhasil menangkapknya dari tarikan cahaya putih itu.
Ketika matanya terbuka, di tatapnya ruangan semua nampak putih.” Yun…” Terdengar suara memanggilnya. Dia menoleh kesamping nampak Jaka dan Yuli.
“ Mama….” Yuli memeluk Yuni dengan air mata “Mama , Mengapa mama lakukan ini ? Mengapa mama? Katanya mama sayang Yuli. Jangan pergi tinggalkan Yuli. Yuli butuh mama…” Yuni membalas pelukan Yuli dengan lemah. Jaka menatap haru ibu dan anak di hadapannya.
“ Untunglah pembantu cepat telp aku. Sehingga aku cepat membawa kamu ke rumah sakit. “ Kata Jaka mengelus kening Yuni. “
“ Mama 2 hari tidak sadar. Papa terus dampingi mama tanpa tidur sama sekali. Yuli baru sampai tadi siang ma. Yuli dan papa terus berdoa untuk mama.” Kata Yuli masih dalam isakan tangis.
“ Maafkan aku uda..” Kata Yuni lirih dengan airmata mengalir dari tubir matanya. “ Mama sayang Yuli, maafkan mama ya. “ sambung Yuni sambil membelai kepala yuli yang masih dalam dekapannya.
Dokter masuk ke ruangan. Setelah memeriksa, dokter pastikan Yuni akan baik baik saja namun masih harus tetap istirahat di rumah sakit.
“ Uda istirahat ya. Muka uda pucat.”  Kata Yuli seraya memegang lengan Jaka.
“ Aku engga apa apa.”
“ Uda istirahat , nanti sakit.  Pulanglah. Aku baik baik aja.”
Seminggu di ruman sakit, Yuni sudah boleh pulang. Jaka menjemputnya di Rumah sakit. Yuli tidak bisa ikut menjemput ibunya karena sudah kembali ke Asrama di Singapore.
Dalam perjalanan dari RS ke rumah, Yuni hanya diam sambil memejamkan matanya. “ Uda, terimakasih ya. Udah selamatkan hidup Yuni untuk kedua kalinya.” Kata Yuni lirih dengan tetap memejamkan mata.
“ Kamu beruntung  untuk kedua kalinya…Tuhan masih beri kamu kesempatan untuk bertobat.” Kata Jaka.
Yuni hanya diam.
“ Yun, kalau kamu ingin Yuli pulang, aku akan bujuk. Kalau kamu larang aku ikut camput soal Yuli, aku akan mundur. Apapun selagi kamu senang, yun, aku akan ikut”
“ Uda..boleh aku Tanya ?
“ ya…”
“ Mengapa uda begitu baik dengan aku ?
Jaka hanya diam…
“ Uda jawablah… aku ingin uda jujur. Agar aku jelas bersikap”
“ Yun..sebelum kita buka usaha, setahun lebih kita bersahabat. Selama itu kamu tidak pernah tanya pekerjaan ku. Kamu selalu menaruh hormat kepadaku. Berkali kali kamu SMS, aku tidak jawab, kamu tetap tidak kehilangan harapan untuk terus bersahabat denganku. Aku tahu ketika kamu bertemu dengan ku, itu perjuangan tersendiri. Karena aku lihat keringat di kening kamu masih membekas. Kamu lelah. Namun semangat mu tetap terpancar. Penuh semangat. Berkali kali aku beri kamu uang, kamu tolak dengan halus. Harga diri dan kehormatan sangat tinggi. Kamu bukan wanita biasa.
Yang membuat aku terkejut adalah ketika aku mengundangmu makan malam dengan teman orang asing, kamu bisa bahasa inggeris dengan baik dan bahasa mandarin kamu juga sempurna. Cara kamu berkomunikasi menunjukan kamu bukan wanita biasa. Naluri bisnisku mengatakan bahwa kamu punya potensi. Tapi belum cukup untuk memicu agar kamu menjadi petarung sebagai pengusaha. Ketika kamu bercerai dan memelas dihadapanku untuk mendapatkan pekerjaan. Aku melihat ada kekuatan besar di balik wajah dukamu. Saat itulah aku yakin kamu bisa menjadi mitraku.
Terbukti setelah aku beri kesempatan , kamu bisa belajar cepat dan berkembang dengan pesat. Bahkan di luar dugaanku. Dan ketika kamu di tipu oleh mitramu sehingga kamu bangkrut kamu sempat bunuh diri.Saat itu aku tahu kamu punya loyaitas tinggi kepada ku. Tapi bukan hanya karena loyalitas atas dasar uang tapi karena cinta. Cinta adalah soal kehormatan dan pengorbanan. Itu sebabnya jiwa samurai itu tinggi karena mereka membayar kegagalan dengan nyawanya, bukan hanya mengundurkan diri. Ingat engga kamu ketika kamu siuman, kamu berkata kepadaku “ uda, aku gagal, Kalau hanya di penjara rasanya tidak cukup untuk membayar kegagalanku. Kematian adalah hukuman tepat untuk ku.” itu tidak pernah aku lupa, Yun. Aku mencintaimu karena kamu punya rasa hormat. Itu sebabnya aku menjaga jarak agar emosi positip kita tetap terjaga.
Ketika kamu jatuh cinta dengan Andi , aku tidak terkejut. Karena memang qualifikasi pria yang cocok untuk kamu adalah Andi. Karena Andi memperlakukan wanita seperti keyakinannya beragama dan ini ternyata tidak sesuai dengan standar yang kamu suka. Kamu ingin memiliki pria. Karenanya kamu lakukan apa saja untuk menguasainya.Tapi kamu lupa bahwa kita tidak berhak atas hidup orang lain dan tidak berhak memiliki kecuali Tuhan. Ketika kamu berharap ingin memiliki maka saat itulah kamu harus siap kecewa dan menderita.
Karenanya walau aku mencintaimu,  aku tidak mau jatuh cinta dengan mu. Aku ingin persahabatan kita atas dasar hormat tanpa ada diantara kita ingin memiliki atau menguasai. Aku beri kamu kepercayaan sepenuhnya. Aku menyerahkan sistem management bekerja efektif untuk mengawasi dan mengedanlikan kamu tanpa aku intervensi. Tujuanku agar kalau kamu berhasil, itu memang karena jerih payahmu tanpa harus  di puji. Kamu tidak butuh pujian karena kehormatan mu di hadapanku adalah pujian yang tak bertepi.
Kamu kan tahu ,aku tidak pernah ambil deviden dari keuntungan perusahaan yang kamu kelola. Semua deviden kukembalikan ke perusahan sebagai cadangan laba untuk ekspansi. Sementara walau kamu hanya punya saham kosong namun setiap tahun sahammu aku hargai tunai melalui deviden out. Itulah cara aku menghormati jerih payahmu dan menghargaimu.
Nah mengapa aku baik kepadamu? Karena kamu punya kehormatan sebagai sahabat, sebagai mitra. Terbukti kamu tidak pernah salah gunakan kekuasaan kamu dan prestasi kamu terus meningkat. Berkali kali aku tahu kamu di pancing orang untuk mengkhianatiku dalam kemitraan kita tapi kamu tidak pernah terpancing. Aku tahu itu tidak mudah. Jadi sebetulnya kebaikan demi kebaikan yang kamu rasakan atas sikapku bukanlah hal yang luar biasa. Itu human being. Karena kamu sangat mencintaiku dan tentu aku harus mendelivery hal yang sama. Bagiku jangankan kepada orang baik seperti kamu aku  harus berbuat baik, kepada orang jahatpun aku akan berusaha bersikap baik. “
Jaka menghela napas panjang. Yuni membuka matanya dan melirik kearah Jaka. ‘
 " Kenapa dengan hidup Yuni? Yuni yatim piatu di usia remaja. Janda di usia muda. Berkali kali  berhubungan dengan pria berujung kekecewaan. Begitu banyak cobaan datang sampai batas akhirnya Yuni sadar bahwa memang inilah jalan hidup yang di kehendaki Tuhan kepada Yuni.
“ Itulah cara Tuhan mendidik kita agar kita sempurna. Kamu tahu sejak tahun lalu , kekuasan ku sudah di lucuti di Holding oleh kreditur. Karena kondisi cash flow semua unit bisnis menurun. Pasar menyusut , penjualan menurun, laba menurun , sementara Bunga bank dan cicilan harus terus dibayar. Aku di beri waktu selama setahun untuk memberikan solusi. Belum lagi aku harus menghadapi kasus gugatan hokum dari mitra bisnis ku. Di tambah lagi aku masuk daptar yang di suspect oleh otoritas keuangan international karena leverage trading dan insider trading. Kalau memikirkan karyawan dan tanggung jawan kepada mitra bisnisl rasanya aku tidak bisa bernafas. Tapi aku hadapi dengan tenang.
Satu demi satu masalah dapat aku selesaikan. Kreditur kembali menyerahkan kekuasan holding kepadaku. Kasus leverage trading dan insider trading dapat aku selesaikan dengan baik. Segala kecurigaan otoritas dapat aku buktikan bahwa aku bersih. Gugatan hokum dari mitra bisnis dapat aku menangkan. Semua itu bukan karena aku hebat tapi Tuhan yang hebat. Untuk terus menguji kesabaran dan kekuatanku. Tujuannya adalah agar aku tetap rendah hati dan berjalan di jalan Tuhan.
Yun, sebaik apapun kita kepada sahabat, sahabat palsu akan selalu ada. Kita tetap harus terus menjalin persahabatan. Sebanyak apapun kita memberi, akan selalu ada orang tidak bererimakasih. Kita tetap harus terus memberi. Bagaimanapun kita mencintai dan berkorban , pengkhiatan akan selalu kita termui. Kita tetap harus selalu mencintai dan berkorban untuk orang lain. Seberapa keras kita mengumpulkan harta , itu bisa kapanpun hilang sekejap. Tapi kita tetap harus bekerja keras dan berpikir positip. Itulah hidup. Ini bukan soal suka tidak suka, senang tidak senang. Semua bukanlah antara kita dengan orang lain tapi antara kita dengan Tuhan. Tujuannya agar kita sabar menghadapi masalah untuk tetap di jalan Tuhan. Yakinlah bahwa Tuhan tidak pernah memberikan cobaan di luar batas kemampuan manusia. ”
“ Uda…” Yuni memeluk lengan Jaka sambil menangis “Uda, benar dengan semua yang uda katakan. Tapi Yuni tidak tahu keadaan uda di Hongkong sampai segitu parahnya. Ternyata uda sedang dalam keadaan sulit ketika Yuni sedang gila gilanya. Yuni terus merepotkan uda dengan ulah Yuni. Uda..maafkan aku. Yuni janji akan berubah. Sekarang  Yuni paham mengapa uda begitu baik  kepada Yuni.
Jaka hanya diam sambil mengenggam jemari Yuni.
“ Uda tahu.” Srru Yuni”  Sebelum kejadian ini, aku ke Singapore. Yuli nampak begitu yakinnya kepada Uda. Walau dia tahu uda bukan ayah kandungnya tapi rasa terimakasihnya kepada uda besar sekali. Dia tidak terima Yuni salahkan uda. “
“ Aku mencintai Yuli dengan tulus karena Yuli adalah putri kamu, buah hati kamu. Kalau aku bisa mencintai kamu sebagai sahabat maka aku juga harus bisa peduli dan kasih kepada anak kamu. Tapi kalau karena itu kamu merasa tidak nyaman, engga apa apa Yun. Aku akan jaga jarak dengan Yuli…”
“ Engga uda. Apapun yang terjadi dengan kita, Yuli tetap putri Uda. Didiklah dia seperti uda mendidik anak sendiri. Yuni senang kok mendengar Yuli panggil Uda,  papa, tanpa ragu sama sekali. Bertahun tahun Yuni lihat keakraban dan perhatian uda ke Yuli membuat Yuni kadang menangis bahagia walau dalam dekapan  malam sepi. Tuhan mengirim Uda ke Yuni karena Tuhan sayang Yuni. “ Yuni terdiam namun airmatanya menganak sungai.
Jaka tersenyum dan mengusap air mata Yuni “ Kamu wanita hebat, Yun, Jangan nangis. Kalau nangis jelek kamu , tau ? Kata Jaka. Yuli tersenyum." 
" Ya Uda. Yuni ngerti. Boleh aku kembali ke perusahaan ?
“ Silahkan, Kapan aja kamu suka.?
“ Tapi Yuni akan umroh dulu uda. Boleh ya.”
“ Boleh.”
“ Ajak Yuli ya”
“ Bagus. “
“ Bulan depan Yuli libur panjang  Yuni akan jemput ke Singapore terus Umroh”
***
Sepulang dari Umroh , Yuni kembali aktif di Perusahaan. Passion nya kembali seperti dulu.  Jaka senang karena Yuni sudah sangat sibuk dan Yuli tetap tenang tinggal di Asrama. Yuni tidak lagi membahas soal keinginannya dinikahi oleh Jaka. Keliatannya Yuni tahu bahwa tidak mudah bagi Jaka mengambil keputusan. Memang sangat sulit membuat Jaka mengambil komitmen. Tapi sekali dia ambil komitmen dia tidak akan mundur walau selangkah.  Yuni bisa buktikan itu ketika Jaka mengambil komitmen untuk mendukungnya mendirikan perusahaan. Butuh setahun lebih Jaka berpikir dan selama itu dia nampak hati hati bersikap terhadap Yuni. Tidak pernah memberikan janji bahwa bisnis itu mudah dan menyenangkan. Jaka selalu punya planning terhadap target nya dan dia cepat sekali mengambil keputusan drastic bila planning nya tidak sesuai dengan targetnya. Bagi Jaka apapun rencana harus di uji dengan berbagai cara untuk memastikan rencana itu terukur dengan baik.
Bagi sebagian orang yang belum mengenal Jaka, pertama kali bertemu akan terkesan bahwa Jaka orang yang mudah di taklukan. Karena Jaka bersikap dengan jiwa humanis nya. Mendengar dan mengikuti arus orang bermain. Namun orang lupa bahwa Jaka sedang mempelajari karakter orang yang akan deal dengan dia. Ibarat petarung, Jaka selalu membuka diri di pukul lawan. Itu bukan karena dia Bodoh dan lemah tapi itulah caranya mengukur kekuatan lawan. Dan ketika dia menyerang balik maka yang keluar adalah karakter nya sebagai pengusaha. Orang akan terkejut dengan sikapnya. Seakan menilai Jaka plin plan atau tidak sesuai kata dengan perbuatan. Itulah Jaka. Dia tidak melihat proses bagaimana keputusan itu diambil tapi bagaimana keputusan itu dibuat.
Yuni sadar apa yang selama ini Jaka lakukan terhadapnya, tak lain adalah gabungan antara jiwa humanisnya dan jiwa bisnis nya. Yuni tahu bahwa banyak wanita cantik di sekitar Jaka yang berkeja di lingkungan perusahaannya. Jaka tidak pernah terlibat affair dengan mereka. Tidak pernah tergoda untuk merayu mereka. Jaka akan nampak akrab ketika orang itu belum sebagai eksekutif nya tapi setelah duduk sebagai mitranya maka semua menjadi formal. Kalaupun ada sentuhan pribadi maka itu hanya berkaitan dengan keluarga. Jaka sangat perhatian dengan semua keluarga dari eksekutifnya. Acara apapun dia pasti datang kalau di undang. Bila bertemu mereka dengan dia maka yang pertama di tanya adalah keluarga.
Yiuni tahu , kalau orang bilang pria mudah dijatuhkan karena wanita, harta dan tahta. Tapi bagi Jaka untuk hal itu  bukan sesuatu yang membuat dia mudah ditaklukan. Wanita? dia punya uang dan akses bergaul dengan kalangan sosialita dan jet set tapi dia tidak pernah manfaatkan untuk menndapatkan kesenangan dari wanita. Dia angota club mewah tempat nongkrongnya premium escort international tapi dia tidak pernah gunakan dompetnya untuk “jajan”.
Harta? Dia punya keanggotaan credit card private banker yang unlimited. Dia bisa beli apa saja tapi dia tidak memanjakan dirinya dengan harta yang ada. Rumah untuk keluarganya sederhana saja. Bahkan rumah eksekutifnya lebih mewah. Dia tidak punya kendaraan pribadi. Dia hanya pakai kendaraan tergolong mewah bila untuk urusan perusahaan. Dia mendidik keluarganya sesuai dengan prinsip hidup sederhana. Karenanya engga usah kaget bila istri dan anak anaknya tidak tahu banyak tentang bisnisnya. Jaka ingin agar anak anaknya tumbuh menjadi diri mereka sendiri tanpa hidup dari bayang bayang dia sebagai ayah yang pengusaha.
Kekuasan? Dia punya perusahaan tersebar di berbagai Negara. Dengan karyawan lebih dari 10 ribu orang. Dengan posisinya itu dia bisa saja memaksa orang mengormatinya dan membuat aturan bagaimana standar penghormatan terhadap dirinya. Tapi  itu tidak dia lakukan. Dia menjauhi hasrat melakukan aktualisasi diri untuk menunjukan kekuasaanya sebagai pengusaha. Berbagai tawaran dari partai untuk mencalonkan sebagai anggota legislative, dia tolak dengan cara halus. Jadi kalau orang memburu kekuasaan  untuk meraih harta , bagi Jaka kekuasan membuat dia bagai duduk diatas bara , yang memaksa dia harus rendah hati agar terhindar dari sifat sombong. Karenanya harta sebagai pemicu membuat orang sombong di jauhinya dengan tidak menjadikan deviden perusahaan untuk menumpuk harta pribadi tapi di gunakan untuk ekspansi bisnis yang memberikan dampat kepada penyediaan lapangan kerja.
Semakin Yuni mengenal Jaka semakin dia sadar bahwa Jaka terlalu jauh untuk dia raih. Tapi Jaka tidak pernah mentertawakan harapannya untuk di nikahi. Itulah Jaka yang tahu menjaga perasaan orang lain tanpa ingin membuat orang merasa rendah dihadapanya. Yang pasti di hadapan Jaka , semua orang merasa istmewa. Bahkan untuk orang yang baru mengenalnya. Karena sifat inilah kadang membuat orang GR. Dan ketika harapan dan persepsi tentang  Jaka tidak sesuai keinginan mereka, mereka akan kecewa. Jaka tidak pernah memikirkan orang  menilai apa tentang dia. Baginya nilai itu hanya ada di hadapan Tuhan. Dia mudah memberi tapi selektif dan rasional.  Dia mudah mengalah dan berkorban tentu untuk alasan yang jelas dan itu hanya Tuhan tempat sandarannya bersikap.
Yuni harus kembali menata hidupnya. Bagaimanapun Jaka adalah berkah dari Tuhan untuk dia. Jaka akan menjadi inspirasi bagi dia untuk kuat sebagai wanita, ibu dan juga mitra bisnis. Jaka akan abadi dihatinya sebagai orang yang dia cintai namun dia harus memahami bahwa Jaka tidak di miliki oleh siapapun.. Dia milik Tuhan.
Itulah sebabnya Yuni bisa dengan ringan memulai harinya di perusahaan. Pagi itu dia menghubungi Jaka untuk membahas suatu peluang bisnis yang proposalnya telah dikirim oleh holdingnya sebulan lalu. Jaka kebetulan sedang di Singapore rapat bisnis. Yuni berangkat ke Singapore siang hari untuk membahas rencana bisnisnya. 
Dalam rapat bisnis dikantor Jaka di kawasan Orchard , hadir seorang wanita. Wanita itu peranakan Asia Eropa. Cantik dan berkelas. Wanita itu memberikan kartu namanya. Tertera jabatannya sebagai banker di Hong Kong. Yuni perhatikan cara wanita itu bicara, percis seperti dia bicara dengan Jaka. Akrab dan hangat. Apakah ini another lady dari Jaka? Ataukah memang semua wanita merasa nyaman dekat dengan Jaka? Yuni semakin merasa rendah dan malu dengan sikapnya selama ini yang terkesan berlebihan.
‘ Yun , coba kamu jelaskan detail business yang kamu usulkan itu kepada Esher.” Kata Jaka.
“ OK. Saya berencana untuk akuisisi perusahaan yang terdaftar di Singapore. Perusahaan ini mengkhususkan bidang bisnis pelayaran untuk melayani proyek offshore minyak dan gas. Tapi karena harga minyak jatuh, banyak proyek oil and gas yang menghentikan produksinya, perusahaan ini kesulitan cash flow. Hutang ke bank tidak bisa di bayar. Pihak lending bank ancam akan lelang perusahaan tersebut. Dari pemegang saham, kita dapat informasi bahwa neraca perusahaan masih ada uang tunai sebesar USD 8 juta. Total asset dalam kondisi terburuk senilai USD 350 juta. Kalau di jual cepat harga bisa USD 300 juta. Hutang yang jatuh tempo USD 120 juta. Pihak  bank bersedia hair cut sebesar 20%. Pemilih mau lepas dengan harga USD 95 juta. Jadi kita hanya cash out untuk akuisisi ini senilai USD 191.” Kata Yuni dengan lancar. Jaka perhatikan Esther memperhatikan dokumen proyek yang Yuni serahkan.
“ Mengapa jual begitu murah” Tanya Esther sambil mengerutkan kening
“ Mereka mau cut loss karena sudah tiga tahun mereka bleeding terus. Engga ada  peluang untuk bisa recovery. Maka mereka putuskan untuk jual.”
“ Apa rencana  bisnis untuk akuisisi ini? Kata Esther
“Kita akan gunakan sebagai floating  power untuk daerah terpencil atau proyek proyek yang ada di Afrika yang butuh pembangkit listrik. Sebagian kita gunakan untuk kapal penangkap ikan. Sebagian lagi untuk angkutan shale gas di Indonesia. “
“ Apakah ada off take guarantee ?
“ Kita sudah dapat kontrak dari developer China yang punya proyek di Afrika. Juga dapat kontrak dari perusahaan tambang di Venezuela yang butuh power. “ Kata Yuni menyerahkan dokumen kontrak yang di maksud. “ dan untuk kapal penangkapan ikan, group kita akan pakai sendiri dengan  skema BBHP. Jadi secure. Juga untuk angkutan shale gas akan di pakai oleh group sendiri.” Sambung Yuni menyerahkan dokumen kontrak dari salah satu unit  bisnis dibawah holdingnya.
“ Jaka, ini proyek bagus. Kami akan berikan solusi pembiayaan secepatnya ? Kata Esther
‘ Secepatnya ?  berapa lama ?
“ Saya tidak bisa pastikan”
“ Kalau anda tidak bisa pastikan, sebaiknya tidak perlu di proses. Saya hanya ada waktu sampai akhir bulan ini. Atau tepatnya seminggu lagi.  Pemilik perusahaan akan melakukan lelang terbatas untuk melepas perusahaannya."
Esther menatap Jaka dengan mata tajam seakan minta Jaka menjawab tekanan dari Yuni.

“ Yun, kamu punya alternative lain sumber pembiayaan “
“ Tentu ada alternative lain. Selalu ada.”
“ Yakin?
“ 100 % yakin.”
“ Ok kalau gitu kita sudahi meeting. Thank esther for your coming” kata Jaka menyalami mereka berdua.
Ketika Yuni hendak keluar dari kantor, Jaka berkata “ Hebat kamu bisa kalahkan Esther. Pastikan alternative itu lebih baik ya.”
“ Kan Uda yang didik aku” kata Yuni tersenyum.
“ Murid yang lebih hebat dari gurunya. “
“ Engga mungkinlah. Uda. Oh, aku pulang besok aja ya. Mau masakin sarapan pagi untuk Yuli di apartement. Katanya dia kangen masakan mama. Besok kan sabtu. Jadi aku ada waktu sabtu minggu bersama  Yuli.”
“ Bagus. Yun. Biasakan itu ya. Kamu hanya punya anak satu satunya, Itu real asset kamu"
‘ Uda pulang hari ini ?“ Nampak wajah Yuni berharap Jaka punya waktu semalam saja di Singapore
“ Ya. Putri ku mau kenalkan pacarnya ke aku. Kita janji makan malam di rumah”
“ Ok.  Salam untuk ibu dan anak anak di rumah.”
Yuni segera masuk lift. 
***
Bersama team direksi di holding , Yuni bekerja keras mendapatkan solusi pembiayaan. Rencana mereka adalah menerbitkan global bond atas nama special propose company  di bawah hukum trustee di wilayah bebas pajak, BVI. Alasanya penerbitan global bond di wilayah ini tidak memperlukan izin dari otoritas. Global bond ini didukung dengan exit strategi yang kuat. Dimana setelah akuisisi di laksanakan dan struktur model bisnis baru settle maka akan di adakan refinancing melalui lembaga perbankan di China. Sudah ada beberapa bank yang berminat. Apalagi sebagian kapal akan di gunakan untuk mendukung BUMN china yang punya bisnis di Afrika dan Venezuela.
Agar dapat menjual cepat bond dimaksud maka mereka menghubungi Perbankan di Macao yang punya pengalaman menerbitkan SBLC dengan back up Global Bond. Yield yang di tawarkan cukup menarik dari sisi penerbit maupun pembeli. Apalagi transaksi ini bebas pajak. Bank yang akan mem financing SBLC tersebut sudah siap. Yang jadi masalah adalah belum ada dukungan underwriter dari trust company. Padahal tanpa itu bank tidak mungkin mau menerbitkan SBLC. Yuni sedikit panik ketika dapat laporan dari team nya bahwa bank di Macau butuh jaminan resiko bila exit strategy gagal. 
“ Bu, kita harus lapor pak Jaka soal ini.Waktu kita engga banyak” Kata salah satu direksi kepadaa Yuni yang nampak tegang. Yuni tidak yakin Jaka akan memberikan dukungan penuh karena dia sendiri yang menentukan pilihan ini. Solusi dari awal sudah di berikan oleh Jaka melalui Esther. Tapi di tolaknya. Betapa rendah dan malunya Yuni kalau sampai Jaka menyesali sikapnya. 
“ Tidak! Kita harus cari jalan keluar. Engga mungkin bicara dengan bapak soal ini. “ Kata Yuni tegas.
“ Ibu..kita engga punya waktu. Solusi tidak ada lagi. Come on. “
Yuni nampak tegang. Salah satu direksi memberikan gagang telp “ Ibu , tinggal telp bapak selanjutnya masalah kita selesai. Lusa kita udah bisa ikut lelang pengambil alihan perusahaan itu”
‘ Beri saya waktu 15 menit untuk berpikir.” Kata Yuni.
Akhirnya setelah 15 menit YUni memutuskan untuk bicara dengan Jaka. Semua direksi lega. 
Yuni keluar dari ruang meeting dan pergi ke kamar kerjanya untuk bicara via telp international dengan Jaka. 
“ Uda..”
“ Ya. “ terdengar suara Jaka seperti di dalam subway..
“ Aku ada masalah..”
“ Masalah apa?
“ Aku butuh trust company yang akan menjamin resiko atas  exit strategy yang ada”
“ Mengapa kamu ngotot sekali untuk akuisi perusahaan ini? 
“ Uda. Kita harus beli kapal sekarang. Harga lagi jatuh. Baja lagi jatuh harganya di pasar dunia karena China sedang tidak ekspansi insfrastruktur. Juga semua shipyard fullybook. Dan lagi tanpa kapal yang banyak engga mungkin program pemerintah bisa di jalankan, khususnya soal memanfaatkan potensi laut indonesia. Secara global ini saat nya kita ekspansi Uda.’
Jaka terdiam sebentar.
“ OK. Struktur funding nya sudah workable ?
“ Sudah.”
“ Confirmed semua?
“ Confirmed.”
“ OK. Saya akan minta Wenny contact kamu sekarang “
“ Siapa itu Uda ?
“ Sahabatku.Dia akan bantu kamu untuk mendapatkan solusi sampai terbitnya LC.
“Yuni engga pernah dengar namanya. Sahabat seperti apa ?
“ ya sahabat. Kamu mau solusi atau mau jadi investigator? 
“ Baik, uda. Yuni akan hubungi dia.”
“ Sebaiknya kamu keluar dari kantor , langsung terbang ke Hong kong sekarang.”
“ Ya uda.
Bersama team Yuni terbang ke Hongkong namun sesampai di Hongkong, Jaka sudah terbang ke Nanning. Mereka tidak bertemu. Sesuai telp dari Wenni, mereka janjian bertemu ke esokan harinya. Ketika bertemu di kantor di kawasan Wanchai, Yuni terkejut karena Wenni memang  Cantik namun terkesan kaku. Tanpa banyak basa basi, Wenni commit akan mengatur semua sampai SBLC terbit. Hari itu juga paperwork di kerjakan di kantor Wenni dan setelah itu mereka pergi ke Macau dengan heli untuk meeting dengan banker. Ke esokan harinya bank sudah terbitkan SBLC dan mengirimnya ke bank di singapore yang akan bertindak sebagai cutting house.
Hanya sehari sebelum lelang di buka, Yuni sudah siap dengan pendanaan. Sekarang dia yakin akan menang. Karena kemungkinan besar yang siap melakukan financial closing dalam waktu singkat adalah dia. Ini pelajaran dari Jaka yang dia terima. Bahwa kalau ingin unggul dalam akusisi pastikan uang kontan ada di tangan. Janga maju kalau uang belum siap. Itu akan buang waktu. 
Malamnya sebelum lelang di adakan, Yuni mengundang Wenni makan malam. Pada waktu makan malam itu datang Esther. Yuni sangat terkejut. Bagaimana mungkin Esther ada di acara makan malam ini. Apa hubungannya dengan Wenni. Ternyata setelah di jelaskan oleh Wenni tahulah Yuni bahwa Esther ada di balik suksesnya pengaturan yang di lakukan oleh Wenni. 
Saat itu Yuni semakin  merasa harus berterima kasih kepada Jaka. Karena sikapnya selama ini terkesan kekanak kanakan namun Jaka tetap sabar menghadapinya. Banyak wanita yang senasip dengan dia yang juga terkubur karena karir namun tetap berpikir positip. Weni adalah single parent dan Esther adalah wanita lajang yang tak pernah menikah.Usia mereka diatas 40 semua. Mereka baik baik saja. Tanpa berkeluh kesah dan selalu bersyukur. 
Malam itu mereka bicara banyak hal namun semua mengarah kepada Jaka. Masing masing mereka baik Wenni maupun Esther punya pandangan sama bahwa Jaka adalah sahabat yang menyenangkan. Esther berteman dengan Jaka lebih 20 tahun. Dan Wenni sudah 14 tahun berteman dengan Jaka. Selama ini mereka saling menjaga dan menghormati sebagai sahabat. Semua mereka sepakat bahwa Jaka sangat menghormati istrinya, dan baginya keluarga adalah nomor satu, walau tanpa di sadari dia punya waktu sedikit dengan keluarga. Tapi setidak nya keluarganya tahu dia berbuat untuk mereka.

Saat itulah Yuni mengubur dalam dalam harapannya untuk mendapatkan Jaka. Kini dia tidak akan mengharapkan siapa siapa. tapi kalau jodoh datang dia tidak akan menolak. Mengapa ? Hidup bersama suami akan lebih baik bila di bandingkan tanpa suami. Karena semua orang akan menua dan ketika itu pasangan sangat di butuhkan. Tapi kapan itu datang, Yuni tidak lagi berharap kepada manusia tapi kepada Tuhan.
BERSAMBUNG

No comments: